4. Kalung

548 169 20
                                    

Hai Guys balik lagi nih❤️❤️
Happy Reading...❤️

****

Sepulang sekolah, bella dan tasya sedang duduk ditaman kota. Zhavira pulang duluan karna sudah dijemput oleh papanya, sejujurnya bella merasa iri dengan anak-anak yang disayangi oleh papanya.

Ditinggal selama sebulan, mungkin bagi orang lain itu sangat lama namun menurut bella itu adalah waktu yang singkat. Karna hanya sebulan ia tidak merasakan kekerasan dari ayahnya, pukulan dan bentakan selalu jadi makanan sehari-hari bagi bella.

"Bel, mau es krim itu gak?" tawar tasya sambil menunjuk gerobak es krim yang tak jauh dari mereka.

"Boleh." ucap bella dengan mata berbinar.

"Oke, gue traktir. Lo tunggu disini." ucap tasya yang berdiri dan berjalan mendekati gerobak es krim itu.

Bella menatap tasya, namun kemudian tatapannya beralih kepada gadis seusianya yang duduk tak jauh dari tempatnya. Ia menatap gadis itu tengah berbicara sambil tertawa dengan ayahnya, bella merasa matanya mulai panas karna menahan air mata.

Semenjak ibunya meninggal, bella sering dibentak ketika ingin dimanja oleh ayahnya. Waktu itu saat Bella berumur 9 tahun, ia susah mengerjakan tugas membuat puisi disekolahnya lalu ia berniat ingin meminta tolong kepada ayahnya. Namun ketika ia baru memasuki kamar ayahnya, dan ingin berbicara. Ia sudah dibentak dan bukunya dilempar oleh ayahnya sehingga kertas dan penanya terhambur ke lantai.

Mengingat hal itu membuat bella merasa sangat sakit, semenjak hari itu ia selalu berusaha mengerjakan segalanya sendiri. Tasya yang baru saja membelikan es krim untuk mereka berdua, langsung duduk disamping bella dan memberikan satu es krim kepadanya.

"Nih, bel." ucap tasya.

Bella langsung mengambil es krim dari tangan Tasya, "makasih sya." ucapnya sambil tersenyum. Sejujurnya senyuman itu, adalah senyuman menutupi lukanya.

Tasya mengangguk, kemudian memakan es krimnya. Bella pun mengikuti Tasya, mereka memakan es krim sambil menatap anak-anak yang sedang bermain dengan orang tuanya.

Tasya sangat senang melihatnya, berbeda dengan bella yang merasa sedih dan juga iri. Mati-matian ia menahan air mata agar tak turun, ia tak mau tasya melihat dirinya menangis.

"Sya, es krim gue udah habis. mau pulang gak?" tanya bella.

"Ehh, lo mau pulang? cepat banget." jawab Tasya sambil menatap bella yang disampingnya.

"Gue mau masak sya, papa gue lagi gak dirumah selama sebulan lebih katanya." ucap bella sambil menatap langit sore yang indah.

"Lama banget sebulan." ucap tasya dengan nada heran.

"Gak tau, mungkin urusan kantornya lagi banyak." ucap bella tersenyum.

Tasya mengangguk kemudian mereka berdua berdiri, dan beranjak meninggalkan taman. Tasya mengantarkan bella sampai depan rumahnya.

"Gue pulang dulu, kalo ada apa-apa telfon gue." ucap Tasya kemudian pergi dari pekarangan rumah bella.

Bella menatap kepergian Tasya, lalu masuk kedalam rumahnya. Ia segera menuju kamarnya, dan meletakkan tasnya ke tempatnya. Bella berjalan kekamar mandi untuk membersihkan tubuhnya.

****

Eleazer menatap musuhnya tajam, ia memainkan pisau kecil ditangannya.

"A-ampun king." ucap musuh tersebut yang sudah terkapar lemah.

"Ampun?" ucap eleazer dengan smirknya. Ia berjongkok disamping pria yang sudah terkapar dengan berlumuran darah itu.

Ya, inilah eleazer yang asli. Tidak ada yang tau siapa eleazer, ia adalah putra sulung mafia terkejam didunia. Ia tak pernah mengampuni siapapun yang mengusik keluarga, orang tersayang dan terdekatnya.

ELEAZER [On Going]जहाँ कहानियाँ रहती हैं। अभी खोजें