13"TRAGEDI PASAR MALAM "

65 8 0
                                    

1 Minggu kemudian

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

1 Minggu kemudian.....

Mentari pagi, burung berkicau, terlihat sekali anak-anak ke-7 Babeh Johsua dan Mamah Iis ini terlihat sangat lesu dan tidak bersemangat. Biasanya pagi seperti ini mereka akan bercanda gurau, membuat tetangga risih dan membuat Mamah Iis siap siaga mengambil sapu lidi.

Namun Hari ini tidak, mereka semua diam, benar-benar tak ada satupun yang memulai obrolan apapun, dengan inisiatif Babeh yang mendahului obrolan yang tidak terlalu penting.

"Tumben rame, biasanya sepi."

Ke-7 hanya melirik, diawali oleh Rayhan yang membuka suara terlebih dahulu.

"Pasrah sama kelakuan Babeh Rayhan mah." Balas Rayhan dengan sisa tenaga yang tersisa.

"Sama Mahen juga pasrah." Tambah Mahen, dan terus di balas oleh adek-adeknnya tercinta.

"Ngikut Bang Rayhan, Haidar juga."

"Jhian juga."

"Chandra."

"Jerom."

"Nana mah Beh, mau ngajak Istri, tapi gak tahu mau kemana." Keluh Nana yang diiringi 5 tatapan maut dari saudaranya.

"Halah Istri-istri, berisik banget ya lo." Jawab Rayhan dengan nadanya sedikit emosi, masalahnya hanya Rayhan saja yang masih belum punya pasangan.

"Kasian banget sih Han, gak punya pasangan." Balas Mahen dengan nada sedikit bangga, padahal dirinya sendiri belum tentu Astari mau.

"Lo berdua belum punya pasangan ya!" Balas Haidar dengan tatapan sedikit merendahkan.

"Emang lo sama Mbak Jenin udah fika gitu? Bukannya masih digantung." Balas Jerom dengan nada lebih merendahkan, hanya bercanda namun seru. Haidar sudah siap merancang jebakan karena tidak menerima perkataan tersebut meskipun fakta yang dilontarkan, terlalu benar.

"Halah Je, lo aja panik pas Rachel salah paham, nangis lagi mana salah peluk orang pas ngatain perasaan." Sambung Chandra dengan nada semakin merendahkan disetiap kalimat, Sebenarnya Chandra sangat sengaja, jikalau jujur dirinya punya dendam ke Jerom, perihal Widya dulu.

"Berisik Chan, ngomong mau nikah-mau nikah, yang nikah pertama gue kan." Balas Nana menyudahi percakapan ini.

Namun bukannya reda, semuanya saling menatap tajam. Rayhan menatap Mahen, Mahen menatap Haidar, Haidar menatap Jerom, Jerom menatap Chandra, Chandra menatap Nana. Semuanya saling bombastis side eye, Babeh dengan anteng melihat kedamaian keluarga ini.

Sedangkan Jhian tidak terlalu ikut campur, ia lebih baik membantu Mamah Iis dan Mbak Jelita istrinya Bang Nana.

"Mba Jelita, yang sabar ya punya suami modelan Bang Nana." Ucap Jhian dengan nada yang sangat pelan.

Jelita hanya tertawa, sebenarnya Jelita tak pernah sedikitpun mempersalahkan keributan ini, ia sangat bersyukur karena menikah dengan Pria yang tepat. Jelita menghampiri suaminya Nana, meredakan emosinya, berkatnya mereka ber-5 mulai reda emosinya.

"Mas Ke pasar malam yu besok." Ucap Jelita sembari duduk disamping Mas Nana

"Boleh Neng, berdua kan atau rame-rame?" Tanya Nana sambil mengusap-usap rambut istri yang sangat ia cintai.

"Rame-rame Mas, aku mau ajak Kakak kamu, Adek kamu semuanya deh, Mamah sama Babeh juga boleh ikut, terus kalau yang punya pasangan boleh ya, boleh banget, bawa pasangannya." Jawab Jelita yang membuat mereka semua bersamangat, Nana tersenyum dan langsung memeluk Jelita yang langsung ditatap sinis, api kecemburuan oleh saudaranya.

Waktu berlalu begitu cepat, mereka semua pamit, mobil terisi 10 orang, sisanya menyusul, di mobil yang terisi  10 orang yaitu ke-7 anak-anak Babeh Johsua dan Mamah Iis, serta Widya, Buanka dan Jelita istrinya Nana.

Hari itu, Mamah Iis hatinya merasa tidak enak, rasanya ada perasaan menjanggal, namun Babeh selalu tak henti mengatakan semuanya akan baik-baik saja.

Sudah 3 jam perjalanan anak-anaknya itu dan perasaan tidak enak selalu saja menghampiri.  Tring.... Tring.... Tring.... Dering telepon yang entah dari Siapa, Mamah Iis mengangkat telepon tersebut.

"Halo, dengan kediaman Rumah KEBAJODAMI." Ucap Mamah Iis dengan perasaan tidak enak.

"Selamat pagi, kami dari Timsar dan Polisi, melaporkan bahwa mobil dengan plat D 1998 YZ, mengalami kecelakaan tragis ditepi laut lepas, korban diketahui laki-laki 6 dan 1 perempuan mengalami luka berat, dan 2 masih belum ditemukan. Maaf jika Anda mendengar berita ini, Korban telah dilarikan ke rumah sakit Hospital Bandung."

Tut... Tut... Tut... Telepon dimatikan, Mamah Iis segera mengecek berita di televisi dan di media sosial. Ia benar benar tidak percaya apa yang ia lihat, sungguh anak-anaknya mengalami Tragedi tragis.

Bersambung.....

Haloo....
Sebelumnya aku mau minta maaf, maaf karena aku uploadnya telat banget!!! Hari-hari ini aku harus belajar serius lagi!! Agar bisa masuk Universitas yang aku minati!!!! Dan aku gak akan pernah sekalipun melewatkan kaya Terimakasih, Terimakasih kepada yang telah membaca dan Terimakasih kepada yang Telah memberikan Vote<3.

Terimakasih yang sudah senantiasa menunggu cerita aku!!! Aku sayang kalian!!!!

Untuk langit dari Ketujuh SamudraTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang