41

17.8K 1.3K 83
                                    

Ουπς! Αυτή η εικόνα δεν ακολουθεί τους κανόνες περιεχομένου. Για να συνεχίσεις με την δημοσίευση, παρακαλώ αφαίρεσε την ή ανέβασε διαφορετική εικόνα.














Ervan berjalan santai menuju dapur dengan bersiul. Meskipun tidak sepenuhnya bersiul karena Ervan tidak bisa bersiul, tapi ia memaksanya. Suasana malam hari ini begitu tenang. Anggota keluarganya juga sudah pulang semua. Kecuali Varrel, baru juga ditinggal sebentar, Ervan sudah rindu berat. Kapan ya kakaknya itu kembali. Ervan galau brutal.

Saat sudah berada di dapur, maid yang melihat kedatangan Ervan langsung menunduk hormat.

"Tuan muda Ervan, ada yang bisa saya bantu?" ucap maid tersebut.

"Mau, Ervan mau putih-putih." Jawab Ervan yang sedikit tidak jelas bagi maid yang mendengarnya. Putih-putih? Hantu?

"Tuan muda meminta apa? Saya tidak mengerti." Maid itu meminta Ervan untuk mengulangi jawabannya.

Sementara Ervan menggelengkan kepalanya dengan jari telunjuk ia gerakkan ke kanan ke kiri secara berulang-ulang.

"Bibi harus menjawabnya sendiri," balas Ervan dengan raut muka santainya.

Maid itu mengerutkan keningnya, tuan mudanya mengajak dirinya bermain tebak-tebakan?

"Pocong?" tebak maid itu dengan ekspresi keingintahuannya.

"Salah salah, bibi jangan bicarain pocong, nanti kalau tiba-tiba nongol gimana, Ervan takut," balas Ervan dengan menggidikkan bahunya. Mengucapkan kata itu saja Ervan sudah merinding.

Maid itu langsung membekap mulutnya sendiri. Ia sendiri pun juga takut. Maid menganggukkan kepalanya mematuhi perkataan tuan mudanya.

"Lalu apa tuan muda, boleh saya meminta clue?" maid mencoba mencari jalan keluar dari tebak-tebakan ini. Di sini banyak yang berwarna putih. Dinding dapur pun juga berwarna putih.

"Oke, clue nya susu," balas Ervan dengan senyum percaya dirinya. Sadar dengan apa yang ia katakan, Ervan langsung melotot kan matanya dengan kedua tangan mungilnya membekap mulut kecilnya.

"Bibi, Ervan keceplosan," ujar Ervan dengan tatapan tidak percaya. Ia merutuki kebodohannya sendiri yang sampai keceplosan seperti ini.

"Ooo tuan muda ingin susu, baiklah akan saya buatkan," balas maid itu dengan senyum tertahan. Pipinya mengembung karena menahan tawa. Tingkah Ervan benar-benar menggemaskan, pantas keluarga ini tertarik pada Ervan.

"Iya bibi," balas Ervan dengan lesu karena gagal menebaki maid itu.

Tak berselang lama, minuman yang diinginkan Ervan sudah jadi. Maid itu akan memberikannya pada Ervan yang sedari tadi menaikkan tangannya mencoba menggapai minuman itu.

"Akan saya bawakan tuan muda." Maid tersebut menawari Ervan biar ia saja yang membawakannya. Karena susu ini sedikit hangat, ia takut jika tangan tuan mudanya akan kenapa-kenapa.

"Ke ruang tengah ya bibi." Setelah mengucapkan itu, Ervan berlari duluan meninggalkan maid.

Maid itu menggelengkan kepalanya melihat tingkah bungsu Orlando itu, ada ada saja. Dan tidak pernah membosankan.







Ervan Όπου ζουν οι ιστορίες. Ανακάλυψε τώρα