The House 13

1.2K 207 21
                                    

Sakura membuka kedua matanya saat dengan jelas ia mendengar suara gaduh yang entah berasal darimana. Seketika keningnya mengkerut saat menyadari jika sekarang ini ia tengah berdiri di sebuha lorong dengan lantai yang beralaskan karpet merah.

"Dimana ini?" Tanya Sakura bingung. Karena seingatnya, setelah ia dan Temari kembali dari rumah Keiji Makoto, Sakura memutuskan untuk tidur karena rasa kantuk yang tiba-tiba datang menyerangnya.

Dan sekarang, ia kini terbangun ditempat yang sama sekali tidak ia kenali. Disamping kanan kirinya terdapat dinding dengan cat berwarna putih tulang yang dihiasi berbagai macam lukisan.

Panjang lorong tempat ia berdiri saat ini kemungkinan sekitar lima sampai enam meter, dan di ujung lorong terdapat tangga yang sepertinya mengarah ke lantai bawah.

"Sebenarnya ini dimana? Dan bagaimana bisa aku berada disini?" Tanya Sakura dengan kedua matanya yang mulai menelisik beberapa lukisan disana.

Belum selesai dengan kebingungannya, tiba-tiba saja dari arah belakang ada yang menabraknya dengan cukup keras, sampai membuatnya tersungkur menyentuh lantai.

"Akh!" Ringis Sakura saat kedua lututnya membentur lantai.

"Ya Tuhan! Maafkan aku," ucap sebuah suara yang membuat Sakura langsung menoleh.

Saat ini, tepat didepan Sakura terlihat  seorang pria yang mungkin berusia sekitar dua puluh delapan tahunan, memakai kemeja berwarna hitam dan celana jeans hitam panjang.

"Apa kau baik-baik saja?" Tanya pria itu yang ikut berjongkok mensejajarkan dirinya dengan Sakura.

"Um... ya, a-aku baik-baik saja," jawab Sakura sedikit gugup.

"Apa kau bisa berdiri? Kita harus segera pergi dari sini, jika tidak, maka kita yang akan menjadi korban selanjutnya," ucap pria itu dengan raut wajah cemas yang terlihat jelas dimata Sakura.

"Korban selanjutnya? A-apa maksudmu?" Tanya Sakura bingung.

"Dia berencana membunuh kita semua, mereka berdua adalah dalang dibalik semua ini," ucap pria itu yang membuat Sakura semakin bingung.

"Aku sudah mengirim pesan pada temanku agar dia melacak keberadaan kita, semoga saja dia bisa datang tepat waktu sebelum kita..., "

Brak!!

Suara bantingan terdengar sangat keras sampai membuat Sakura dan pria itu menoleh ke arah sumber suara. Disana, tepat di ujung lorong, Sakura melihat siluet seorang pria berpakaian serba hitam dengan salah satu tangannya membawa tongkat baseball yang diujungnya terdapat tetesan darah.

Sakura tidak bisa melihat wajah dari pria yang saat ini masih berdiri di ujung lorong, entah kenapa pandangannya tiba-tiba buram, seperti ada sesuatu yang menghalangi kedua matanya.

"Kalian tidak akan pernah bisa pergi dari tempat ini," ucap pria itu dengan penekanan di setiap katanya.

"Aku mengenali suara ini," ucap Sakura dalam hati.

"Cepat, kita harus pergi," ucap pria yang saat ini masih berjongkok disampingnya.

"Jika tidak, maka kita akan berakhir di tempat ini," ucapnya lagi.

"Ta-tapi...,"

"Ayo!" Ajak pria itu yang tiba-tiba menarik kedua tangan Sakura memaksanya berdiri.

Tanpa aba-aba, pria itu langsung berlari dan menyeret Sakura yang masih dalam keadaan bingung.

Sakura berlari menuruni tangga dengan satu tangannya yang masih digenggam oleh pria didepannya, ia tidak tahu kemana pria ini akan membawanya. Mereka terus berlari menyusuri lorong yang menurut Sakura tidak berujung, ada banyak pintu tertutup di kanan kirinya dengan beberapa lukisan aneh yang tertempel di dinding.

I Can Hear Your Step 3Where stories live. Discover now