4. 7 Pangeran

1K 122 19
                                    

Arcanum..

Hei, anakku.. bangunlah sayang...

Arcanum Na Jaemin..

Hiduplah untuk selamanya, hiduplah dalam ingatan yang akan menghancurkanmu..

Seumur hidupmu, kau akan menanggung segalanya..

Selamat, Jaemin. Kau telah menderita.

Jaemin terlonjak bangun dari tidur nya. Napas nya terengah-engah, berpacu cepat untuk menghirup oksigen yang terasa menipis di sekitar nya.

"Si- sial.. apa itu.. tadi?" Lirih Jaemin tersendat-sendat. "Suara itu.." Jaemin mengerang pelan ketika merasakan sakit di kepala nya.

Pangeran ke-5 itu berusaha menggapai air putih yang berada di meja buku. Susah payah ia menggapai gelas tersebut dan berakhir pecah karena tangan nya yang bergetar hebat.

"Fe..."

"Felix..." lirih Jaemin meremat kuat kepala nya yang terasa sakit.

Jaemin terengah-engah, berusaha turun dari tempat tidur nya namun berakhir jatuh di lantai. Kaki laki-laki itu tak sanggup untuk menopang tubuh nya.

"Felix..." panggil Jaemin begitu pelan di kamar nya yang begitu besar. "Lee Fe...lix," lirih Jaemin yang mulai kehilangan kesadaran.

BRAKKK...

"NA JAEMIN!" Teriak Felix dan langsung memasuki kamar Jaemin. Panglima tersebut langsung menahan kepala Jaemin yang terkulai lemah. "PANGGIL KAN TABIB ISTANA! CEPAT!" Teriak Felix menggelegar.

Seluruh pasukan dan juga pelayan segera melaksanakan perintah Felix. Panglima kerajaan itu mengangkat tubuh Jaemin untuk naik ke tempat tidur.

"Astaga, Jaemin. Apa yang terjadi?" Gumam Felix khawatir melihat napas Jaemin yang tersendat-sendat, di ikuti dengan keringat yang keluar begitu banyak.

"Ambilkan kemeja tidur yang baru untuk Pangeran!" Titah Felix kepada pelayan.

Felix membuka kemeja tidur Jaemin, menerima kemeja tidur yang baru dan segera memakai kan nya kepada Jaemin. Ia mengusap keringat Jaemin menggunakan kain bersih.

Felix benar-benar merawat Jaemin dengan telaten. Ia menatap cemas kepada Pangeran yang selalu kambuh setiap 1 bulan sekali.

"Apakah Pangeran kambuh lagi, Felix?" Tanya Qian Kun- tabib istana, sambil membawa segelas teh passion flower.

Felix menghela napas panjang dan mengangguk kecil. "Tolong dia," pinta Felix dan di angguki oleh Kun.

"Pangeran Arcanum," panggil Kun begitu pelan di telinga Jaemin. "Berikan saya tanda-tanda bahwa anda masih mendengarkan saya," pinta Kun.

Tabib itu tersenyum kecil ketika melihat jari telunjuk Jaemin yang bergetar, menandakan bahwa ia masih mendengar di tengah usaha nya untuk mengatur pernapasan.

Kun menatap Felix. "Bantu aku untuk membuat Pangeran bersandar," ujar Kun.

Kun dan Felix mengangkat punggung Jaemin dengan perlahan, menyandarkan nya ke headbord tempat tidur. Felix meringis ketika mengangkat tubuh Jaemin. Tubuh Pangeran itu sudah sangat lemah, layak nya seseorang yang lumpuh.

Kun membantu Jaemin untuk meminum teh passion flower yang telah ia racik. Tanaman herbal itulah yang menjadi obat selama Jaemin kambuh seperti saat ini.

"Maafkan saya karena masih belum bisa menyembuhkan anda, Pangeran," gumam Kun tersenyum sedih menatap Jaemin yang juga menatap nya dengan tatapan lemah.

[ii] The Seven Sons, D² (Delight & Dolour) || NCT DREAMحيث تعيش القصص. اكتشف الآن