6. Panah, Belati dan Pedang Terra Aeterna

964 113 9
                                    

Beberapa jam mendekati hari pertama menuju acara puncak.

Kesibukan di Terra Aeterna Main Castle tak kunjung berkurang. Semakin sibuk meskipun waktu menjelang fajar akan tiba. Para pekerja di istana berlalu lalang mempersiapkan perjamuan untuk rakyat Terra Aeterna.

"Bagaimana jika meja hidangan daging ini di letakkan di halaman depan istana? Letakkan saja di dekat gerbang istana."

"Letakkan souvlaki ini di pintu istana, supaya para rakyat dapat memakan hidangan ini."

"Apakah kita menghidangkan pastitsio? Jika iya, letakkan di dekat air mancur di halaman istana."

"Pangeran Philia, kawasan di halaman depan istana sudah penuh akan meja hidangan lain nya," lapor seorang pelayan kepada Renjun yang sedari tadi sibuk mengatur tempat meja hidangan.

Renjun terdiam sejenak. "Bagaimana dengan halaman belakang?" Tanya Renjun seraya berpikir.

"Halaman belakang masih tersedia banyak tempat untuk meja hidangan, Pangeran." Jawab seorang prajurit yang melewati mereka.

Renjun tersenyum cerah. "Letakkan olahan seafood ini di dekat kolam ikan, supaya ketika para rakyat menikmati hidangan mereka bisa menikmati pemandangan kolam tersebut." Ujar Renjun memberi arahan.

Pelayan dan prajurit itu mengangguk sopan lalu mengikuti arahan Renjun. Renjun melihat ke halaman depan istana, semua sudut halaman yang luas sudah di penuhi berbagai meja hidangan, begitu juga dengan aula istana.

"Paman Taeil," panggil Renjun kepada Taeil yang sibuk berlalu lalang.

Taeil tersenyum dan membungkuk sopan. "Apakah anda memerlukan bantuan, Pangeran?" Tanya Taeil sopan.

"Apakah Paman sibuk?" Tanya Renjun terlebih dahulu.

Taeil menggeleng pelan. "Saya hanya membantu pelayan untuk menata hidangan." Jawab Taeil sambil menunjuk beberapa meja hidangan.

"Bisakah Paman menuju kamar Jisung? Tolong persiapkan dia ya," ujar Renjun sambil tersenyum sopan.

Laki-laki berusia 38 tahun itu mengernyit heran. "Apakah anda yakin, Pangeran? Ini masih pukul 4 pagi. Pangeran Aidos hanya membutuhkan waktu sebentar untuk bersiap-siap," balas Taeil.

Renjun terkekeh kecil. "Bocah itu akan sangat merepotkan, Paman. Dia ingin tampil menawan karena ini acara nya. Membutuhkan waktu yang lama untuk mempersiapkan bocah itu,"

Taeil yang mengerti maksud perkataan Renjun hanya tertawa pelan. "Baiklah, Pangeran." Ujar Taeil dan akan beranjak pergi.

"Tunggu, Paman," Renjun menahan Taeil. "Bagaimana dengan labirin istana? Apakah Haechan sudah mengurusnya?" Tanya Renjun.

Taeil meringis pelan. "Sebenarnya, Pangeran Arcanum yang mengambil alih daerah labirin istana."

Renjun langsung mengernyit bingung. "Kenapa bukan Haechan? Daerah itu adalah tanggung jawab Haechan. Jaemin sudah banyak mengurus bagian taman bunga istana," keluh Renjun.

"Pangeran Éxypnos sedang pergi berburu," jawab Taeil dengan nada pelan.

Raut wajah Renjun berubah datar. "Dasar tidak beradab. Dia membuat orang lain mengurus bagian nya sedangkan dia bersenang-senang dengan berburu." Dumel Renjun meninggalkan Taeil yang menghela napas pelan.

"Aku sibuk seharian penuh di istana, mengatur banyak hal sedangkan dia bersenang-senang dan lari dari tanggung jawabnya lalu pergi berburu?!"

"Lihat saja. Akan kugantung dia di tiang lampu istana!" Ancam Renjun mengomel sendiri, menyisakan tatapan heran para pelayan dan prajurit yang melihat nya.

[ii] The Seven Sons, D² (Delight & Dolour) || NCT DREAMWhere stories live. Discover now