🍁Zayvar 2

84 23 0
                                    


                  𝐒𝐞𝐥𝐚𝐦𝐚𝐭 𝐌𝐞𝐦𝐛𝐚𝐜𝐚
    

    Jam menunjukan pukul 06.30. Esthevania segera beranjak dari tempat tidurnya.

"Duh, bingung banget. Aku pakai baju apa ya? aku kan lupa bawa baju." Esthevania berjalan menuju lemari. " Hum, mari kita lihat. Disini ada apa aja ya?"

Esthevania membuka lemari dan menemukan banyak sekali baju.

tok tok tok

Ketukan pintu terdengar dari pintu kamar Esthevania.
"Masuk~" sahut Esthevania.

Seorang pelayan wanita membuka pintu.
"Permisi non. Di lemari sudah disediakan baju untukmu." ucap pelayan itu sambil tersenyum.

"Wah kebetulan saya sedang cari baju. Berarti ini semua baju untuk saya ya? Kalau gitu makasih mba." ucap Esthevania disambut senyum dari pelayan tersebut.

Pelayan nya segera pergi, dan Esthevania merapikan dirinya.

Gadis itu menuruni anakan tangga besar di rumah itu, untuk memasak. Sementara Zayvar sedang fokus bekerja dengan leptop nya di tepi kolam.

"Pagi ini cukup dingin, bentar aku akan mencari makanan yang cocok" ujar esthevania sambil membuka ponselnya. Search resep makanan. Sembari meneliti masakan yg akan dia masak, dia membuatkan coffee coklat untuk Zayvar.

 
   Tak berapa lama, ia membawakan zayvar coffee coklat
"Emm permisi, ada coffee coklat hangat untukmu." ucap Esthevania.

"Simpan saja dimeja, em.." jawab Zayvar yang terpotong. Ia lupa nama gadis dihadapan nya itu.

"Esthevania" Esthevania menimpali pembicaraan Zayvar

"Good. Saya Zayvar, kamu belum tau kan nama saya." ucap Zayvar. Ia tersenyum sekilas melihat kearah Esthevania, lalu kembali fokus pada layar leptop miliknya.

"Dimeja sudah tersedia black card untukmu, pakai saja, itu sudh menjadi milikmu" ucap Zayvar melanjutkan pembicaraanya

"Baiklah" jawab Esthevania

"Oh ya. Satu lag. Wajah kamu teduh sekali" sambung zayvar dengan sedikit senyuman senyum.

"Emm trima kasih atas pujianya." jawab esthevania dengan senyuman ramahnya.

Gadis itu bisa dibilang memiliki paras cantik yang tak membosankan, matanya indah, dengan senyumnya yang ramah dan ceria.

Saat Esthevania akan beranjak dari tempat itu, seorang anak kecil menghampirinya dan Zayvar.

"Bunda~" Suara malaikat kecil itu menyapa hangat suasana. Anak laki-laki itu memeluk sang gadis pemilik wajah teduh.

"𝐻𝑎ℎ? 𝐵𝑢𝑛𝑑𝑎? 𝑀𝑢𝑛𝑔𝑘𝑖𝑛 𝑖𝑛𝑖 𝑎𝑛𝑎𝑘 𝑦𝑎𝑛𝑔 𝑑𝑖𝑚𝑎𝑘𝑠𝑢𝑑. 𝑇𝑎𝑝𝑖, 𝑚𝑎𝑛𝑎 𝑦𝑎𝑛𝑔 𝑠𝑎𝑡𝑢𝑛𝑦𝑎 𝑙𝑎𝑔𝑖?" Esthevania membatin.

"Hai sayang" jawab Esthevania sembari jongkok untuk menyamai tinggi badan putra kecil kesayangan Zayvar itu.

Namanya Angkasa Alvarez Lorenzo Wijaya, putra dan cucu kedua dari keluarga Wijaya. Hatinya lembut bak sutra. Dia cucu kesayangan dan korban kejailan kakak laki laki juga om nya, mereka Bagaskara & Keyro

"Sebentar ya, eee bunda akan buatkan makanan untuk kalian." ucap Esthevania. Sepertinya ia masih canggung dengan panggilan tersebut. Tapi, walaupun tak terbiasa dengan panggilan itu, Esthevania senang jika dipanggil mamah oleh seorang anak laki-laki kecil tampan itu.

  Rasanya esthevania punya penyemangat semangat hidup setelah mendengar suara kecil itu.
"𝑆𝑒𝑛𝑒𝑛𝑔 𝑏𝑎𝑛𝑔𝑒𝑡 𝑏𝑖𝑠𝑎 𝑑𝑖𝑝𝑎𝑛𝑔𝑔𝑖𝑙 𝑏𝑢𝑛𝑑𝑎. 𝑂ℎ 𝑔𝑖𝑛𝑖 𝑦𝑎, 𝑟𝑎𝑠𝑎𝑛𝑦𝑎 𝑝𝑢𝑛𝑦𝑎 𝑎𝑛𝑎𝑘. 𝐵𝑒𝑟𝑎𝑟𝑡𝑖, 𝐸𝑠𝑡ℎ𝑒𝑣𝑎𝑛𝑖𝑎 ℎ𝑎𝑟𝑢𝑠 𝑑𝑒𝑤𝑎𝑠𝑎. 𝘠𝘦𝘴𝘴 𝘱𝘶𝘯𝘺𝘢 𝘢𝘯𝘢𝘬." gumamnya dalam hati sembari senyum lalu sekilas melihat zayvar yg tengah melanjutkan pekerjaanya

ZAYVAR [On Going]Where stories live. Discover now