REDFLAG - 22

1.1K 127 10
                                    

REDFLAG - 22


"Sayang?"

Dalam kondisi mengantuk, Sapphire tampak kebingungan melihat keberadaan Raven. Mereka baru tidur beberapa jam lalu, tetapi lelaki sudah bangun dan berkeliaran di lantai bawah.

Raven mengepalkan tangan, berusaha menguasai diri agar Sapphire tidak curiga.

"Sayang, kamu sudah bangun?" Raven bertanya penasaran.

"Aku haus, kamu nggak ada di kamar." keluh gadis itu dengan manja dan malas-malasan.

"Aku juga haus. Ini habis minum." ucap Raven berbohong. Dapur dan kamar yang dia gunakan bersama Luciana satu arah. Raven menggunakannya sebagai alasan. "Tunggu di sini, aku aja yang ngambil minum buat kamu."

Sapphire mengangguk dan menekuk kedua kakinya. Duduk di undakan tangga sambil menopang dagu dan perlahan memejamkan mata. Sementara Raven buru-buru ke dapur mengambil air minum.

Banyak mengkonsumsi makanan mengandung tepung membuat Sapphire mudah haus. Kantung kemihnya juga penuh sehingga gadis itu terpaksa bangun. Ditambah lagi keberadaan Raven tidak ada di sampingnya.

"Sayang, ini minumnya," ucap Raven lembut sembari membelai rambut gadis itu.

Sapphire ketiduran sambil duduk. Dia berusaha membuka mata dan menerima Tumbler dan meneguk hingga setengah.

"Masih ngantuk banget, heum?" tanya Raven bergumam.

"Heum," Sapphire mengangguk setengah sadar.

Raven tersenyum tipis dan menerima Tumbler. Menegakkan setengah badan dan membujuk Sapphire berdiri.

Sepertinya Sapphire tidak bisa menahan kantuk. Raven mengecup bibirnya untuk menggoda gadis itu. Tetapi tidak begitu berefek. Alhasil, Raven menggendong Sapphire menaiki tangga kembali ke kamar.

Sapphire menyandar nyaman di bahu keras Raven dan memeluk leher lelaki itu.

Tanpa sepengetahuan mereka, Luciana menyaksikan semuanya. Wajahnya mengeras, Raven dan Sapphire mengumbar kemesraan untuk kesekian kalinya.

Dia kembali ke kamarnya setelah membersihkan diri di kamar sebelumnya. Melanjutkan tidur dengan perasaan sedikit ringan. Tentu saja, Raven telah memuaskannya.

Di dalam kamar, Sapphire kembali membuka mata sayu masih dalam keadaan setengah sadar. Dahinya menukik dan mengendus leher lelaki itu.

"Sayang, kamu bau apa?"

"Heum?"

"Kamu berkeringat." lanjutnya sambil melonggarkan kedua lengannya dari tengkuk Raven dan menunjukkan tangannya sedikit basah.

"Air," jawab Raven. "Kamu tidur lagi ya?" bujuknya.

"Bau apa? Nggak suka,"

Raven ikut mengendus badannya. "Nggak kok." elaknya. Secara spontan meloloskan atasannya barangkali aroma Luciana masih menempel.

Kini Raven bertelanjang dada, melempar atasannya sembarangan. Merangkul kembali gadis itu dan dibalas dengan tidak kalah mesra.

"Masih bau?"

Mengendus dada Raven sekali lagi untuk memastikan. Sapphire tersenyum tipis sambil menggelengkan kepala.

Raven diam-diam menghela napas lega. Dia membelai wajah Sapphire dan mengecup dahinya.

"Kamu masih ngantuk banget," gumamnya, tetapi Sapphire tidak merespons. Mereka melanjutkan tidur dengan pulas hingga matahari bersinar tinggi.

Keesokan harinya, mereka bangun paling akhir. Sapphire merasa sangat segar setelah tidur cukup, begitu juga dengan Raven. Pasangan itu melewatkan sarapan, lagi pula tidak ada yang berniat membangunkan keduanya.

REDFLAG Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang