Chap 5: Hukuman berjamaah

376 32 0
                                    

Happy reading










Let's Start

*

*

*

*

*

Cuaca yang panas semakin memanas dengan adanya ketegangan di sebuah ruangan. Beberapa orang dewasa terlihat tengah merundingkan sesuatu, dengan tiga siswa yang berdiri sambil menunduk.

Mereka adalah Mada, orang tua Bima dan kedua temannya, serta beberapa orang siswa lain yang merupakan saksi. Nadia juga turut berdiri di samping kepala sekolah. Sesekali ia akan mencuri pandang ke arah Mada yang menurutnya nampak sangat tampan hari ini.

"Pak Irwan, semua sudah jelas bukan? Dan anak-anak itu terbukti bersalah karena sudah membully kedua adik saya," ujar Mada dengan tegas.

Irwan, sang kepala sekolah mengangguk. Berdasarkan pengakuan beberapa orang saksi dan rekaman CCTV, Bima dan kedua temannya terbukti bersalah.

"Baik, Bima, Adi, dan Sandi akan kami skors selama satu Minggu. Karena mereka masih kecil, hukuman akan kami serahkan sepenuhnya kepada para wali," final Pak Irwan. Bima dan kedua temannya hanya menunduk tak berani menatap orang tua mereka.

Kemudian Pak Irwan beralih menatap pada Mada

"Dan untuk Pak Mada, saya benar-benar minta maaf atas kejadian yang sudah menimpa Je-Ju," ucapnya dengan penuh penyesalan.

Setelahnya Bima dan kedua temannya beserta orang tua mereka pun keluar dari ruang kepala sekolah. Kini hanya tersisa Mada, Pak Irwan, dan juga Nadia.

"Terima kasih pak, dan maaf, saya ingin memberikan ini," ucap Mada seraya memberikan sebuah amplop putih ukuran sedang. Nadia tak terlalu memperhatikan itu karena ia masih menunduk untuk menyembunyikan wajahnya yang bersemu.

"Apa ini?" Tanya Pak Irwan.

"Itu surat pengunduran diri Je-Ju," jawab Mada.

"Eh?!"

Pak Irwan dan Mada serentak menoleh pada Nadia yang sedang menutup mulutnya.

"Ada apa Bu Nadia?" Tanya Pak Irwan.

"O-oh bu-bukan apa-apa kok, pak," jawab Nadia canggung. Ayolah, dia itu terkejut gara-gara mendengar ucapan Mada. Pak Irwan hanya mengangguk saja. Sedangkan Mada tetap diam.

"Bila itu keputusan Pak Mada, saya hanya bisa mengiyakan. Semoga hal ini bisa menjadi pelajaran bagi kami untuk lebih memantau anak-anak," ucapan Pak Irwan menjadi penutup pertemuan hari ini.

Setelah pertemuan, Mada pamit undur diri. Sebagai teman yang baik, Nadia mengantarkan Mada ke parkiran.

"Gimana kabar Jena?" Tanya Nadia, sekedar basa-basi.

"Alhamdulillah udah baik. Semalam langsung ketemu sama Dokter Kinan. Sekarang sih udah mau di ajak ngobrol. Kata Dokter Kinan juga efek trauma Jena udah lumayan dibanding dulu," jawab Mada.

Brother and TwinsWhere stories live. Discover now