01

7.2K 12 0
                                    

Happy readingg

Jangan lupa Vote sebagai uang parkir yaa :v


Roma, Italia - 2010

Malam itu udara cukup dingin, angin bertiup kencang dari arah barat ke timur. Ruang makan dengan dekorasi mewah dan makanan yang super lezat tersedia bebas diatas meja, lima orang yang duduk disana tidak mampu memecah keheningan dan kedinginan dimalam itu. Semua diam dan fokus pada makanan masing-masing, hanya suara decitan piring akibat pisau daging yang sengaja di tekan kuat oleh salah seorang gadis yang tampak kesal, terlihat dari raut wajah yang muram dan gusar, cemberut.

Tak berselang lama seseorang yang tampak lebih tua dari yang lainnya memecah keheningan malam itu

"Sepertinya mulai sekarang kamu harus perhatikan sikap, jangan seperti anak-anak lagi kalara, kamu penerus di keluarga ini, kamu anak tertua!" Tidak seperti bentakan, namun perkataan pria dewasa yang memiliki umur hampir dari setengah abad itu mampu mengintimidasi dada kalara. Tangan yang sedari tadi tampak mengepal kini memukul meja kuat, sambil berdiri dan menatap sinis ke arah pria dewasa itu

"Aku sudah bilang, aku tidak ingin menjadi penerus dari  pekerjaan kotor mu itu, aku tidak sudi" setelahnya kalara pergi dari ruang makan yang sangat amat besar itu. Dua orang berbadan tegap dan berpakaian serba hitam khas bodyguard mengikuti jejak langkah kalara.

"Lalu bagaimana jika aku mati, siapa yang akan memimpin kalara?" Dengan nada yang besar, suara yang mencerminkan kemarahan itu mampu membuat seluruh pelayan yang berdiri di sudut ruang menundukkan pandangannya.

"Ya sudah mati saja dan bubarkan ini! " Jawab kalara dengan tidak melihat ke lawan bicaranya itu.

"Dan kalian tidak perlu mengikutiku,!" Sambung kalara mengarah pada bodyguard yang mengikutinya.

Di ruang makan, lelaki dewasa tadi kembali angkat bicara pada satu anak perempuannya, terlihat lebih muda 2 tahun dibanding kalara.

"Tolong bicara pada kakak mu nanti, Rainey" dan hanya dibalas anggukan kecil saja.

◇◇◇

Kalara menyetir mobilnya dengan sangat tidak masuk akal, walaupun supercar mampu melewati batas kecepatan mobil pada umumnya tapi untuk ukuran malam hari dan jalanan licin seperti saat itu sangatlah tidak tepat.  Gesekan ban karet bertemu aspal licin membuat sedikit jejak di atas jalanan, mobil kalara berhenti didepan club mewah dengan aksen hitam dan biru metalic yang menjadi dasar dari bangunan itu, club dengan nama Kal Club adalah salah satu aset dari keluarga caleste, iya, itu keluarga kalara. Berasal dari keluarga caleste, sedikit menyenangkan-ralat . Sangat menyenangkan. Siapa yang tidak ingin? Lahir dari keluarga terkaya di negaranya, memegang hampir dari 2.5 bagian aset penting di negara itu. Semuanya mudah.

Namun kalara yang ingin hidup normal tanpa adanya campur tangan keluarga membuatnya berbuat sesuka hati, kalara tidak pernah berfikir kalau apa yang dia lakukan akan mencoreng kredibilatas keluarga caleste yang sudah dibangun bertahun-tahun oleh kakeknya dahulu. Dia tidak ingin menjadi penerus pekerjaan ayahnya, terlalu tidak masuk di akal gadis yang baru beranjak dewasa itu, menjual kokain?, menjual senjata? Oh itu sangat lucu, pikir kalara.

Kalara menuju ke salah satu pelayan dengan stelan lebih bersih dan sepertinya jabatannya lebuh tinggi yang ada disana,
"Carikan aku meja kosong, dan bawakan satu koktail dengan alkohol yang ringan saja" perintah kalara pada pelayan itu.

"Baik mrs. " jawabnya sigap.

Kal club malam itu sangat rame, mungkin karena ada birthday party dari salah satu pengunjung disana. Membuat semua meja penuh dan berdesakan. Tak heran disetiap sudut terdapat dua orang atau bahkan tiga atau empat orang yang saling berciuman panas, ternawa suasana bar dan dibawah pengaruh alkohol kuat. Sangat pergaulan bebas. Kalara yang melihat itu hanya acuh dan sedikit jijik, karena dirinya sendiri sepertinya berciuman hanya sekali dan itu tidak sengaja.

Vindicta - Love In RevengeWhere stories live. Discover now