11. Luka dibalik senyum

143 8 0
                                    

“Dunia ini penuh dengan orang-orang baik. Jika kamu tidak menemukannya, jadilah salah satunya”

~••🦋✨••~

****

Bella menatap langit pagi di kursi taman sekolahnya, hari ini ia datang lebih awal karna tak ingin bertemu sang ayah. Ia rela melewatkan sarapannya, untuk sementara waktu ia ingin menghindari sang ayah.

Saat sedang asik menatap langit, ia merasa seseorang duduk disampingnya. Bella langsung menoleh kesamping, ia mendapati alvero teman eleazer.

"Ngapain disini?" tanya alvero.

"Gue cuma pengen ngeliatin langit aja" jawab bella dengan tatapan masih ke langit.

"Katanya, jika seseorang suka menatap langit berarti hidup dia lagi banyak masalah." ucap alvero.

"Sok tau."

"Ya kan itu kata orang bukan kata gue"

"Lo juga ngapain duduk disini, gak takut nanti el salah paham?" tanya bella.

"Takut sih, gak salah dong gue cuma jagain buketu dari kutu-kutu disini." Jawab alvero enteng.

Bella hanya menggelengkan kepalanya mendengar jawaban alvero, kutu-kutu yang dimaksud alvero pastilah orang-orang yang suka mengganggu bella.

Perasaan bella sangat senang karna bisa mengenal anggota BlackWolf yang kata nya menyeramkan, tetapi tidak bagi bella. BlackWolf sangat baik kepadanya, memang benar kata orang-orang kalau kita tidak bisa menilai seseorang berdasarkan covernya saja.

"Wajah lo pucat, kenapa?" tanya alvero.

Ya, sejak awal melihat bella sedari tadi alvero menyadari itu semua. Tubuh bella lesu tidak seperti biasanya, matanya sembab, dan juga nampak lebih pucat.

"Lo sakit?" tanya nya lagi.

"Gak, gue emang gini kalo dipagi hari" jawab bella.

Tentu saja jawaban itu tidak masuk akal, hanya anak-anak polos yang akan percaya kata-kata bella.

Kriingg...

Bel masuk berbunyi, bella dan alvero segera beranjak dari sana. Mereka berjalan beriringan menuju ke kelas, sesampainya dikelas.

Bughh...

Wajah alvero mendapat bogeman yang membuat tubuhnya tersungkur ke belakang, bella segera mendekati alvero.

"Lo gapapa al?" tanya bella, tangannya ingin menolong alvero berdiri namun langsung ditarik eleazer.

"Kalian darimana?" tanya eleazer datar.

"Taman," jawab bella cuek.

Ia menghempaskan tangan eleazer, lalu berjalan mendekati zhavira. Entah kenapa bella menjadi kesal kepada eleazer, menurutnya perilaku eleazer tadi sangat gegabah.

"Sorry," ucap eleazer mendekati bella.

Eleazer tidak bisa jauh dari bella, jika biasanya ia yang cuek maka kali ini ia yang dicuekin. Hanya bella yang bisa, hanya bella.

Bella hanya diam, ia sama sekali tak berniat menatap kearah eleazer. Ia membuka tasnya, lalu mengambil novel kesayangannya.

Amarah yang menguasai eleazer tadi langsung lenyap ketika bella menjawab pertanyaan nya dengan dingin, ia jadi merasa bersalah bukan terhadap alvero tetapi kepada bella.

Aneh bukan, padahal yang dibogemnya alvero tetapi merasa bersalahnya ke bella.

"Santai bel, gue gapapa. Udah biasa ini," ucap alvero diselingi cengiran khasnya.

You've reached the end of published parts.

⏰ Last updated: Apr 26 ⏰

Add this story to your Library to get notified about new parts!

ELEAZER [On Going]Where stories live. Discover now