1. ლAku juga pernah bahagiaლ

23.8K 1K 47
                                    

“Semenjak aku tidak lagi bersamamu, aku tidak pernah baik-baik saja. aku hancur, aku kehilangan arah dan aku kehilangan kasih sayang sekali lagi.”

-Asaura Audida-

-Asaura Audida-

Oops! This image does not follow our content guidelines. To continue publishing, please remove it or upload a different image.


1. Aku juga pernah bahagia || ArKhAn

18 Oktober 2020

“18 tangkai bunga mawar, 30 permen chupa chups. Selamat hari jadi.”

Suara kekehan kecil laki-laki yang tengah melihat sosok gadis dengan rambut dicepol dua serta hiasan pita ungu lilac membuat sang kekasih seperti bocah 16 tahun. padahal usia sang kekasih tiga tahun lebih tua dari dia.

“Kamu kayak bocil, bocil aku.”

Dia tersenyum. Nama laki-laki itu, Arkhan Dikantara. Menatap hangat bagaimana gadis di depannya mengomel tidak suka dipanggil bocil. Menelisik setiap gerak sang kekasih yang tengah bercerita tentang hal random. Menikmati hari sore sambil menjadi pendengar baik buat sang kekasih; Asaura Audida.

Bagi Arkhan, Asaura adalah rumah pulang paling baik yang tidak ingin sekali ia lepaskan. Arkhan bahkan mencoba memperbaiki anakan rambut Asaura—sesekali Arkhan juga membenarkan pita Asaura yang hampir lepas karena gadis itu banyak sekali tingkahnya. Tidak bisa diam.

“Kenapa kamu cantik?” tanya Arkhan seraya mencubit gemas pipi gembul sang kekasih.

Tentu. Asaura tanpa basa-basi menjawab. “Kalau Ura jelek, Dika gamau sama Ura.”

Arkhan tersenyum hangat. ibu jarinya mencoba mengusap-usap pipi Asaura. “Kenapa kamu berasumsi seperti itu, ayy?”

Asaura mengangkat kedua bahunya. “Gatau.”

“Kamu harus tahu, kamu itu cantik. Kamu itu bisa hidup sejauh ini di sekeliling orang-orang yang enggak pernah ngertiin kamu, itu udah termasuk hebat. Kamu harus tahu satu hal, aku bangga banget kenal dan dipertemukan sama kamu.”

Asaura yang mendengar langsung menunduk. Membuang napas kasar seraya memainkan jemari-jemarinya. “Arkhan gamalu punya pacar lebih tua dari Arkhan?”

“Malu kenapa, ayy?” sahut Arkhan.

“Apa yang harus membuat aku malu? Mungkin kalau kamu enggak memilih aku buat jadi pengisi karakter dalam cerita kamu, aku gabakalan merasa hidup. Kamu tahu kan, seseorang telah ninggalin aku, aku ditinggal ayahku selamanya, aku kurang kasih sayang ibuku.”

“Dengan adanya kamu di hidupku, aku merasa pulang. Aku merasa pulang.”

“Aku bisa manja ke kamu, jadi anak kecil ke kamu, aku bisa ngerasain kasih sayang ibu dari kamu. Aku justru bangga punya kamu. Aku bahkan enggak malu tiap cerita ke temen-temen aku kalo aku salah satu laki-laki yang beruntung dicintai kamu.” final Arkhan dengan menggenggam kedua tangan Asaura dan kemudian mendongakkan dagu sang kekasih untuk menatap kedua netra hangatnya.

MELANCHOLIA Where stories live. Discover now