17. Boomslang

3.7K 485 114
                                    

WAJIB RAMEIN DI KOMEN YAAA hhe

Oops! This image does not follow our content guidelines. To continue publishing, please remove it or upload a different image.

WAJIB RAMEIN DI KOMEN YAAA hhe

🛠️•••🛠️

Jauh dari kata mewah, meja makan sederhana yang berbentuk persegi panjang berkesan tak bisa dibayar dengan apa pun. Empat kursi yang terisi penuh, ada Bibi Yumi di samping kiri, ada Ibu Sera di samping kanan, lalu ada Alvira dan Varlenzo yang saling berhadapan.

Ini merupakan pertama kalinya lagi sejak Varlenzo menginjak usia dewasa—duduk dan makan bersama di meja makan. Setiap suap hidangan yang ia makan ... serasa melahap beribu kenangan yang akan ia simpan sebagai kekuatan.

Sejak pukul tiga dini hari tadi, Varlenzo meminta pada Alvira untuk mengizinkannya beristirahat di rumahnya. Sebab tak ada kamar yang kosong, maka Varlenzo hanya bisa merebahkan tubuhnya di sofa ruang tamu.

Pagi tadi Bibi Yumi menjerit kaget melihat Varlenzo yang tengah tertidur. Lampu di ruang tamu jarang sekali dinyalakan, dan memang kenyataannya di rumah ini memang tidak ada seorang laki-laki.

Ibu Sera sempat memarahi Alvira sebab membiarkan Varlenzo tidur di sofa, padahal Alvira sendiri sempat menawarkan Varlenzo tidur di kamarnya, tapi laki-laki itu menolak. Semulanya Alvira yang akan tidur di sofa, bukan tidur berdua di kamar.

Aroma makanan yang tersaji seakan tak tega jika Varlenzo tak menghabisinya. Ada sup rumput laut, kimchi, nasi, dan sepiring irisan daging bakar saja. Setelah beberapa menit yang semula hanya tercipta suara dentingan sendok dan garpu, Ibu Sera menyampaikan sesuatu walaupun tetap tak terdengar suara apa pun.

"Apa terjadi sesuatu padamu? Ibu dengar kau kemari sekitar pukul tiga dini hari?"

Laki-laki itu berdehem berat, ia menutup sarapannya dengan segelas air putih. Alvira bersikap tak memedulikan apa pun, berharap tak ada pertanyaan yang memberatkan posisinya.

Varlenzo mulai menggerakkan tangannya untuk membalas. "Maaf, aku tidak sopan datang ke rumah orang tengah malam. Alvira mengambil kunci mobil pelanggan yang sedang di servis, jadi terpaksa aku kemari untuk mengambilnya."

Saat itu juga Alvira ingin membanting mangkuk yang berisi sup rumput laut ke arah muka Varlenzo. Namun, jelas ia tak bisa melakukan hal konyol jika di hadapan ibunya, apa lagi kini mereka tengah duduk tenang di meja makan.

"Ibu, aku tidak mengambil kunci mobil siapa pun."

"Bu, bahkan Alvira pernah bertanya padaku tentang bagaimana cara membegal mobil? Bukankah itu tidak baik?" Wajah datar Varlenzo memang lebih dari kata menyebalkan.

Seketika Alvira terdiam, kedua matanya membulat sebab ia teringat sesuatu. Kalimat itu hanya ada di dalam kamarnya, tepatnya di sticky notes yang ia tempel di dinding kamar.

Memang, sewaktu Varlenzo dan Taro ke rumah Alvira ... Ibu Sera bahkan Bibi Yumi tak menceritakan sedikit pun tentang Varlenzo dan Taro yang telah membantu membetulkan pipa air yang bocor, lalu mereka yang masuk ke kamar Alvira dan melihat beberapa penghargaannya.

VARLENZO: Wound Healer [SUDAH TERBIT]Where stories live. Discover now