16

2.4K 231 11
                                    

27 Desember
1591 words
.
.
.

Wang Yibo memandangi pepohonan dan bangunan-bangunan yan terlewati dari dalam mobil.

Matanya tajam menerawang jauh. Wajahnya tenang tetapi menyeramkan. Sang sopir di depan sedikit bergidik karena aura yang dikeluarkan oleh tuannya, sepertinya tuannya itu sedang tidak dalam perasaan yang bagus.

Haikuan menatap tuan besarnya dari samping. Memang terlihat tenang, tapi ia tahu tuannya itu sedang menahan amarah.

"Tuan? Anda yakin tentang hal ini?". Tanya Haikuan hati-hati, ia tidak mau kebagian amukan tuannya. Masih sayang nyawa.

"Mn". Jawab Wang Yibo tanpa mengalihkan pandangannya dari pemandangan diluar mobil.

"Apa kita tidak menunggu mereka menyerang lagi saja?". Tanya Haikuan lagi, Wang Yibo tiba-tiba menoleh dan menatap Haikuan dengan tatapan menusuk.

Si pria bermarga Liu itu menelan ludahnya dengan susah payah.

"Ma- maaf, sepertinya saya salah bicara". Ujarnya.

Wang Yibo tidak merespon, ia kembali mengalihkan pandangannya.

"Tuan besar kita sudah sampai". Ujar sang supir setelah memberhentikan mobil yang ia bawa.

"Mn".

Wang Yibo keluar dari dalam mobil setelah sang supir membukakan pintu untuknya diikuti Haikuan  kemudian.

Pria tampan berusia dua puluh tujuh tahun itu berjalan dengan tegap diikuti Haikuan yang berada di belakangnya. Seiring kakinya melangkah suhu di sana ikut menurun.

Liu Haikuan bergidik, merapatkan jas yang ia kenakan. Dengan berjalan sepanjang lorong gelap yang lembap, ditambah aura yang dikeluarkan bos besarnya membuat suhu di sana semakin dingin.

Sesampainya di ujung lorong, terdapat sebuah pintu besi yang dijaga oleh dua orang  berpakaian hitam tertutup lengkap dengan senapannya.

"Siapa kalian?!". Tanya salah seorang penjaga disana sembari menodongkan senjata laras panjang kepada Wang Yibo dan Haikuan.

"Biarkan kami masuk". Haikuan yang menjawab, sementara Wang Yibo hanya terdiam dengan wajah datarnya.

"Tidak bisa! Kalian tidak menjawab pertanyaannya!".

Wajah Haikuan mengeras, ia paling tidak suka diperintah oleh orang lain.

"Kubilang biarkan kami masuk dasar sialan!". ujar Haikuan dengan nada tinggi.

Kedua orang penjaga itu bersiap-siap untuk menembak dua orang pria dihadapan mereka.

Haikuan berdecak.

DOOR!!

DOOR!!

"Tidak berguna".

Belum sempat kedua orang itu menembak mereka, Wang Yibo sudah lebih dulu menarik pelatuk untuk melubangi kepala kedua penjaga itu.

Haikuan tertegun.

"Buka pintunya". Perintah Wang Yibo kepada Haikuan dengan nada rendah.

"Ba- baik tuan".

BRAAAAK!!!

Dengan sekali tendangan, Haikuan berhasil mendobrak pintu besi itu. Membuat para penjaga yang berjaga di dalam langsung siaga dengan senjata mereka.

"Siapa kalian?!!".

DOORR!!

DOOORR!!!

Untitled [ YIZHAN ] ENDWhere stories live. Discover now