3. Berbagai Malam yang Berbeda

1K 124 14
                                    

Aula utama Terra Aeterna Main Castle terlihat ramai oleh para bangsawan dan perdana menteri. Di sore menjelang malam, seharusnya mereka semua bisa istirahat di kediaman masing-masing. Namun, ultimatum mutlak dari Pangeran pertama membuat mereka semua harus duduk di aula, menunggu kedatangan Sang Pangeran pertama.

Minnie -Kanselir Terra Aeterna Main Castle juga turut hadir dalam pertemuan mendadak saat ini. Tatapan angkuh nya mengedar ke penjuru aula, mengamati apa yang sedang terjadi dan mencoba mencari asal muasal mengapa pertemuan ini terjadi.

"Apakah perdana menteri belum juga kembali dari acara kunjungan nya ke Erebos Kingdom?" Tanya Minnie kepada salah satu anggota nya.

"Mohon maaf Kanselir, Pangeran Philia Huang Renjun tidak mengetahui apa yang sedang terjadi saat ini." Jawab anggota tersebut.

Minnie menatap anggota nya dengan kernyitan dahi. "Apa maksudmu? Pangeran tidak di beri tahu apa yang sedang terjadi saat ini?" Tanya Minnie bingung.

Seharusnya, Renjun pasti sudah mengetahui apa yang sedang terjadi karena ia adalah perdana menteri agung di Terra Aeterna Main Castle. Jika Renjun sudah mengetahui berita yang akan di perdebatkan di dalam aula, ia pasti akan berunding bersama Minnie yang merupakan Kanselir atau tangan kanan Renjun.

Suara pintu yang terbuka membuat perhatian semua orang mengarah ke pintu masuk. Pangeran pertama berdiri di sana dengan wajah yang terlihat marah dan itu adalah pertanda buruk.

Seluruh bangsawan menundukkan kepala, memberi hormat kepada Nobilis Prota Mark Lee, si calon Emperor.

Saat Mark menduduki singgasana nya, suasana semakin mencekam karena Mark yang tidak bersuara sama sekali, hanya memandang semua orang dengan tatapan datar.

"Minnie," Panggil Mark dengan nada rendah.

Minnie segera berdiri dan memberi salam. "Perintah anda, Pangeran." Ujar Minnie dengan suara yang sama rendah nya dengan Mark.

"Apa kau mengetahui rencana perjalanan menuju Abandoned Kingdom?" Mark langsung mengeluarkan inti permasalahan.

Minnie mengernyitkan dahi nya semakin dalam, raut kebingungan terlihat jelas di wajah nya.

"Mohon maaf Pangeran, saya tidak mengetahui apapun tentang rencana ini." Pertegas Minnie yang mulai memahami permasalahan.

Mark tersenyum sinis. "Bahkan seorang Kanselir Terra Aeterna Main Castle saja tidak mengetahui apapun tentang rencana bodoh ini." Komentar Mark sarkas. "Apakah berhak seorang Menteri Pertahanan langsung memberi perintah kepada Panglima Kang Daniel yang merupakan Panglima kerajaan Philia?"

Semua bangsawan dan pejabat menundukkan kepala, merasa terintimidasi dengan tatapan tajam milik Mark.

"Apakah berhak seorang Menteri Pertahanan langsung mengambil keputusan tanpa berbicara dengan Perdana Menteri dan Kanselir di Terra Aeterna Main Castle?" Mark kembali bertanya dengan penuh penekanan. "Bisakah kau menjawab nya Lim Jae-beom? Menteri pertahanan kita yang paling di segani," ujar Mark mengulas senyum sinis dan menjatuhkan.

Lim Jae-beom langsung berdiri dan memberi salam. "Izinkan saya memberi penyataan untuk membela diri, Pangeran. Saya mendapat perintah langsung dari Emperor terkait rencana ini, tanpa harus berdiskusi kepada Pangeran Philia dan Kanselir, saya..."

"Bodoh." Sela seseorang dari arah pintu masuk yang sudah terbuka, disana, Philia Huang Renjun berdiri dengan wajah datar yang jarang ia perlihatkan.

Se-formal apapun kondisinya, Renjun masih selalu mengulas senyum. Namun saat ini senyum laki-laki itu hilang, pertanda bahwa ia marah dan merasa terkhianati.

[ii] The Seven Sons, D² (Delight & Dolour) || NCT DREAMTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang