MELANCHOLIA

7. ლRumahnya sudah rusakლ

Aku telah gagal untuk membuatnya bertahan lebih lama dan melewati seluruh lara ini bersama. Rumahnya sudah rusak tak tertolong.

- MELANCHOLIA-

🛫🛫🛫

Jemari lentik tengah menari di atas keyboard laptop untuk mempersatukan abjad hingga menjadi rangkaian kalimat sederhana nan indah. Menghapus—mengetik—terus menerus.  Tidak merasa puas, ia kembali menghapus seluruh cerita yang membuatnya memijat pangkal hidung; pusing.

Mengalami writerblock hal paling menyedihkan. Menyumpal dua telinga dengan headset bertengger seraya menunggu Lengkara. Memutar lagu-lagu yang related dengan keadaan. Sampai lampu terang di atas kepalanya memutuskan untuk menghapus seluruh cerita pertama yang berjudul 'Crocus' di mana di dalamnya—ada sosok Airlangga yang membuat hubungannya dengan Arkhan kandas.

Crocus memang sudah dibaca banyak peminat dari penggemar Asaura. Namanya juga dikit demi sedikit dikenal kalangan pembaca karena genre Angst yang berhasil membuat mereka menangis.

Memutar memori pada tempurung—tiba -tiba mengingat satu cerita dari keponakannya; Tio Mahardika.

Bagaimana laki-laki remaja yang masih sekolah tersebut menceritakan detail sosok gadis cantik ballerina. Dan kini, tangan Asaura mengetik judul baru yang akan ia mulai. Dan judul itu tidak ada yang memakai. Judul tersebut;  ASAVELLA.

Sosok Asaura hanya menulis beberapa point yang nyata dan idenya sendiri pada tiap bab yang nantinya akan ia mulai. Membuka ponsel dan kemudian menulis point penting. Kurang lebih, point itu berbunyi ; Aku tidak takut gila atau seperti orang tak ada tujuan jelas mau kemana, namun aku takut tewas di tangan sendiri. Pikiran yang pernah tenang itu sekarang lebih mudah berisik disepanjang hari dan sisanya duduk dipojokan untuk meratapi nasib pada kesunyian nan gelap.

Itulah point penting dalam cerita ASAVELLA yang disusun Asaura. Asaura mencoba mencari tahu sosok ASAVELLA melalui media sosial. Ia menulis setiap nama orang-orang yang diikuti Asavella. Meriset seluruh kegiatan Asavella, bahkan orang- orang terdekat Asavella.

“Kak Lengkara,” gumam samar Asaura sendiri ketika melihat jam di ponselnya sudah menunjukkan dua jam lebih Lengkara tak kunjung balik. Terlalu serius mencari tahu soal Asavella, Asaura melupakan Lengkara.

Di sini, Asaura melihat notifikasi dari Lengkara kisaran dua jam lalu. Posisi di sini Asaura masih fokus dan tulisan dan menyalakan mode jangan ganggu pada ponsel. Mengabaikan setiap pesan masuk dari Airlangga, Arsy, Tio, Bagus dan terakhir adalah milik Lengkara.