6. Rumah sakit

379 59 5
                                    

Happy Reading...❤️❤️

****

Sesampainya di rumah sakit, eleaer langsung menggendong bella masuk.

"DOKTER TOLONGG." teriaknya, suster-suster yang ada dirumah sakit itu langsung berlari menghampirinya.

Semua orang mengenal siapa eleazer, keluarga mereka sangat disegani di dunia. Bella langsung direbahkan di brankar, lalu dibawa ke salah satu ruangan vvip.

Eleazer menunggunya di luar, ia langsung mendudukkan dirinya lemah. Perasaan bersalahnya semakin besar, kejadian dibelakang sekolah tadi membuatnya bersalah ditambah dengan kejadian di gudang membuatnya tambah merasa bersalah.

****

beberapa saat kemudian...

Seorang dokter keluar dari ruangan tersebut, eleazer langsung berdiri menghadap dokter itu.

"Kenapa dengan pacar gue dok?" tanya eleazer langsung ke intinya.

"Luka ditubuhnya sangat banyak, dan ada satu luka besar di paha sebelah kanannya. Jadi kami menjahit beberapa lukanya, dia tidak boleh banyak gerak. Dan juga jangan banyak bertanya dulu, sepertinya kejadian yang menimpa nya sangat membekas sehingga bisa meninggalkan trauma." jelas dokter, eleazer mengangguk paham.

"Boleh masuk?" tanya eleazer pada dokter itu.

"Boleh, silahkan tuan." ucapnya membuka kan pintu untuk eleazer.

Eleazer langsung masuk, ia menatap gadisnya yang memejamkan matanya. Sungguh damai, mungkin bius nya belum hilang sehingga bella belum membuka matanya.

Eleazer melangkah mengambil kursi diruangan itu, lalu meletakkannya disamping brankar bella. Ia duduk sambil memegang tangan gadis itu, sangat dingin sekali tangannya.

Hingga suara ribut mengejutkan eleazer, ia langsung menoleh pada pintu. Ternyata teman-temannya dan juga teman bella, pasti temannya yang memberitahu kedua gadis itu.

"Bella kenapa?" tanya zhavira khawatir.

"Gue gak tau." jawab eleazer dengan wajah datarnya, pandangannya masih mengarah pada bella.

"Gue udah meriksa cctv gudang, ada sekitar 4 orang yang nyerang bella. Wajahnya gak keliatan, soalnya mereka membelakangi cctv." jelas Reygan.

Eleazer mengepalkan tangannya kesal, ia tidak akan mengampuni orang yang telah membuat gadisnya terbaring lemah dirumah sakit.

"Gue mau secepatnya kalian dapat informasi mereka." ucap eleazer.

Reygan dan Alvero mengangguk, sedangkan Marvel ia hanya diam. Zhavira dan Tasya duduk di kursi panjang ruangan itu, ia menatap bella yang belum membuka matanya.

Eleazer mencium punggung tangan bella, dingin hanya itu kata yang cocok untuk tubuh bella. Itu membuatnya kesal, ia harus menahan amarahnya. Berada didekat bella membuatnya merasa nyaman, ia bisa meredakan emosinya.

Selang beberapa jam, akhirnya bella membuka matanya. Pemandangan yang pertama kali ia tatap adalah wajah eleazer, jantungnya langsung berdetak kencang. Ingatan kejadian dibelakang sekolah tadi membuatnya kembali ingin menangis, dengan cepat eleazer memeluk tubuh bella.

"Sorry bel, gue gak sengaja tadi." ucap eleazer masih memeluk tubuh gadis itu erat.

Bella diam, ia tidak membalas ataupun memberontak dipelukan eleazer. Eleazer mengelus rambut bella lembut, ia tersenyum menatap gadisnya yang sedang menatap dirinya.

"Gue sayang sama lo bel, gue gak suka liat lo kayak gini." ucapnya kemudian mencium pucuk kepala gadis itu.

Hal itu sontak membuat teman-temannya terkejut bukan main, "Bos hehh gue kan jadi pengen punya pacar." ucap Alvero kesal.

"Kasian jomblo." ejek Reygan.

"Ra, putusin aja si rey. Bisa gila lo pacaran sama dia." ucap Alvero sambil menatap zhavira.

Zhavira menatap kearah alvero, kemudian ia terkekeh. Zhavira dan Tasya berjalan mendekati bella, mereka langsung memeluk gadis itu.

"Huaaaa bel, gue khawatir banget." ucap zhavira.

Bella tersenyum, "Gue gapapa kok." ucapnya.

"Kenapa lo gak pulang bareng kita aja tadi, tau gitu gue gak bakal ninggalin lo sendirian." ucap Tasya, ya memang tadi tasya pergi buat latihan taekwondo.

"Udah gapapa, gue gapapa kok." ucap bella sambil tersenyum.

Eleazer menatap ketiga gadis itu, lalu menatap bella lagi. Sedari tadi gadis itu mengucapkan kata "Gapapa", yang artinya "Ada apa-apa". Kata itu sering diucapkan ketika seseorang sedang menutupi luka atau sakitnya.

"Lo gak mau ngasih tau bokap lo, kalau lo lagi dirumah sakit." ucap Alvero yang langsung mendapat gelengan dari bella.

"Kenapa?" tanya zhavira.

"Gue gak mau dia khawatir." ucap bella, padahal ia takut jika ayahnya akan memarahinya. Dimata ayahnya bella lah yang bersalah, bahkan kematian ibunya saja ayahnya menyalah bella yang selalu rewel dan membuat ibunya lelah.

"Kalo gitu, gue sama tasya bakal jagain lo disini." ucap zhavira sambil tersenyum.

"Gak usah, besok kan kalian sekolah." tolak bella.

"Gue aja yang jaga." ucap eleazer, semuanya terkejut. Terlebih lagi zhavira, ia tidak tau apa niat sebenarnya eleazer mendekati bella.

"Gak usah." ucap zhavira, namun tangannya langsung dipegang oleh Reygan. Reygan mengisyaratkan lewat matanya, bahwa ia tak boleh melawan ucapan Eleazer.

Eleazer menatap Reygan dan Zhavira tanpa ekspresi, ia mengelus lembut pipi bella. "Sorry, mau kan maafin gue?" tanya eleazer sambil menatap mata bella.

Kelemahan bella adalah ditatap eleazer, ia lemah jika ditatap oleh eleazer. Hingga ia mengangguk, itu membuat eleazer tersenyum. Bella merasakan jantungnya berdetak lebih cepat, wajah eleazer yang tersenyum dan mata yang menatap intens dirinya membuat nya gelisah.

"El, tatap lain." perintah bella, eleazer menggeleng kemudian mencium pipi gadis itu.

Bella terkejut kemudian memukul bahu eleazer, hal itu tidak ada apa-apanya bagi eleazer. "Gak kerasa." ucap nya membuat bella semakin kesal.

Dengan sekuat tenaga bella mengigit tangan eleazer hingga meninggalkan bekas, eleazer meringis sakit.

"Kanibal." ucap eleazer, bella tertawa mendengarnya.

Teman-temannya menetap kedua insan itu, entah kenapa mereka merasa senang ketika melihat bella tertawa. Biasanya gadis itu banyak diam, dan jarang sekali atau bahkan tak pernah tertawa.

"Ternyata tambah sakit kalo lagi ketawa." ucap alvero yang langsung mendapatkan tatapan tajam dari eleazer.

"Salah mulu gue heran." ucapnya lagi.

"Lo emang gak pernah bener." ucap Reygan.

"Lo berdua gak ada bedanya." ucap Marvel menengahi, Alvero maupun Reygan langsung menyengir mendengarnya.

Nampak dari brankar bella menatap mereka sambil menggelengkan kepalanya, eleazer tetap dengan wajahnya yang datar.

"Mau makan apa, gue beliin." ucap eleazer sambil mengelus lembut rambut bella.

Bella mencoba menatap mata eleazer terlihat dingin namun terdapat ketulusan, tanpa sadar bella tersenyum ke eleazer.

"Hm?" tanya eleazer menaikkan satu alisnya.

"Roti bakar aja yang selai coklat." jawab bella sambil mengalihkan pandangannya kesamping.

Kemudian eleazer langsung berdiri dan berjalan keluar ruangan, zhavira dan tasya langsung berjalan mendekati brankar bella.

"Gue khawatir banget bel." ucap zhavira memeluk tubuh bella erat.

"Gue gapapa kok." ucap bella sambil mengusap punggung zhavira.

Melihat hal itu, tasya pun tak mau ketinggalan. Ia berhambur ikut memeluk bella erat, kemudian mereka melepas pelukan lalu tertawa.

****

Udah dulu ya...❤️❤️

Jangan lupa tinggalin jejak, vote dan komen❤️❤️

ELEAZER [On Going]Wo Geschichten leben. Entdecke jetzt