10"Dejavu"

39 8 0
                                    

~Masalalu adalah masalalu jangan ikut sertakan dalam masa sekarang~

Hoppla! Dieses Bild entspricht nicht unseren inhaltlichen Richtlinien. Um mit dem Veröffentlichen fortfahren zu können, entferne es bitte oder lade ein anderes Bild hoch.

~Masalalu adalah masalalu jangan ikut sertakan dalam masa sekarang~

~Semesta~

-
-
-
-
-
-
-
-
-
-
-
-
-
-
-




Happy Reading.....

Setelah 3 bulan pernikahan Nana dan Jelita, tentunya pasangan bucin menambah 1 di KEBAJODAMI ini, Rayhan yang sangat anti romantis ini ingin sekali menghancurkan kebucinan didepan matanya tersebut. Bayangkan saja, ketika makan ada yang saling suap-suapan, ketika menonton saling peluk-pelukan, sungguh Rayhan benar benar muak.

Berbeda dengan Abang pertamanya yaitu Mahen, Mahen merasa senang melihat adiknya bahagia, kalau dipikir-pikir 3 bulan terakhir ini Mahen sedikit kepikiran tentang wanita yang sering mengunjungi pemakaman di seberangnya, wanita asing itu sedikit menganggu pikiran Mahen, ia bergegas berganti pakaian dan datang mengunjungi makam kekasihnya.

Entah ada perasaan apa, orang yang membuat Mahen kepikiran datang saat itu juga, entah ada angin apa, Mahen yang tidak tertarik menyapa atau mendatangi orang yang menurutnya tidak terlalu penting, tiba-tiba saja Mahen datang kepada Wanita asing itu dan menepuk bahunya. Ketika wanita itu membalikkan badan, sungguh Mahen tidak bisa berkata apa-apa lagi. Hanya satu kata, namun membuat dua insan ini akan memiliki banyak cerita.

"A-Aurel." Hanya kata itu yang Mahen lontarkan, wanita itu hanya tersenyum dan sedikit kebingungan

"Aurel?" Tanya wanita itu dengan sedikit kebingungan, dirinya benar benar bingung untuk saat ini, ia melihat bunga dipangkuannya, "ah mungkin maksudnya bunga tulip ini" batinnya, ia mencoba tetap ramah, meskipun hatinya sedikit takut.

"Ah, Kakak mau, saya tadi beli di depan sana kak." Ucap wanita itu dengan tersenyum sambil memberikan bunga tulip yang ia beli di depan sana.

Mahen benar benar tidak bisa berkata apa-apa lagi. Senyumannya, caranya berbicara, nadanya berbicara, dan bunga yang dirinya bawa, Wanita ini adalah Aurel, wanita yang sangat dirinya rindukan.

"Aku kangen kamu Aurel, kamu jangan pergi lagi ya." Ucap Mahen sembari memeluk Wanita yang disebut Aurel itu. Sedangkan Wanita itu hanya diam membisu, tak membalas pelukannya, ia benar-benar dibuat kebingungan oleh pria aneh ini. Ia langsung mendorong pria aneh itu di depannya.

"Maaf ya kak, kayaknya kakak salah orang deh, saya Astari bukan Aurel." Ucapnya sambil dengan tatapan sinis

"Enggak, kamu Aurel, aku tahu kamu Aurel." Sanggah Mahen, ia benar-benar sudah lupa bahwa Aurel sudah meninggal.

"Kak, Saya Astari, Saya bukan Aurel, jadi tolong mengerti ya Kak."

Mahen tersadar, Aurel sudah meninggal, bahkan sudah ada batu nisannya, namun ia juga tak bisa menyangkal bahwa didepannya bukan Aurel. Ia menunduk dan menangis tersedu-sedu.

Astari hanya melihat dengan perasaan tak enak, ia melihat di depannya ada makam yang tertulis di batu nisannya Aurel Cantika, "ah mungkin aku, mengingatkan pada gadis itu."

Astari menepuk bahu pria aneh itu, ia tersenyum

"Kak, kayaknya salah paham ini harus dilurusin, duduk dulu yu, di depan sana." Tawar Astari sambil menunjukkan kursi didepan sana. Mahen mengangguk.

Ketika suasananya sedikit tenang, Astari mulai memulai obrolan terlebih dahulu

"Saya tebak, keknya saya mirip seseorang yang lagi dirinduin kakak nih, ya gak ya, iya ya" Ucap Astari sedikit mengasyikan pembicaraan ini

"Kamu tahu ya"

"Enggak, cuman nebak doang kok kak hahahahah." Balas Astari, ia sangat terlihat bodoh di depan pria aneh ini

"Aku minta maaf masalah tadi, tapi kalau aku boleh jujur, kamu mirip banget sama Aurel, dari wajahnya, senyumannya, bunga yang disukainya, cara kamu berbicara bahkan nadanya, semuanya nyata, semuanya mirip, mirip pacar aku Aurel."

"Parah banget tuh orang kak, sekarang pacar Kakak dimana?"

"Pacar aku udah pergi"

"Wahh emang kurang aja itu kak, parah banget ninggalin kakak yang sebaik ini, parah ya Aurel, kalau saya sih kak, mending cari yang baru"

"Aurel baik kok, dia ninggalin kakak dengan cara baik"

"Apaan dengan cara baik, itumah jahat"

"Jahat ya?"

"Iya jahat kak, udah gak usah pikirin kak, paling Aurel udah sama cowok lain diluar sana"

"Aurel, pacar aku udah meninggal, karena kecelakaan dua tahun yang lalu"

Astari diam, ia benar-benar sangat buruk dalam menghibur orang, pria disampingnya sedang merasakan kehancuran, ia malah seperti anak aneh, padahal sudah melihat secara langsung batu nisan itu.

Astari tak akan pernah memaafkan dirinya, ia melirik pria disampingnya, ia bisa tahu hanya dengan melihat wajahnya, pria aneh ini sangat hancur, sangat butuh orang yang bisa membuatnya melupakan gadisnya.

"Kak, saya tahu pasti awalnya berat kok ninggalin orang yang sangat kita cintai dari kehidupan kita, tapi kak, kakak harus yakin dan percaya sama takdir Tuhan, percaya cepat atau lambat kakak pasti bakal ketemu orang yang buat hidup kakak berwarna lagi, emang Kak, kalau kakak mau ngerasain sembuh kakak harus ngerasain sakit dulu kak, kalau kakak gak ngerasain sakit kakak gak akan sembuh." Ucap Astari sambil mengacungkan jempol meskipun ia tidak tahu apa yang tadi dikatannya itu.

Mahen terdiam, ia tersenyum mungkin ini cara Tuhan membuat dirinya harus menghadapi peristiwa seperti ini, harus menghadapi lika-liku hidupnya, mungkin wanita ini akan membuat Mahen melupakan masalalu.

"Makasih ya udah mencoba nenangin hati aku, oh iya aku boleh tahu nama kamu?" Tanya Mahen dengan mata yang sangat sembab, Astari membalasnya dengan senyuman khasnya

"Hahaha of course, saya Astari, bukan Aurel ya."

"Aku Mahen"

Keduanya saling berjabat tangan, semenjak saat itu, detik itu juga dan hari itu juga, Mahen sedikit tertarik mungkin menyimpan perasaan kepada Astari namun dalam bayangan Aurel.

~Masalalu adalah masalalu jangan ikut sertakan dalam masa sekarang~

~Semesta~

Bersambung.....

Kepada seluruh makhluk bumi: saya ucapkan terimakasih yang sudah membaca dan saya ucapkan terimakasih banyak yang telah memberikan vote(⁠・⁠∀⁠・⁠)





Untuk langit dari Ketujuh SamudraWo Geschichten leben. Entdecke jetzt