"Didunia ini tidak ada yang namanya abadi, suatu saat kita pasti akan meninggalkan dunia ini, satu persatu ataupun bersama"
Untuk Anak-Anakku, hiduplah bersama dan salinglah memaafkan, janganlah bermusuhan, berdamailah, ikhlaskan yang telah pergi...
Oops! This image does not follow our content guidelines. To continue publishing, please remove it or upload a different image.
~Jangan jadikan seseorang pelampiasan, lepaskan masalalu mu~
~Semesta~ - - - - - - - - - - - - - - - - - -
Happy Reading....
Sinar matahari yang membuat sang pemuda tertua dikeluarga KEBAJODAMI bangun, siapa lagi kalau bukan Mahen Mangkubuwono. Dari bangun tidur sampai menuju ruang makan, tak henti-hentinya Mahen memancarkan senyuman yang indahnya. Hari ini Mahen sangat bahagia.
"Good morning kesayangan Mahen." Sapa Mahen dengan senyuman indahnya.
"Nggak Haidar, nggak Mahen suka banget ngomong bahasa asing, this Is Indonesia bro." Timpal Babeh Johsua sambil melirik dengan lirikan bombastis side eye.
"Beh Mahen kerja dimana?" Tanya Mahen sambil menghampiri Babeh Johsua.
"Kanada." Jawab Babeh singkat
"Mahen lahir dimana?"
"Bandung."
"Nah gini Beh, Mahen terbiasa sering merantau, makanya Mahen fasih basaha asing+ bahasa sendiri." Jawab Mahen percaya diri.
"Alah jiga nu ngarti bahasa sorangan." Celetuk Rayhan dengan tatapan bombastic side eye *Artinya (Ah, kaya yang ngerti aja bahasa sendiri)
"Ngerte keneh atuh bray" (Masih ngerti kok, bro)
"Skip sunda lo alay."
"Nah Beh liat beh, makhluk satu ini yang harus dimusnahkan." Bela Mahen yang sedikit ditatap tajam oleh Rayhan.