7. Perjamuan Istana

795 96 16
                                    

"Hey, ayo kita ke istana. Gerbang istana sudah di buka!" Seru Sunoo semangat.

Kazuha meringis pelan. "Tapi tiga buket bunga lagi belum selesai." Ia menunjukkan kerangka buket bunga yang belum di hias.

"Oh, ayolah. Aku sudah lelah dan ingin makan enak di istana." Rengek Sunoo dengan wajah lelah.

"Aku bisa membuatnya." Ujar Hazel yang mendengar keluhan dua rekannya. "Kalian bisa pergi sekarang dan membawa buket yang sudah selesai. Aku akan menyusul dengan yang belum selesai."

Kazuha menggeleng kuat. "Aku pemilik toko ini, tidak mungkin aku pergi meninggalkan rekan kerjaku." Sungut Kazuha.

"Tapi, aku lapar..." ringis Sunoo kecil.

Hazel terkekeh lucu. "Kazuha, pergilah. Kasihan Sunoo yang sudah menahan lapar sedari pagi tadi. Aku juga akan menyusul nanti," pinta Hazel pelan dengan tangan meraba-raba meja di atas nya, mencari gunting.

Sunoo memberikan gunting yang di cari ke tangan Hazel. "Lihat! Hazel saja menyuruh kita untuk pergi," ujar Sunoo merengut. "Kau mengingat jalan menuju istana, Hazel?" Tanya Sunoo memastikan.

Hazel mengerjap sejenak, lalu ia ber-o pelan. "Setelah keluar dari toko. Aku harus berbelok ke kanan dan berjalan sebanyak 15 langkah. Di pertigaan jalan, tepatnya toko roti Paman Shin. Aku berbelok ke kiri sebanyak 27 langkah. Melewati jembatan kecil dengan bebatuan padat sebanyak 18 langkah dan berjalan lurus sebanyak 31 langkah untuk mencapai gerbang istana." Jelas Hazel dengan jemari tangan nya yang membuat gaya berhitung. "Benar, bukan?!" Seru nya riang.

Sunoo dan Kazuha terkekeh ringan. "Kau benar-benar cerdas, anak baik." Puji Sunoo mengangkat jempol tangan Hazel, memberi apresiasi pada diri nya sendiri.

"Ingatanmu itu sangat luar biasa. Walaupun begitu, aku tetap ragu untuk meninggalkanmu sendirian." Keluh Kazuha pelan.

Kazuha bimbang. Ia merasa tidak enak meninggalkan Hazel sendirian di dalam toko dengan beberapa buket bunga yang belum selesai.

"Jangan khawatir, Kazuha. Aku bisa menyelesaikan nya." Ujar Hazel yang menyadari kebimbangan Kazuha. "Aku janji. Aku akan segera menyusul."

Kazuha menghela napas panjang. "Kau akan pergi dengan keadaan seperti ini?" Tanya Kazuha memandangi pakaian Hazel.

Hazel mengernyit heran. "Memangnya, aku kenapa?" Tanya nya bingung sendiri. Ia mencium lengan dress nya. "Bajuku tidak bau. Aku sudah mencucinya dan memberikan wewangian." Ujar Hazel membela diri. Lagi-lagi, Kazuha dan Sunoo tertawa pelan melihat tingkah lucu Hazel.

Kazuha bergerak mendekati Hazel. Ia berdiri di belakang Hazel dan membuka ikatan asal di rambut Hazel.

"Hey, kenapa di buka?" Tanya Hazel menahan tangan Kazuha.

"Dress mu tidak masalah. Kita ini akan ke istana, Hazel. Setidaknya perbaiki penampilanmu. Kau selalu saja mengikat asal rambut indahmu." Gerutu Kazuha dan mulai mengambil sisir di laci meja. "Sunoo saja bahkan sudah mengeluarkan pakaian terbaik nya. Bersiap untuk menggoda para putri pejabat di istana," sungut Kazuha membuat Hazel tertawa.

"HEY! Itu bohong. Jangan percaya Kazuha, dia selalu berbohong kepadamu, Hazel." Seru Sunoo heboh sendiri. "Dan aku hanya memakai pakaian biasa, jangan mengarang cerita!" Protes nya tak terima.

Kazuha menjulurkan lidah nya, mengejek Sunoo. "Dasar pria penggila wanita cantik!" Ledek nya.

"Kau iri? Mau berkelahi denganku?!" Tantang Sunoo bersiap menggulung lengan kemeja nya.

"Coba saja kalau berani, sebelum kau maju. Gunting ini akan melayang kepadamu," ancam Kazuha menunjuk gunting yang sedang di pakai Hazel.

Hazel tertawa, merasa sangat terhibur dengan keributan dari dua rekan kerjanya. "Kenapa kalian tidak pernah akur? Bagaimana jika suatu saat nanti kalian menjadi pasangan?" Heran Hazel.

[ii] The Seven Sons, D² (Delight & Dolour) || NCT DREAMWhere stories live. Discover now