7. Pembalasan

376 61 7
                                    

Happy Reading...❤️❤️

*****

"Siapapun yang berani nyakitin bella, gue pastikan nyawa kalian habis ditangan gue."

~Eleazer Athalariq Embrata~

****

Dengan langkah cepat, eleazer berlari menuju sebuah ruangan gelap. Ketika ia sudah sampai diruangan itu, senyumnya langsung mengembang bagaikan iblis.

Ia berjalan mendekati seorang wanita dengan posisi duduk dikursi kayu dan diikat dengan sebuah rantai, wajahnya sudah dipenuhi darah, begitu juga dengan tubuhnya yang sudah dilumuri darah.

Eleazer berjongkok didepan wanita tersebut, "Suka?." tanya nya dengan smirk.

Wanita itu hanya diam, nafas nya sudah tak beraturan.

"KALO DITANYA TUH JAWAB!!". teriak eleazer dengan nada membentak.

"Gue...m-minta maaf." ucap wanita itu dengan terbata-bata.

Senyuman iblis eleazer semakin mengembang, ia merogoh saku jaketnya, Ia mengeluarkan pisau kecil kesayangan.

"Mau nyoba ini?". tanya eleazer sambil mendekatkan pisau tersebut kewajah wanita itu.

Wanita itu langsung menggeleng cepat, "Gak, gue gak mau." ucapnya dengan tubuh yang bergetar.

Iba? eleazer sama sekali tak merasa iba atau kasihan, dipikirannya hanya ada pembalasan yang setimpal atau lebih parah lagi untuk orang yang berani menyakiti wanitanya.

"Nama lo?" tanya eleazer.

"Z-zila." jawabnya takut.

Eleazer mengangguk, "Apa salah cewe gue, sampai kalian bully." ucapnya dengan nada menekan.

"G-gue disuruh sa-"

"SAMA SIAPA?!!" bentak eleazer memotong ucapan zila, membuat tubuh gadis itu semakin bergetar ketakutan.

"S-sama vina." ucapnya dengan mata tertutup.

Sudut bibir eleazer langsung terangkat, menunjukkan smirknya. Ia mulai memainkan pisau ditangannya, didepan mata zila yang membuat gadis itu susah bernafas.

"Lo mau nyobain ini?" tanya eleazer sekali lagi dengan nada lembut namun menyeramkan.

Dengan cepat zila menggeleng sambil meneteskan air mata, apakah eleazer kasihan? oh tentu saja tidak. Di dalam pikirannya hanya ada suara tangisan dan suara memohon gadisnya, disaat mereka bully di gudang sekolah tadi.

"Lo harus ngerasain apa yang cewe gue rasain." ucapnya sambil menggoreskan pisau kecil kesayangannya ke paha mulus zila.

Darah gadis itu mengalir dengan derasnya, pemandangan itu sangat disukai eleazer. Disaat ia akan kembali menggoreskan, ponselnya berdering dan tertera nama alvero.

Eleazer langsung berdiri dan menjauh dari sana, ia mengangkat telfon Alvero didepan markas BlackWolf.

"Buruan." ucap eleazer datar.

ELEAZER [On Going]Where stories live. Discover now