🍁Zayvar 4

66 20 0
                                    

𝙀𝙨𝙩𝙝𝙚𝙫𝙖𝙣𝙞𝙖 :
          𝙏𝙪𝙝𝙖𝙣, 𝙩𝙧𝙞𝙢𝙖 𝙠𝙖𝙨𝙞𝙝 𝙩𝙚𝙡𝙖𝙝 𝙢𝙚𝙣𝙜𝙝𝙖𝙙𝙞𝙧𝙠𝙖𝙣 𝙨𝙖𝙮𝙖 𝙨𝙚𝙤𝙧𝙖𝙣𝙜 𝙢𝙖𝙡𝙖𝙞𝙠𝙖𝙩 𝙠𝙚𝙘𝙞𝙡 𝙥𝙚𝙣𝙜𝙝𝙞𝙗𝙪𝙧 𝙝𝙖𝙩𝙞.

    ________________________________

𝐒𝐄𝐋𝐀𝐌𝐀𝐓 𝐌𝐄𝐌𝐁𝐀𝐂𝐀...

   Angkasa sedang bermain sendiri diruang bermain. Tiba-tiba, pikiran jail muncul di benak Bagaskara dan Keyro. Keduanya kembali beraksi.

Keyro dan Bagaskara saling menatap satu sama lain. Merka bergegas melangkah ke arah yang berbeda.

Keyro membuka tutup saklar sehingga lampunya mati hidup. Sedangkan Bagaskara, ia membuat suara menyerupai hantu. Tapi, kayanya ga mirip deh. "Hihihi hahaha hohoho Angkasa anak durhaka."

Angkasa melihat lampu yang mati hidup. Ia juga mendengar suara bising. Angkasa segera berbalik, ia sontak kaget melihat wajah sang kakak yang diberi cahaya senter.

"hahaha" keyro dan bagaskara tertawa puas.

"Bunaaa~daddyyy huaaaa hiks hiks." Angkasa merengek cengeng.

"Ehh jangan nangis, kita cuma mau main bareng Asa. Iya ga Gas?" tanya Keyro sambil tersenyum licik dan mengangkat satu alisnya

"Nah iya, bener itu, Asa ga boleh cengeng." jawab angkasa

"Tapi kalian gangguin Asa terus. Kaka sama om jahat. Huh." ucap Angkasa sembari mendengus kesal dan segera meninggalkan ruangan itu bersama Keyro dan Bagaskara.

"Eh mau kemana Sa?" tanya Keyro.

"Kekamar." jawab Angkasa sedikit judes.

Angkasa melanjutkan langkahnya menuju kamar Esthevania.

Tok tok tok

"Masuk" sahut Esthevania dari dalam kamar. Ia segera menghapus air matanya.

"Buna, Asa ga bisa bukain. Pintunya terlalu tinggi." ucap Angkasa dari luar pintu.

"Iya sayang, sebentar ya, bunda bukain." jawab Esthevania bersemangat. Senyum manis terpancar dari wajahnya. Rasanya, energi telah terisi penuh setelah mendengar suara malaikat kecil itu.

Esthevania segera membuka pintu, lalu menggendong Angkasa masuk kedalam kamar. Esthevania mendudukan Angkasa di kasur miliknya.

Angkasa menatapnya "Buna cry?" tanya Angkasa sembaru mengusap lembut pipi Esthevania.

"Engga sayang, mamah ga nangis." jawab esthevania mengelak

"Bohong ya, tuh hidung sama kelupak mata buna merah." ucap Angkasa meyakinkan bahwa Esthevania habis nangis.

"Engga. Udah ayo, ini tumben jagoan kecil ini datang kekamar bunda, kenapa hm?" tanya Esthevania mengalihkan pembicaraan

"Tadi Asa dijailin huh" jawab Angkasa mendengus kesal. "Bun, buna tau ga?" tanya angkasa.

"Engga sayang, asa kan belum ngomong." jawab Esthevania sambil tersenyum.

"Oh iya yah. Bun, waktu itu, Asa ngeliat buna ditaman. Dalam hati Asa, humm gimana ya kalau tante cantik itu menjadi buna asa?. Eh sekarang terwujud. Asa senang banget. Asa butuh ibu. Asa pengen keluarga yang lengkap kaya temen-temen Asa. " cerita Angkasa dengan lembut.

Tanpa basa basi, Esthevania langsung memeluk erat Angkasa. Ia membelai lembut tiap surai rambut Angkasa

"𝐻𝑎𝑡𝑖 𝑘𝑎𝑚𝑢 𝑙𝑒𝑚𝑏𝑢𝑡 𝑠𝑒𝑘𝑎𝑙𝑖 𝑛𝑎𝑘. 𝐾𝑎𝑚𝑢 𝑚𝑒𝑚𝑏𝑢𝑡𝑢ℎ𝑘𝑎𝑛 𝑠𝑜𝑠𝑜𝑘 𝑖𝑏𝑢 𝑑𝑎𝑛 𝑘𝑎𝑚𝑢 𝑚𝑒𝑛𝑑𝑎𝑝𝑎𝑡𝑘𝑎𝑛𝑛𝑦𝑎. 𝐵𝑒𝑔𝑖𝑡𝑢 𝑝𝑢𝑙𝑎 𝑑𝑒𝑛𝑔𝑎𝑛 𝑠𝑎𝑦𝑎, 𝑑𝑖𝑠𝑎𝑎𝑡 𝑠𝑎𝑦𝑎 𝑏𝑒𝑟𝑎𝑑𝑎 𝑑𝑖 𝑡𝑖𝑡𝑖𝑝 𝑝𝑎𝑙𝑖𝑛𝑔 𝑟𝑒𝑛𝑑𝑎ℎ 𝑑𝑎𝑙𝑎𝑚 ℎ𝑖𝑑𝑢𝑝 𝑠𝑎𝑦𝑎, 𝑇𝑢ℎ𝑎𝑛 𝑚𝑒𝑛𝑔ℎ𝑎𝑑𝑖𝑟𝑘𝑎𝑛 𝑘𝑎𝑚𝑢 𝑢𝑛𝑡𝑢𝑘 𝑠𝑎𝑦𝑎." Esthevania membatin dan tanpa ia sadari, ia meneteskan air mata. Esthevania segera mengusap air matanya lalu melihat ke arah Angkasa.

"Eh dah tidur aja. " ucap Esthevania tersenyum, dan merebahkan Angkasa bersama denganya diatas kasur layaknya seorang ibu yang menidurkan anaknya.

Beberapa menit kemudian... Terdengar suara ketukan pintu.

Tok tok tok

"Masuk" sahut Esthevania dengan nada pelan. Pintu dibuka oleh sseseorang. Memperlihatkan Zayvar yang tengah berdiri di depan pintu sambil tersenyum canggung.

"M-maaf. Tenang. Saya tidak akan macam-macam. Saya ada niatan apapun, saya hanya ingin mencari Angkasa." ucap Zayvar mencoba menjelaskan. Ia sedikit panik dan gugup. Takut Esthevania mengira ia memiliki niat jahat. Namun Esthevania hanya tersenyum.

"Shuttt. Dia lagi tidur, emm bolehkah Angkasa tidur bersama dengan saya malam ini?" tanya Esthevani.

"O-ohh. Tentu saja. Mengapa tidak. Sekalian dengan saya juga tidak apa-apa. " jawab zayvar dengan gugup.

"Apa?" tanya esthevania sedikit kebingungan.

"Ah tidak. Kerjaan saya masih banyak. Saya permisi." Zayvar langsung menutup pintu.

Ia kembali membayangkan dirinya tadi berkomunikasi dengan Esthevania. "𝐾𝑎𝑐𝑎𝑢. 𝐾𝑎𝑐𝑎𝑢. 𝐾𝑒𝑛𝑎𝑝𝑎 𝑠𝑎𝑦𝑎 𝑔𝑢𝑔𝑢𝑝? 𝐴𝑤𝑎𝑠 𝑘𝑎𝑚𝑢 𝐸𝑠𝑡ℎ𝑒𝑣𝑎𝑛𝑖𝑎. 𝐴𝑤𝑎𝑠 𝑘𝑎𝑙𝑎𝑢 𝑑𝑎ℎ 𝑗𝑎𝑑𝑖 𝑖𝑠𝑡𝑟𝑖!!!" ucap Zayvar membatin. Ia mengepal geram kedua tanganya.

"Ga bisa, ga bisa. Gua Zayvar Alvarez Lorenzo Wijaya, a-apa sih yang ga bisa gua lakuin. Ga mungkin gue gugup hanya karna ngobrol sama gadis muda belia."

"Tapi malu bet anjing. Fiks. Gua dah balik puber nih. " ucap Zayvar sedikit narais. Ia bicara sendiri diluar pintu. Sementara Esthevania senyum-senyum sendiri didalam kamar.

"Gua pasti bisa, gua Zayvar opet. Apa sih yang ga bisa gua buat. " ucap Keyro meniru cara bicara Zayvar yang sedari tadi berdiri didepan pintu kamar Esthevania.

Zayvar sedikit kaget dengan kehadiran Keyro yang seperti tamu tak diundang. "Hantu~" reflek Zayvar sambil mengusap dadanya.

"Ganteng-ganteng gini dibilang hantu. cie ada yang lagi jatuh ginjal nih. " goda Keyro.

"Ehe bahaya dong, kalau jatuh ginjal. " ucap Zayvar.
"Dah lah prince mau tidur dulu, babu diam" sambung Zayvar lalu beranjak kembali kekamarnya.

"Brengsek, awas aja lo. " ucap Keyro kesal.

〜〜〜〜〜〜〜pagi〜〜〜〜〜〜〜

Semua berkumpul di halaman samping rumah yang cukup luas

𝐁𝐄𝐑𝐒𝐀𝐌𝐁𝐔𝐍𝐆.....

Esthevania: Tuhan terima kasih telah mengahadirkan seorang malaikat kecil, dan keluarga yang baik ini untuk nia. Walaupun nia masih ga tau alasan mereka baik

𝘼𝙉𝙂𝙆𝘼𝙎𝘼 :
    𝙏𝙪𝙝𝙖𝙣 𝙩𝙧𝙞𝙢𝙖 𝙠𝙖𝙨𝙞𝙝. 𝙎𝙪𝙙𝙖𝙝 𝙢𝙚𝙣𝙜𝙞𝙧𝙞𝙢𝙠𝙖𝙣 𝙠𝙚𝙥𝙖𝙙𝙖 𝘼𝙨𝙖 𝙨𝙤𝙨𝙤𝙠 𝙨𝙚𝙤𝙧𝙖𝙣𝙜 𝙞𝙗𝙪. 𝘼𝙨𝙖 𝙟𝙖𝙣𝙟𝙞 𝙖𝙠𝙖𝙣 𝙢𝙚𝙣𝙟𝙖𝙜𝙖 𝙙𝙖𝙣 𝙢𝙚𝙡𝙞𝙣𝙙𝙪𝙣𝙜𝙞 𝙗𝙪𝙣𝙖. 𝘼𝙨𝙖 𝙨𝙖𝙮𝙖𝙣𝙜 𝙨𝙖𝙢𝙖 𝙗𝙪𝙣𝙖.

Oops! This image does not follow our content guidelines. To continue publishing, please remove it or upload a different image.
ZAYVAR [On Going]Where stories live. Discover now