Halqa 20

7.1K 323 11
                                        

Ruang tamu kediaman Abi Husein terasa ramai meski sanga pemilik rumah sedang tak berada di tempat. Salma bersama Alif dan Nadila duduk didepan TV seraya menikmati haluwa, olahan makanan manis yang menawarkan rasa manis alamiah dari gula aren bercampur gurihnya kacang dan rempah-rempah khas Indonesia yang menghadirkan aneka rasa nusantara yang kuat.

Ketiganya begitu fokus melihat tayangan televisi yang menampilkan sebuah talkshow islam itu indah, begitu seriusnya mereka sampai tak sadar di sana tepatnya di belakang sofa terdapat Rony yang menatap bahagia pada ketiganya.

" Assalamu'alaikum " Suara serak itu menyapa indra pendegaran membuat mereka bertiga menatap ke sumber suara.

" Waalaikumsalam " Salma mendekat mengambil alih peci Rony dan menyalimi suaminya itu yang kemudian di balas usapan lembut dikeapalanya.

Rony mendekat pada Alif yang tengah menunggu pelukan darinya di atas karpet bulu. Anak kecil berambut sedikit keriting itu membuka tangannya lebar seakan benar-benar menunggu kedatangan sang Abi tercinta.

" Abi lama sekali keljanya Alif sudah menunggu lama " Kata Alif memeluk leher Rony dengan jari-jari kecilnya.

Rony memberikan usapan lembut pada punggung Alif menatap sang istri yang menaruh secangkir minuman di atas meja. " Afwan, Abi lama karena Abi cari sesuatu dulu untuk Alif, Alif mau lihat tidak? "

Alif melepas peluknya, duduk di karpet bulu bersama Rony yang berusaha menyembunyikan kresek besar dibalik tubuhnya.

" Alif tutup matanya dulu Abi sepertinya ingin memberikan Alif hadiah itu " Kata Nadila yang paham Rony ingin memberikan hadiah untuk ponakannya itu.

Alif mengikuti intrupsi onty nya menutup mata dengan rapat menebak dalam hati apa yang akan Abinya itu berikan. " Sudah belum Abi? "

" Satu, duaaa, tigaaaa " Hitung Rony menutup wajahnya dengan sekotak mobil mainan ambulance.

Alif membuka sedikit mulutnya, menarik kotak yang berada di tangan Rony. Sangat tergambar jelas raut bahagia di wajah buah hati Salma dan Rong itu. Yah buah hati, bagi mereka Alif adalah bukti amanah dari sang Maha Kuasa yang akan selalu mereka syukuri.

" Alif senang tidak? " Tanya Salma ikut tersenyum bahagia.

" Senang sekali Umma. shuklon lak Abi, Alif sayang sekali sama Abii " Kata Alif memeluk kembali tubuh Rony sampai sang Ayah terhuyung ke belakang.

Alif sudah fokus pada mainan barunya sementara para orang dewasa saling bertukar cerita.

" Dek Sal saya berpikir untuk lebih baik kita pindah dari sini, memulai rumah tangga kita dengan mandiri di rumah baru yang insyaAllah memiliki cerita-ceritanya tersendiri. Rumah yang sudah saya siapkan untuk kita bertiga tinggali, saya, kamu dan Alif di sana akan benar-benar memulai kehidupan sebagai seorang pasangan sekaligus orang tua tanpa campur tangan orang tua lagi." Tutur Rony menatap dalam mata Salma.

Nadila yang merasa pembahas kali ini sudah cukup serius memilih berpamitan masuk lebih dulu untuk beristirahat di kamarnya sementara Alif akan tidur bersama Salma dan Rony malam ini.

" Saya tau mungkin ini berat karena kamu sudah nyaman meninggali rumah ini bahkan jauh sebelum kamu mengenal saya, tetapi bagi saya tempat tinggal sesuatu yang sudah sepantasnya menjadi tanggung jawab saya, memberikan tempat yang layak untuk berlindung bagi keluarga kecil saya, saya hanya berharap kamu bisa menerima keputusan saya untuk pindah dari rumah ini Sal "

Salma diam, ia hanya kagum pada kesiapan Rony menjadi seorang suami untuk dirinya bahkan di pernikahan yang awalnya terjadi karena permintaan kedua orang tua saja Rony bisa memikirkan hal sejauh itu!!

" Sebagai seorang istri sudah pasti aku akan mengikuti langkah suamiku sama halnya dengan tempat tinggal dimana suamiku berada maka di situ aku akan tinggal. Aku sama sekali tidak keberatan bila kamu akhirnya memutuskan untuk lebih baik kita pindah dari sini, aku yakin keputusan itu yang terbaik dan kamu sudah memikirkannya jauh sebelum mengutarakan niatmu padaku"

Rony tersenyum menarik salma kedalam pelukannya yang hangat memberikan kecupan di puncak kepala istrinya yang sebenarnya bisa di hitung dengan jari berapa kali sudah Rony melakukannya.

" Alif ikutt belpelukan Abi Umma " Kata Alif masuk di antara Abi dan Ummanya yang malah mengundang kekehan Rony dan Salma. Ketiganya berpelukan bersama.

" Mas rumahnya sederhana saja, kita hanya bertiga akan terlihat sangat menyeramkan bila hanya kita yang berada di dalam rumah yang besar " Ucap Salma mendapat anggukan dari Rony.

" Saya membeli salah satu rumah yang berada di komplek dekat pondok pesantren ini dan juga rumah kedua orang tua saya agar ketika kita ingin berkunjung tak perlu menempuh jarak yang begitu jauh, kemungkinan besok suratnya sudah bisa berada di tangan kita jadi Mas kepikiran untuk kita pindahnya di hari ahad saja bagaimana? " Ucap Rony kembali meminta pendapat Salma.

" Aku ikut Mas saja tetapi sebelum pindahan izin terlebih dulu pada Abi dan Ummi " Ucap Salma diangguki oleh Rony.

Alif masih asik dengan dunianya sendiri bermain bersama mobil ambulans yang baru saja dibelikan oleh Rony. Ia tampak asik membuat suara seolah sirene lalu berlarian kesana kesini membawa serta mobilnya di tangan kanan.

" Alif terlihat bahagia sekali " Kata Salma tersenyum menatap Alif.

" iya. dia sangat menyukai mobil ambulans katanya suatu saat ia akan menjadi seorang dokter, membantu banyak orang " Tutur Rony kembali menyeruput kopinya.

Salma menyandarkan kepalanya pada bahu Rony memberikan kenyamanan pada dirinya sendiri yang kembali menonton tayangan televisi, sementara Rony membuka tangannya dengan senang hati untuk Salma dengan sesekali tetap memperhatikan Alif yang bermain tak jauh dari mereka, Rony selalu memastikan anak itu masih berada dalam jangkauan dirinya.

Lama berada di ruang tamu akhirnya keduanya memutuskan untuk pindah ke kamar mengingat waktu yang sudah larut dan Alif yang mulai mengantuk.







Bersambung...

Hai-hai warga. Selamat membaca 🤍


Jangan lupa streeming karya Salma dan Rony di seluruh platform music 📌

Jangan lupa vote dan komen sebanyak-banyaknya yah 🤗




SEE YOU 🙏
Terima kasih

TA ' ARUF [ END ] Where stories live. Discover now