REDFLAG - 12 🔞

2.8K 159 15
                                    

Warning!

⚠️

🔞

⚠️

Sapphire tersenyum lebar sambil mengeratkan tangannya pada lengan Raven yang sedang memeluknya dari belakang. Dia menyipit memandang dinding transparan, hari mulai gelap dan lampu-lampu menerangi gedung.

Napas Raven terdengar kasar di tengkuk Sapphire. Lelaki itu terusik dengan gerakan Sapphire yang meskipun tidak kasar. Sapphire merasakan Raven sedang mencari posisi nyaman dan melanjutkan tidurnya.

Mereka ketiduran setelah selesai makan. Raven menghidangkan makanan lezat penuh cinta dan perhatian. Wajah Sapphire memerah, dia sangat bahagia. Perhatian Raven yang tulus menjebak perasaan Sapphire semakin dalam.

Sapphire memejamkan mata lagi, melanjutkan tidur indahnya bersama Raven. Namun, dia tidak mengantuk lagi. Sapphire memutar badannya dan memandangi wajah tampan Raven.

Raven sepertinya menyadari sedang diperhatikan oleh Sapphire. Dahinya menukik, terutama saat Sapphire membelai rambutnya. Raven mengeratkan pelukannya dan memajukan wajahnya.

Dengan mata terpejam, mengecup bibir Sapphire dengan lembut dan tepat. Gadis itu cekikikan, memeluk leher Raven dan membalas kecupannya sehingga tidak ada jarak di antara keduanya.

"Udah malam," bisik Sapphire serak dan manja.

Raven hanya berdeham tanpa melonggarkan pelukannya. Dia juga masih memejamkan mata. Napas kasarnya menimpa wajah Sapphire. Gadis itu membelai dagunya, terkikik merasa geli dengan napas dan wajah Raven yang menempel di wajahnya.

"Sayang, mau aku bikinin teh?" tawar Sapphire sambil mengangkat kepalanya. Mengelus-elus pipi Raven lalu melanjutkan, "Terus kita makan cake yang tadi dibeli. Aku udah lapar lagi." rengeknya.

Raven hanya berdeham tanpa membuka matanya. Sapphire menundukkan kepala dan mengecup pelipis lelaki itu dengan sayang.

"Mau?" tawar Sapphire sekali lagi. "Kamu udah lapar lagi belum?"

"Heum,"

Sapphire tersenyum lebar, dia bergegas bangun dari ranjang. Kalau hanya menyajikan teh, Sapphire bisa. Hanya perlu satu sachet gula dan kantung teh. Tidak perlu mengira-ngira takaran, semua sudah ada dalam kemasan.

Air panas selalu tersedia, Sapphire telah memikirkan apa yang harus dia lakukan. Menuang air panas ke dalam gelas lalu memasukkan gula dan kantung teh. Mengaduk rata hingga air berubah warnah.

"Sebentar lagi," Raven menahan pinggang Sapphire hendak turun.

"Kenapa?" Sapphire menoleh pada lelaki yang masih ingin bermalas-malasan tersebut.

"Nanti,"

Sapphire memekik, badannya melayang dan berakhir memunggungi Raven. Lelaki itu memeluk erat dari belakang layaknya Sapphire sebagai guling.

Sapphire cekikikan tanpa protes. Dia membiarkan posisi mereka seperti itu sampai Raven puas. Raven mengecup leher Sapphire, dia tidak mau menjauh dari gadis itu. Raven masih ingin bermalas-malasan bersama Sapphire.

Sapphire mengerutkan dahi, sepertinya Raven kembali tidur. Terdengar napasnya teratur dan lengannya mengendur. Sepertinya Raven masih sangat mengantuk.

Sapphire tidak menyadari bahwa Raven beberapa hari ini sangat sibuk dengan teman kencannya dan setiap malam begadang sehingga dia kurang tidur.

Dengan cara menahan Sapphire seperti ini, gadis itu tidak rusuh dengan memaksa Raven bangun untuk minum teh dan makan cake.

Tentu saja memeluk Sapphire sangat manjur. Raven bisa melanjutkan tidur, dan Sapphire tidak berani mengganggu.

REDFLAG Where stories live. Discover now