Chap 7: SKI (Standar Kakak Ipar)

351 37 4
                                    

Happy Reading

Let's Start

*

*

*

*

*

*

Mada menghentikan mobilnya di depan SD Nusa Bina, masih satu yayasan dengan sekolah Huda dan Jadid serta tempat Rezfan mengajar. Letaknya di sebrang SMP dan SMA Nusa Bina. Hanya di pisahkan sebuah jalan yang tak terlalu lebar dengan gedung SMP dan SMA ada di kiri jalan sedangkan gedung SD berada di kanan jalan.

Berbeda dengan sekolah yang lama, Juna kini memiliki teman. Bahkan hanya butuh waktu tiga hari bersekolah di sana, Juna sudah memiliki banyak teman dari berbagai angkatan. Meskipun begitu, masih ada rasa sedih di hati Juna mengingat sang kakak kembar tak ikut bersekolah bersamanya.

"Junaaa!!!" Pekikan dengan suara cempreng itu menyambut kedatangan Juna yang di gandeng Mada. Jadid dan Huda yang berboncengan dengan motor memilih tak langsung masuk ke sekolah karena mereka penasaran dengan teman si bungsu. Terlihat seorang bocah berpipi bulat dengan mata sipit yang melambaikan tangan ke arah Juna.

"Pagi Juna! Pagi om!" Sapa bocah itu semangat.

"Pfftttt...om..." Jadid dan Huda menutup mulut mereka untuk menahan tawa yang akan menyembur. Terlebih melihat wajah kakak sulung mereka yang sepertinya tertekan dengan panggilan itu.

"Juna kan udah bilang, Reza. Ini abang Juna, bukan ayah Juna," tegur Juna yang kasihan melihat wajah Mada.

"Hehe lupa, maaf bang," ucap bocah bernama Reza itu malu. Mada hanya mengangguk sebagai balasan. Setelahnya ia menengok ke arah Juna yang juga sedang mendongak menatapnya.

"Abang tinggal ya. Nanti tunggu Bang Rezfan jemput. Kalau butuh apa-apa minta Bang Huda atau Bang Jadid," pesan Mada.

"Iya abang," Juna menyalami ketiga kakaknya.

"Ingat, ya. Kalau ada yang nakal tendang aja titidnya," pesan Huda yang secara tak langsung membuat Reza reflek menutupi asetnya dengan kedua tangan.

'ndak mau nakal sama Juna, ah. Takut di tendang,' batin Reza ngeri.

"Kalau yang nakal cewek?" Tanya Juna dengan polosnya.

"Ya jangan tendang. Di ajak kenalan aja, siapa tahu jadi pacar Juna," jawab Jadid dengan berbisik di akhir.

"Huda, Jadid," tegur Mada dengan tatapan tajam mengarah pada kedua adiknya. Huda dan Jadid yang ditatap seperti itu langsung nyengir sambil mengeluarkan pose andalan dua jari.

"Masuk sana dek, jangan dengerin omongan Bang Huda sama Bang Jadid, mereka sesat," pesan Mada yang dibalas anggukan Juna. Juna berjalan beriringan bersama Reza menuju ke kelasnya.

Mada berbalik dan mendapati kedua adiknya masih stand by di sana sambil menunjukkan deretan gigi masing-masing.

"Kenapa? Sana masuk," titah Mada.

"Minta uang bensin, bang," ucap Huda sambil menengadahkan tangan di depan sang kakak.

"Huh, nih," Mada memberikan satu lembar uang berwarna hijau pada Huda.

Brother and TwinsWhere stories live. Discover now