Tangisan Ke Lima

49 6 0
                                    

-Mah, Beh, Makasih udah Nemuin Nana sama Istri Nana----------------

Deze afbeelding leeft onze inhoudsrichtlijnen niet na. Verwijder de afbeelding of upload een andere om verder te gaan met publiceren.

-Mah, Beh, Makasih udah Nemuin Nana sama Istri Nana-
-
-
-
-
-
-
-
-
-
-
-
-
-
-
-

Happy Reading

Mamah Iis tidak pernah berhenti sekalipun untuk beristirahat sejenak, ia terus pulang pergi kerumah sakit kemudian ke tempat kecelakaan tersebut. Mamah tidak pernah sendirian, ia selalu ditemani Babeh yang selalu mendampinginya kemanapun mereka Pergi.

"Syukurlah kalau Rayhan udah bangun Neng." Ucap Babeh mengawali topik agar rasa sakit sedikit menghilang

"Iya beh, Tapi Buanka Beh, Andai Jantung Neng cocok pas-" Ucap Mamah Iis terpotong, Babeh memotong perkataan Mamah Iis.

"Jangan salahin diri sendiri Neng, udah takdirnya seperti itu." Lanjut Babeh, ia juga merasa bersalah meskipun Jantungnya cocok, saya jantungnya sudah tidak sehat akibat efek merokok.

Hening seluruh Timsar, terus mencari keseluruh pantai, namun masih belum juga menemukan Jasad Nana dan Jasad Jelita. Mamah Iis tak henti-hentinya berdo'a meskipun dirinya sudah ikhlas jika Nana sudah meninggal, namun ia ingin menguburkan Nana dengan layak. Ia tidak ingin makamnya tidak ada peti Anaknya.

"Beh, Neng, mimpi Nana sama Jelita." Ucap Mamah Iis, sambil menahan air matanya agar tidak keluar.

"Jelita sama Nana bilang apa Neng?" Tanya Babeh dengan raut wajah dibuat setenang mungkin

"Jelita bilang 'Mah maafin Jelita, belum bisa jadi sosok yang terbaik, belum bisa dengerin semua cerita Mamah, maaf Jelita bawa anak mamah, Maaf Jelita harus pamit, mah tolong, temukan jasad Jelita, Jelita mau dikubur layak mah, Mah Tolong Jelita' begitu kata-" Ucap Mamah Iis terhenti, ia menangis sesenggukan, air mata yang dipertahankan itu tiba-tiba deras tidak bisa dikendalikan, Babeh menenangkan Mamah Iis, ia juga ingin menangis, namun ini bukan waktu yang tepat.

Setelah sedikit tenang, Mamah Iis melanjutkan pembicaraan yang tadi.
"Nana bilang, 'Makasih mah Udah lahirin Nana, udah sayang sama Nana, udah restuin Nana sama Jelita, Maafin Nana Mah, Nana pergi duluan, ikhlasin Nana ya Mah, Mah sakittt tolong Mah temuin jasad Nana, Nana ingin dikubur di samping Istri Nana.'"

Pecah sudah air mata keduanya, tidak ada satupun cercah harapan keduanya masih hidup. Hanya satu cara hanya bisa berdo'a dan berharap ada petunjuk dimana mereka berdua, Bebeh Mah Iis tertidur di posko, mereka bahkan sudah tidak tidur selama 3 hari, wajar jika mereka tertidur.

Babeh memimpikan Nana dan Jelita, dimimpinya mereka tampak bahagia, Babeh bersyukur. Mungkin yang dialami daritadi hanya mimpi, Nana membalikkan badan dan memegang tangan Babeh, ia menarik Babeh menyelusuri seluruh pantai luas ini, sampai mereka berhenti di Gua yang sedikit gelap.

Babeh kaku, ia sedikit mengingat tempat ini, namun ingatannya suram sekali.
"Na? Jangan bilang" Tanya Babeh gelalapan, raut wajahnya panik, Nana anak tersayangnya disini. Nana tersenyum ia memeluk Babeh.

"Beh jadi orang baik ya, rasanya sakit Beh, kematian Nana gak harusnya gini Beh, Nana gak tahu siapa yang ngelakuin ke Nana, tapi orang itu katanya Deket sama Babeh sama Mamah, bahkan di detik-detik kematian Nana, Orang itu menangis, mengatakan 'Harusnya, aku disana, kenapa harus kalian'. Ia bilang begitu Beh, Nana ikhlas Beh, Babeh juga ikhlasin Nana ya."

Babeh memeluk Nana, ia menangis anaknya sudah memberikan petunjuk. Ia menjerit dan menangis, Nana membalasnya dan ikut menangis.

Begitupun Mamah Iis, ia mempikan hal yang sama, di dalam mimpinya Jelita mengajaknya dan pergi ke arah bebatuan besar. Mamah Iis runtuh, kenapa harus ditempat ini. Jelita tersenyum dan memeluk Mamah Iis.

"Mah makasih udah nemuin Jasad Jelita, Jelita seneng dan sakit Mah, kenapa ya orang itu ngebentur kepala Jelita terus wajah Jelita terus menerus ke bantuin dan akhirnya Jelita tewas Mah."

******
Pagi Harinya Mamah Iis langsung ketempat yang didalam mimpi itu dan benar saja, tempatnya Benar, Mamah Iis menangis melihat Jelita badannya benar-benar sudah hancur, wajahnya benar benar rusak parah. Begitupun Babeh Johsua, ia Meilihat Nana diikat dan kepalanya ditusuk oleh batu tajam. Babeh dan Mamah menangis sangat kencang. Tragis sekali perlakuannya.

Nana dan Jelita akhirnya ditemukan dalam kondisi yang tidak bisa di terima oleh semuanya. Haidar yang mendengar berita tersebut segera bergegas menuju ke pemakaman, begitupun Jerom ia segera menyusul kesana. Perasaannya sangat dicampur adukkan. Mereka semua menangis, Tragis Nana dan Jelita.

*****

Pemakaman akhirnya dilakukan, Mamah Iis menangis terus menerus, tidak pernah ia bayangkan anak-anaknya meninggalkan Ia duluan. Pertama Chandra sekarang Nana. Mamah Iis sungguh harus bisa mengikhlaskan semuanya.

"Untuk Anak-anakku, Anak kesayangan Mamah, beristirahatlah dengan tenang, Mamah sudah ikhlas, tidur yang tenang anakku Chandra, Anakku Nana, Nama kalian akan abadi."

Mamah Iis mencium batu nisan anaknya, menantunya dan Buanka, gadis yang mencintai Rayhan. Setelah itu mereka pamit. Mengikhlaskan yang telah pergi.

Bersambung.....

Terimakasih kepada makhluk bumiii, yang telah memberikan vote, vote kalian berharga untukku😻❤️

Untuk langit dari Ketujuh SamudraWaar verhalen tot leven komen. Ontdek het nu