🍁Zayvar 18

22 2 0
                                    

𝐒𝐞𝐥𝐚𝐦𝐚𝐭 𝐝𝐚𝐭𝐚𝐧𝐠 𝐝𝐢 𝐙𝐚𝐲𝐯𝐚𝐫 𝐜𝐡𝐚𝐩𝐭𝐞𝐫 𝟏𝟖 :)

𝐒𝐄𝐋𝐀𝐌𝐀𝐓 𝐌𝐄𝐌𝐁𝐀𝐂𝐀

   Malam ini, Bagaskara tidur di kamar Angkasa. Angkasa dan Bagaskara menghabiskan waktunya dengan belajar. Saat istirahat belajar, keduanya bermain petak umpet.

   "Sa, kaka hitung sampai sepuluh, kamu udah harus sembunyi ya." ucap Bagaskara sambil berjalan menuju tembok untuk menutup mata.

   Kali ini, Bagaskara yang akan jaga, dan Angkasa yang bersembunyi. Bagaskara mulai mengitung hingga hitungan kesepuluh, Angkasa berlari dan bersembunyi. Angkasa bersembunyi di kantor Zayvar.

Angkasa menyelinap ke kolong meja kerja milik Zayvar. Tanpa sengaja, Angkasa menjatuhkan sebuah kotak diatas meja Zayvar.

Angkasa merapikanya dan mengembalikannya pada tempat semula. Dia melihat sekilas foto yang ada di dalam sebuah buku dari kotak tersebut.

"Wajah difoto ini mirip sama tante yang tadi Asa temuin. Kok bisa ada dimeja daddy ya? kayanya ini temen daddy. Tapi kok gendong kaka sih?" Angkasa menemukan banyak pertanyaan pada dirinya.

Pintu seketika terbuka, Zayvar datang dari balik pintu.
"Loh. Sa. Ngapain diruangan daddy?" tanya Zayvar keheranan.

"Shttt~ daddy jangan keras-keras ngomongnya! Nanti ketauan sama kaka. Kita lagi main petak umpet." jelas Angkasa.

"Hedeh sa, kalian ada-ada aja. Ya udah, kamu ambilin daddy teh gih." pintah Zayvar menyuruh putra bungsunya.

"Ish dad, tapikan Asa lagi main." jelas Zayvar.

"Buruan sa. Sama orang tua jangan ngelawan." ucap Zayvar. Angkasa hanya melangkah pasrah keluar ruangan.

Zayvar menghembus nafas panjang dan menggeleng kepala. "Ada-ada aja. Ini lagi, Langit ngasih laporan gada yang bener. Emang paling bener ga usah kerja." omel Zayvar.

Langit adalah anak dari seorang pengusaha juga. Tapi, karna terlalu manja, Zayvar diminta oleh ayah Langit untuk mempekerjakan Langit.

"Asa ketemu." ucap Bagaskara gembira.

"Ka, bantuin Asa. Bawain teh nya ke daddy." kata Angkasa.

"Kan yang disuruh elo sa. Kaka juga mau belajar bye." sahut Bagaskara meninggalkan Angkasa yang tengah membawakan secangkir teh untuk daddy nya.

"Eh sa, mau kemana bawa teh?" sapa Keyro.

"Om Keyro? ini daddy minta di bawain teh." jelas Angkasa.

Keyro terkekeh melihat gestur tubuh Angkasa. Badan mungilnya terlalu lucu.

"Sini, biar om bawain. om juga mau ketemu sama daddy kamu." ucap Keyro sambil mengambil teh dari tangan Angkasa.

"Makasih ya om."

"Iya sama sama. Belajar sono. Biar dapet nilai tinggi." Keyro berjalan ke ruangan Zayvar.

Tok tok tok

"Masuk" sahut Zayvar.

Keyro memasuki ruangan Zayvar.
"Ka, Key taruh disini teh nya." ucap Keyro. Ia meletakan teh milik Zayvar di atas mejanya.

"Eh Key, tumben. Tadi kaka nyuruh si Asa napa kamu yg nongol?" ucap Zayvar masih fokus pada leptopnya.

"Gapapa ka, sekali kali kan. Ka, Key mau bahas sesuatu." ucap Keyro.

"Dah lah Key. Kalau mau ngomong yang ga guna, mending ga usah. kaka dah terlalu pusing sama urusan kantor." Omel Zayvar.

"Ini soal ka Cia. Percaya ga lo, tadi si Asa ketemu dia." ucap Keyro. Sepertinya, ucapan Keyro berhasil membuat Zayvar melepas kesibukanya.

"Yang bener Key. lo liat dimana? Ga mungkin. Dari tadi kaka full time sama Angkasa." jelas Zayvar.

"Jujur! kalian tadi ke restoran kan? Gini nih karma ga ngajak adenya. Tadi si Asa hampir di tabrak. Pas Key mau nolongin, tiba-tiba ka Cia dateng." jelas Keyro.

"Pantes tadi dia beli es krim, tapi ga diomelin penjual. Abis itu, dia hanya diem pas sampai di dalam. Terus. Kenapa tadi ga mau langsung ngasih tau kaka? Tapi masa sih, Asa tau kalau yang dia temui itu ibu kandungnya." tanya Zayvar.

"Hehehe, tadi Keyro kesel, abisnya makan ga ngajak. Mana Key, ditingalin sama temen di pinggir jalan. Tapi Key punya fotonya ko." ucap Keyro.

Keyro menunjukan foto yang dia ambil di resto tadi. Bukan hanya sampai disitu, Keyro mengikuti Athalacia. Ternyata dia pergi ziarah ke kuburan orang tua nya.

"Ka. Ka Cia belum mati. Dia masih hidup. Bawa pulang ka Cia sebelum terlambat. Velia, wanita tua itu, bukan ibu kandung kita. Dia jahat." jelas Keyro.

"Maksud kamu?" tanya Zayvar.

"Ka, dia pelakor yang mau mengendalikan keluarga kita. Bulan depan, Keyro bakal dikirim ke Jerman. Ka, Keyro ga bisa ngelawan papah. Mamah kandung kita, sekarang berada di RSJ." jelas Keyro.

"Kaka sudah curiga dari awal. Tapi terlanjur. Kaka kasian sama Esthevania." Kata Zayvar.

"Kak, balikin aja dulu keluarga kaka. masalah Esthevania. Keyro yang bakal nikahin." ucap Keyro.

Zayvar tersenyum."Dek, kaka ga nyangka. Kamu bisa dewasa. Kaka yakin sekarang apa yang harus kaka lakukan." Zayvar menepuk pundak Keyro.

"Key, jaga diri kamu baik-baik. Minggu depan kaka akan pindah. Ada kerjaan, dan kayanya kaka bakal netap di sana." ucap Zayvar.

"Kenapa pindah ka?" tanya Keyro sambil mengerutkan alisnya.

"Key. Kaka kasian sama anak-anak kaka. Emang paling bener, kita harus pindah dan mulai hidup baru. Kaka mau menata ulang keluarga kaka." jawab Zayvar.

"Tanpa ka Cia?" tanya Keyro.

Zayvar hanya diam, yang menandakan iya. Raut wajah kesal muncul dan wajah tampan Keyro.

"Ka? Ini bukan lo kan? ga mungkin kan ka. Lo adalah orang yang sangat mencintai ka Cia. Lo selalu belain nyari dia, bahkan ngebela dia walaupun orangnya gada dihadapan kaka. Tapi sekarang?" omel Keyro. Sepertinya ia masih tidak mengerti dengan alur pikiran kakanya.

Zayvar tersenyum, dan dengan santainya berbicara "Terkadang, kita harus ngelepasin yang udah pergi. Kalau dia takdir kaka, tanpa kaka cari juga bakal datang sendiri. Dan sekarang, biarkan saja takdir yang bertarung dengan keadaan dan waktu." ucap Zayvar sambil melanjutkan kerjaanya dan memfokuskan pandangan pada leptopnya.

*******

"Morning daddy." sapa Bagaskara.

"Morning. Gas, pulang sekolah, kalian tungguin om Keyro jemput aja ya. Daddy sibuk hari ini oke?" ucap Zayvar pada putra sulungnya.

"Daddy~" panggil Angkasa.

"Sa, sepulang sekolah, kalian tungguin om Keyro buat jemput." Zayvar memberi salim pada kedua putranya. Mereka berjalan dan memasuki mobil. Zayvar mengantar kedua putranya menuju sekolah.

"Kerjain soal dengan teliti oke?" pesan Zayvar. Ia kemudian, melajukan mobilnya menuju kantor.

𝐁𝐄𝐑𝐒𝐀𝐌𝐁𝐔𝐍𝐆...

ZAYVAR [On Going]Where stories live. Discover now