15. Burning Resolve

4.6K 537 129
                                    

PENUHI DENGAN KOMENTAR, JANLUP VOTE!!! Hehee

Oops! This image does not follow our content guidelines. To continue publishing, please remove it or upload a different image.

PENUHI DENGAN KOMENTAR, JANLUP VOTE!!! Hehee

🛠️•••🛠️

Kebebasan adalah salah satu cara Varlenzo untuk meraih mimpi, dilengkapi dengan keberanian dan tekat yang tak mudah diruntuhkan oleh siapa pun. Memilih dan telah melangkah maju—merupakan jawaban Varlenzo bahwa dirinya sudah siap mati di jalan demi mengejar mimpi.

Kegagalan merupakan sesuatu hal yang sangat Varlenzo benci, dan mulai detik ini dirinya menerapkan prinsip baru yang mungkin sebagian orang akan menganggapnya bodoh. "lebih baik bertarung sampai mati, daripada hidup dengan kegagalan."

Berpikir adalah tindakan pertama yang dilakukan Varlenzo. Menatap kelam selembar poster yang ia temukan di pinggir jalan, mencari tahu tantangan ini nyata atau tidak. Baginya, $7.000.000 itu adalah jumlah hadiah yang sangat besar. Jika berhasil menyelesaikan tantangan ini, kekurangan akan terus mendorongnya hingga ia mencapai target. Ini masih sangat kurang.

Menertawakan dirinya sendiri, sebab sejujurnya Varlenzo masih belum yakin ia dapat menyelesaikan tantangan bodoh ini. Pikirnya, polisi sudah tak sanggup untuk menangkap si pembunuh berantai itu atau yang dikenal dengan Boomslang. Bagaimana dirinya bisa menangkap iblis itu dengan sendirian?

Varlenzo berjalan menuju cermin yang ada di dalam kamar mandinya, mengikatkan headband berwarna merah ... menatap bengis pantulan dirinya pada cermin, bak petarung yang siap tempur. "Menangkap kriminal tak perlu menjadi kriminal. Tetapi jika jalan satu-satunya untuk menangkap kriminal adalah harus menjadi kriminal ... akan kulakukan itu."

🛠️•••🛠️

Sesuai data-data yang sudah Varlenzo telusuri sebelumnya, di suatu tempat kota mati yang terdapat gang sempit merupakan salah satu persinggahan yang konon katanya tempat beristirahatnya Boomslang.

Tak ada seorang pun yang berani menginjakkan kedua kakinya di kota mati tersebut, termasuk polisi. Sebab kebanyakan orang memercayai jika datang ke kota mati itu mereka tak akan bisa pulang dengan selamat.

Varlenzo belum tahu betul tentang Boomslang, nama itu adalah benar julukan untuk satu orang atau mungkin nama itu bisa saja nama suatu kelompok.

Saat ingin menelusuri area gang tersebut, suasana malam terasa semakin kelam dan dingin yang sangat menusuk. Varlenzo meruncingkan matanya, menelaah dari setiap inci tempat usang yang semilir berbau bangkai.

Ada satu ruangan yang Varlenzo curigai, laki-laki itu masuk tanpa ragu dan saat itu pula matanya yang runcing sedikit membelalak sebab ia tak sengaja menginjak mayat yang sudah membusuk. Varlenzo tak sanggup melanjutkan lagi langkahnya, ia lebih memilih mundur sebab bau busuk yang begitu menyeruak menyiksa indra penciumannya.

Yang ia tahu tempat ini hanyalah tempat beristirahatnya Boomslang. Akal Varlenzo menebak tak mungkin Boomslang kini beristirahat lagi di sini, sebab tempat ini sekarang layaknya pembuangan mayat yang mati tak normal. Tak hanya mayat itu, Varlenzo juga melihat ada beberapa tengkorak. Sekarang Varlenzo mengerti kenapa kota ini bisa menjadi kota mati.

VARLENZO: Wound Healer [SUDAH TERBIT]Where stories live. Discover now