prolog

7.1K 8 0
                                    

"Do u wanna play sweetlips?" Suara berat yang sudah familiar itu terdengar menggema di dalam ruangan, bersamaan dengan suara langkah kaki tegas yang berjalan mendekati ranjang kayu dengan ukiran yang sangat indah, perpaduan warna hitam dan coklat pada tiang dan alas pada kasur itu menambah kesan mahal dan elegant. Disana lah gadis itu, tubuh yang hanya dibalut baju handuk putih polos, duduk menyender dengan kaki kanan diluruskan dan kaki kiri menekuk, badan setengah miring dan tangan lurus menggoda. Paha mulus itu nyaris terbuka sempurna, kalau saja gadis itu bergerak sedikit pastilah sudah terlihat paha putihnya.

Shit .

Lelaki normal dan dewasa sudah pasti kehilangan batas tahan nafsunya.

"Seperti yang asisten.. anda perintahkan tadi, tuan.., saya disuruh... menunggu... disini dan bergaya.....seperti ini," Gadis itu menjawab, mata nya tidak memandang ke lawan bicara, tampak rasa takut yang di sembunyikan dibalik matanya. Nada bicara yang tidak begitu lancar membuat siapapun yang mendengar tahu betul gadis itu sedang dilanda ketakutan yang hebat.

Senyum licik yang muncul di wajah pria yang sedang meletakkan segelas susu di atas meja kecil disamping ranjang membuat bulu kuduk gadis itu semakin berdiri, tanpa ia sadar posisi tubuhnya sudah tidak lagi seperti semula, gadis itu telah duduk merapatkan handuk dan kakinya, menyilangkan tangan di depan dada seperti sedang menjaga sesuatu. Pria itu mendekat dan duduk di tepi ranjang, menghadap ke gadis itu, dengan mata abu-abu, ukiran alis yang tebal dan tajam membuat gadis manapun terdiam menatap, seperti terhipnotis dan takkan memalingkan wajah, begitupun gadis ini, ia tidak ingin membohongi hatinya, mata pria ini membuat hati terenyuh, bagaimana mungkin mata seindah ini bisa memiliki sifat yang sangat tidak masuk di batas normal manusia jahat. Pikir gadis itu.

Tangan kekarnya menangkup kepala bagian belakang dan memajukan wajahnya, mendekatkan bibir nya ke gadis itu, terdiam. Tak ada kata lain selain mematung tak bergerak, tida ada perlawanan, dan tidak ada pula respons yang menerima. Hanya diam. Tapi pria itu tak diam, lidahnya mencoba menerobos katupan antara bibir atas dan bibir bawah gadis itu yang sangat rapat, tidak bercelah.

Dirasa tidak ada respons apapun, pria itu pun menyudahi ciuman yang -tidak bermakna?- sambil berdiri dan tersenyum licik, mengusap kecil puncak kepalanya dan melihat ke arah bibir merah muda yang baru saja ia coba itu,
"Seperti awal aku coba, masih manis"

Pria itupun berjalan meninggalkan gadis yang masih mematung, akalnya masih tak bisa mencerna apa yang terjadi.

-

"Kau yang menginginkan jadi seperti ini, kenapa malah tidak mengerti pekerjaan mu?" Ucapnya sebelum menutup pintu kamar itu.

***

Ini pembukaan, lebih kurang hehe.
Fllw dan votment biar aku sering updatee
Thx.

#anggap aja di gambarnya disamping ranjang ada meja yaa 😆

See u on next part sweetlips.

Vindicta - Love In RevengeWhere stories live. Discover now