10. Bolehkah aku bahagia?

277 20 3
                                    

“Aku mencintaimu bukan karna siapa dirimu, tapi karna siapa aku saat bersamamu.”

~Eleazer Athalariq Embrata~

****
Pagi hari, bella sedang sarapan dengan sang ayah. Ayahnya entah kenapa pulang dari london lebih awal, padahal katanya sebulan lebih tapi belum ada setengah bulan ia sudah pulang.

"Bella, di sekolah baru kamu jangan membuat masalah lagi. Papa capek ngehadapin kamu yang kayak anak kecil." ucap sang ayah.

"Aku beban banget ya dihidup papa?" tanya bella dengan suara bergetar.

"Ya, udah tau beban seharusnya kamu sadar diri."

Ucapan sang ayah berhasil membuat hati bella terkoyak, ia hanya bisa menahan air matanya dengan senyuman palsu.

"Kenapa papa gak bunuh bella aja pas lahir?"

"Minta saja sama tuhan, biar kamu mati besok juga."

"Iya, pa. Doain aja ya." ucap bella dengan senyuman manisnya.

"Pinter banget kamu jawabnya, siapapun tidak akan mau punya anak seperti kamu."

Kedua kalinya hati bella dikoyak habis-habisan, mati-matian ia menahan air matanya agar tak turun dihadapan sang ayah. Ia berusaha makan sarapannya, walaupun sudah tidak ada selera apapun.

"Emang benar ya, aku cuma beban bagi semua orang." batin bella.

"Cepat selesaikan sarapanmu, hari ini biar papa yang mengantarmu ke sekolah." ucap sang ayah kemudian pergi meninggalkan bella sendirian didapur.

Bella menatap sang ayah yang sudah pergi jauh, pertahanannya pun langsung runtuh. Air matanya langsung turun tanpa henti, ia berusaha mengurangi rasa sakit didada nya namun tidak bisa.

Ucapan itu, entah kenapa begitu sakit dihati bella. Ia mengusap dadanya berulang kali, berharap rasa sakit itu berkurang. Namun, sama sekali tak ada reaksi apapun melainkan tambah sakit.

Ia berusaha melupakan ucapan sang ayah namun tidak bisa, setelah menghabiskan sarapannya. Bella langsung berdiri, dan memakai tas ranselnya. Ia berjalan keluar rumah, menyusul sang ayah yang sudah menunggunya di garasi mobil.

****

Sesampainya disekolah, dikepala bella masih terngiang ucapan sang ayah tadi pagi. Matanya kembali berembun, entah kenapa itu sangat sakit dibandingkan luka karna jatuh.

'Ehh, Lo tau? katanya vina hilang udah hampir seminggu.'

'Emang bener?'

'Iyaa, bahkan gak ada satupun yang tau kemana dia pergi. Hilangnya tiba-tiba gitu.'

Telinga bella tak sengaja mendengar ucapan para siswi tentang vina, gadis yang pernah membullynya hingga masuk kerumah sakit.

Bulu kuduknya langsung berdiri, entah kenapa itu berhasil membuatnya takut. Ia buru-buru masuk kedalam kelas, keadaan kelas sudah hampir ramai.

Dengan langkah cepat, ia menuju ke bangkunya lalu duduk disamping zhavira. Gadis itu sedang asik dengan ponselnya, biasalah scroll tiktok.

ELEAZER [On Going]Where stories live. Discover now