REDFLAG - 6

2.1K 252 28
                                    

Sapphire tidur di kamar tamu. Tadi malam mereka sampai sudah larut malam. Sapphire hanya bertemu sebentar dengan orang tua Raven sekadar menyapa dan basa-basi sedikit begitu mereka sampai.

Orang tua Raven sangat baik dan hangat. Mereka menyuruh Sapphire langsung istirahat setelah perjalan jauh. Sapphire merasa selalu nyaman setiap kali datang berkunjung, mereka menyayangi dengan sepenuh hati.

Sapphire berencana bangun pagi-pagi dan membantu mama Raven menyiapkan bekal. Mereka akan pergi berpiknik sekeluarga. Katanya mumpung Sapphire datang, mereka ingin menghabiskan waktu bersantai sambil bercengkrama.

Sayangnya, Sapphire bangun kesiangan. Matahari sudah tinggi dan ketika dia keluar kamar, kondisi rumah sangat sepi. Ternyata orang tua Raven sedang pergi ke rumah sakit menjenguk sepupu Raven yang baru melahirkan.

Mama Raven berpesan pada asisten rumah tangga agar Sapphire dan Raven datang menyusul ke tempat piknik, karena mama dan papa Raven langsung ke lokasi. Mereka juga sudah membawa bekal sekalian.

Sapphire hanya bisa menggaruk kepala dan memutuskan menemui Raven di kamarnya. Lelaki itu masih tidur pulas tanpa atasan. Selimut tebal berwarna abu-abu gelap menutupi tubuhnya hingga punggung. Raven tidur telungkup dan memeluk guling.

"Sayang," panggil Sapphire sambil duduk di sisi ranjang tepat di depan Raven. Membangunkan lelaki itu agar mereka segera bersiap-siap menyusul.

Sapphire belum cuci muka, dia juga masih mengenakan setelan piyama tidur. Tiba-tiba Sapphire menjerit, Raven menarik pinggang Sapphire hingga gadis itu terlentang di sampingnya. Menutupi tubuh Sapphire dengan lengan dan selimut.

"Sayang, mama dan papa kamu udah pergi." lapor Sapphire dengan manja. Mengerucutkan bibirnya dan membalas pelukan Raven. "Katanya ke rumah sakit jengukin sepupu kamu baru lahiran. Kita disuruh nyusul."

"Heum," balas Raven tanpa membuka matanya. Lelaki itu juga masih mengantuk, dan merasa nyaman berpelukan dengan Sapphire.

"Jam berapa nanti kita nyusul?" tanya Sapphire sambil membelai wajah Raven.

Raven akhirnya membuka mata dan menyesuaikan cahaya. Dia melirik jam digital di atas nakas dan mendekatkan wajah mereka sehingga hidung saling bersentuhan.

"Jam satu,"

"Lama banget," protes Sapphire.

"Dari rumah sakitnya lama, ketemu sodara-sodara lagi." jelas Raven pelan. "Aku masih ngantuk." tambahnya serak dan mempererat pelukannya sambil mengecup bibir Sapphire.

"Kita masih punya waktu tidur dua jam lagi," kata Sapphire.

"Heum," Raven mengangguk membenarkan.

Sapphire tersenyum dan mengecup bibir Raven dengan gemas. Dia setuju untuk melanjutkan tidur lagi. Mereka memejamkan mata sambil berpelukan.

Suasana tenang dan damai, ditambah hawa dingin dari air conditioner. Sapphire dan Raven tidak membutuhkan waktu yang lama untuk kembali pulas.

Satu setengah jam kemudian, Raven yang duluan bangun untuk memenuhi panggilan alam. Sedangkan Sapphire masih tidur pulas dan hanya bergumam kecil berpisah dari Raven.

Bermalas-malasan di waktu libur sudah menjadi kewajiban. Raven tidak langsung bersih-bersih, dia kembali ke tempat tidur dan mengganggu Sapphire.

Menaiki tempat tidur, memeluk Sapphire sambil mengecupi wajahnya bertubi-tubi. Gadis itu merengek sebal, dia masih mengantuk. Berusaha mendorong wajah Raven dengan mata terpejam.

"Bangun, Sayang. Udah siang!" kata Raven lembut. Mencium pipi Sapphire brutal hingga ke leher.

"Sayang," Sapphire kembali protes. Memunggungi Raven namun lelaki itu tidak berhenti begitu saja mengganggunya.

REDFLAG Where stories live. Discover now