🍁Zayvar 21

19 2 0
                                    

𝘼𝙩𝙝𝙖𝙡𝙖𝙘𝙞𝙖 :

      𝘼𝙠𝙪 𝙩𝙞𝙙𝙖𝙠 𝙞𝙧𝙞, 𝙝𝙖𝙣𝙮𝙖 𝙨𝙖𝙟𝙖, 𝙠𝙚𝙣𝙖𝙥𝙖 𝙝𝙖𝙧𝙪𝙨 𝙗𝙚𝙧𝙗𝙚𝙙𝙖? 𝙆𝙚𝙣𝙖𝙥𝙖 𝙖𝙠𝙪 𝙩𝙞𝙙𝙖𝙠 𝙨𝙚𝙗𝙚𝙧𝙪𝙣𝙩𝙪𝙣𝙜 𝙠𝙖𝙢𝙪 𝙀𝙨𝙩𝙝𝙚𝙫𝙖𝙣𝙞𝙖.
   __________________________________

𝐒𝐄𝐋𝐀𝐌𝐀𝐓 𝐌𝐄𝐌𝐁𝐀𝐂𝐀...

   Hari ini, Angkasa akan dipindahkan ke rumah sakit yang dekat dengan kantor Zayvar. Hari ini juga, Keyro pindah ke rumah baru Zayvar. Sedangkan Bagaskara, untuk sementara waktu, ia masih tinggal di rumah kakeknya.

Di ruang keluarga, nampak hanya Velia dan King yang duduk di sana. Esthevania segera menghampiri mereka.

"Om, Tante" sapa Esthevania memecah keheningan.

Velia dan King menoleh kearah Esthevania.
"Eh, Nia. Kenapa sayang?" tanya Velia disambut senyum hangat darinya.

Esthevania berjalan mendekat dan duduk disofa yang berhadapan dengan Velia dan King.

"Emm tante, om. Nia mau izin pamit, mau pindah." ucap Esthevania sambil menundukan kepalanya sekejap.

Velia dan King sedikit kaget. Raut wajah bingung terpampang jelas pada wajah mereka.
"Kenapa Nia? Apa kamu tidak nyaman di sini? apa yang membuatmu ingin pindah?" tanya King meminta alasan gadis itu pindah.

"Om, tante. Di sini sangat nyaman. Tapi, Nia juga ingin mandiri dan tidak bergantung pada keluarga ini. Bagaimanapun, keluarga ini sudah banyak bantu Nia." jelas Esthevania.

King dan Velia mengerti maksud Esthevania. Gadis itu sepertinya tidak enak pada keluarga itu. Pindahnya Zayvar dan yang lain, membuatnya sedikit canggung pada rumah itu. Lagi pula, ia harus mengurus perusahaan milik orang tuanya.

"Tapi bagaimana dengan tempat tinggalmu nak? Di mana kamu akan tinggal?" tanya Velia.

"Aku akan tinggal di aprtemen tante." jawab Esthevania dengan senyum meyakinkan.

King mengangguk "Baiklah kalau begitu. Kamu akan menempati Apartemen Wijaya. Tempatnya dekat dengan rumah baru Zayvar. Jadi, kalau ada apa-apa, Zayvar bisa membantumu." ucap King.

"Ah tidak perlu repot-repot om. Nia sudah mendapatkan apartemen." jawab Esthevania.

"Nia, ini kali terakhir kami membantumu. Trimalah bantuan kami nak." ucap Velia sembari memegang tangan Esthevania.

Esthevania pun hanya bisa mengiyakan sambil tersenyum. Mereka mengobrol-ngobrol di ruang tersebut.

"𝐾𝑎𝑚𝑢 𝑏𝑒𝑟𝑢𝑛𝑡𝑢𝑛𝑔 𝐸𝑠𝑡ℎ𝑒𝑣𝑎𝑛𝑖𝑎. 𝐷𝑖 𝑐𝑖𝑛𝑡𝑎𝑖 𝑜𝑙𝑒ℎ 𝑘𝑒𝑙𝑢𝑎𝑟𝑔𝑎 𝑖𝑛𝑖 𝑑𝑎𝑛 𝑑𝑖𝑝𝑒𝑟𝑙𝑎𝑘𝑢𝑘𝑎𝑛 𝑠𝑎𝑛𝑔𝑎𝑡 𝑠𝑝𝑒𝑠𝑖𝑎𝑙. 𝐴𝑝𝑎 𝑏𝑒𝑑𝑎𝑛𝑦𝑎 𝑎𝑘𝑢 𝑑𝑒𝑛𝑔𝑎𝑛𝑚𝑢? 𝑀𝑒𝑛𝑔𝑎𝑝𝑎 𝑝𝑒𝑟𝑙𝑎𝑘𝑢𝑎𝑛 𝑚𝑒𝑟𝑒𝑘𝑎 𝑏𝑒𝑟𝑏𝑒𝑑𝑎. " ucap Athalacia dalam hati.

Wanita itu, ternyata sedari tadi, berada dibalik dinding rumah tersebut. Ia melihat semua perlakuan baik keluarga itu pada Esthevania, yang membuatnya meneteskan beberapa bulir air mata. Rasa sesak didadanya membuatnya ingin meraung, berteriak melepasakan semuanya.

Ia menggigit bibir bawahnya, menahan agar tidak mengeluarkan suara sedikitpun. Dia tidak iri, hanya saja, emosional yang ia rasakan saat itu sangat berantakan. Hatinya seakan hancur. Darah seperti tak mampu lagi mengalir. Semua kerja organ seakan terhenti.

ZAYVAR [On Going]Where stories live. Discover now