🍁𝐙𝐚𝐲𝐯𝐚𝐫 𝟐𝟐

22 2 0
                                    

    𝙎𝙪𝙖𝙨𝙖𝙣𝙖 𝙗𝙖𝙧𝙪 𝙖𝙙𝙖𝙡𝙖𝙝 𝙩𝙚𝙢𝙥𝙖𝙩 𝙩𝙚𝙧𝙗𝙖𝙞𝙠 𝙪𝙣𝙩𝙪𝙠 𝙢𝙚𝙢𝙪𝙡𝙖𝙞 𝙨𝙚𝙨𝙪𝙖𝙩𝙪.

𝐒𝐞𝐥𝐚𝐦𝐚𝐭 𝐦𝐞𝐦𝐛𝐚𝐜𝐚....

     Hari-hari berlalu, Athalacia selalu mendatangi Angkasa setiap malam dan akan pergi pada pagi harinya. Setiap kali Angkasa mengetahui kedatangan Athalacia, ia berpura-pura tidur. Hingga tepat pada hari ini, Angkasa dinyatakan sembuh dan Keyro akan berangkat ke Jerman. Tapi, hal ini membuat Angkasa merasa sedih, karna dia sudah tidak lagi dapat berjumpa dengan Athalacia.

"Yeay~. Ujian selesai, saatnya bertemu daddy." ujar Bagaskara bersemangat sambil melompat kegirangan.

Velia dan King berjalan menuruni anakan tangga untuk menghampiri Bagaskara.

"Waduh-waduh. Semangat banget, ada apa ini?" tanya Velia sembari memberi senyum hangat pada cucu sulungnya.

Bagaskara tersenyum dan menghampiri kakek dan nenek nya.

"Iya gema. Bagaskara seneng banget, kan ujian sudah selesai. Jadi, Kara bisa ketemu daddy dan adek." jawab Bagaskara.

"Jadi, kamu mau berangkat kapan?" tanya King sambil tertawa.

"Sekarang." jawab Bagaskara dengan pasti.

King menggendong Bagaskara.

"Aduhh, kamu ini, tak terasa. Tarnyata papah dah tua ya mah. Cucu papah sudah besar." ucap King dan dibalas senyuman serta anggukan dari Velia.

"Kamu tidak mau tinggal disini dulu? Lagi pula, kan kalian libur. Di sini bareng gema sama gempa." tanya Velia dengan harapan jawaban iya dari Basakara. Namun Bagaskara menggeleng.

"Tidak gema. Kara dah kangen daddy soalnya. Nanti ya, kapan-kapan Kara ke sini sama Asa dan daddy." ucap Bagaskara dengan nada lembut. Ia memainkan wajah kakeknya dan mencium pipi King.

"Gempa baik-baik ya disini. Jaga kesehatan hehehe." ucap Bagaskara. King menurunkan Bagaskara. Bagaskara pun brgegas berlari menuju kamarnya dan menyiapkan bajunya.

Keberangkatan Bagaskara bersamaan dengan keberangkatan Keyro ke Jerman.

Angkasa dan Zayvar mengantar Keyro ke bandara, sekalian menjemput putra sulungnya yaitu Bagaskara.

"Daddy~" panggil Bagaskara sembari merentangkan tangannya dan berlari menuju keberadaan Zayvar dan Angkasa.

"Hati-hati Gas, awas jatuh." teriak Zayvar sambil berjongkok.

"Hehe iya dad." ucap Bagaskara sambil memeluk daddynya. Ia pun melihat ke arah Angkasa, "Dek, kamu dah sembuh?" tanya Bagaskara.

"Hu'um. Kaka, Asa kangen. Asa boleh peluk ga?" tanya Angkasa sambil merentangkan tangannya. Bagaskara memeluk erat adek sematawayangnya itu. Ia menghirup wangi punggung Angkasa dan mengusap punggungnya.

Zayvar terkekeh melihat kelakuan kedua putranya.

"Agas ga kangen ma daddy?" tanya Zayvar.

"Kangen lah dad." ucap Bagaskara sambil tersenyum menatap Zayvar. Bagaskara memeluk erat Zayvar yang jongkok menyamai tinggi badannya.

Zayvar menghirup punggung putranya. Begitu lama mereka tinggal berjauhan membuatnya rindu akan putra sulungnya. Ia mengusap punggung Bagaskara.

"Kamu gimana ujiannya? Lancar?" tanya Zayvar.

"Lancar lah dad. Apalagi, Kara dapet nilai tinggi di setiap mata pelajaran." jawab Bagaskara bersemangat.

"Wihhh keren anak daddy." ucap Zayvar memberi apresiasi pada putranya.

ZAYVAR [On Going]Where stories live. Discover now