16. Antara Belati dan Pistol

904 147 57
                                    

"Apa yang membuatmu sangat yakin?" Tanya Jeno dengan nada datar kepada sang kembaran.

Telunjuk Haechan mengarah keatas. "Pohon di hutan ini sangat lebat dan segar, seperti yang pernah di katakan Jung Yunho. Hutan ini adalah hutan mati namun kehidupan di hutan ini tidaklah mati," ujar Haechan dengan telunjuk yang berpindah menunjuk ke arah Jaemin. "Dan kau adalah saksi yang mengerti hutan ini, bukan?

Jaemin menghela napas panjang dan mengangguk pelan.

"Bagaimana kau bisa mengerti tentang hutan mati ini, Jaemin? Kau pernah menjelajah hutan ini?" Tanya Renjun penasaran.

Jaemin menggeleng kuat. "Aku tidak pernah keluar dari Terra Aeterna. Tempat terjauh yang pernah aku kunjungi hanya melihat perbatasan Terra Aeterna," ungkap nya jujur.

"Tapi hutan mati ini tidak pernah menerima makhluk apapun. Siapapun yang berada di hutan mati ini maka tidak akan pernah kembali, tidak menutup kemungkinan jika hal tersebut terjadi kepada kita," celetuk Jisung dengan gesture berpikir.

Chenle mengangguk. "Bagaimana juga musuh bisa hidup dan berkeliaran bebas di hutan ini? Tidak mungkin ini hutan mati." Timpal nya.

Mark menggeleng tidak setuju. "Kita hanya mendengar rumor yang belum tentu kebenaran nya. Mengenai hutan mati ini, bisa jadi semua rumor itu disebarkan oleh oknum tidak bertanggung jawab." Jelas Mark menyuarakan pendapat.

"Dan yang menyebarkan rumor itu pastinya adalah musuh dari Inggris. Sehingga hutan ini tidak pernah di sentuh oleh siapapun selain mereka," sambung Renjun seraya menghela napas panjang. "Karena itulah, pasukan Inggris bebas berkeliaran di hutan ini."

Argumen mereka terhenti begitu saja. Hening lama menyelimuti 7 Pangeran itu dengan berbagai pikiran yang bermacam-macam.

"Kau baru saja mengingat sesuatu, bukan?"

Pertanyaan Haechan membuat Jaemin dan Pangeran lainnya kebingungan. Tatapan Haechan semakin datar menatap tepat ke arah Jaemin.

"Kau adalah keturunan Sparta yang tidak mengingat jati dirimu. Keturunan Sparta dengan marga Na memiliki kelebihan yang baik dalam ingatan, meskipun kau mengalami hilang ingatan namun kau menyadari sesuatu yang aneh dari hutan ini," jelas Haechan seraya tersenyum pongah. "Apa aku benar, Na Jaemin?"

"Lebih dari benar." Jawab Jaemin cepat.

"Dari mana kau mengetahui semua korelasi ini?" Tanya Chenle yang masih bingung.

"Aku mengamati Jaemin." Haechan bergerak maju dan berdiri tepat di hadapan Jaemin. "Setiap dia terdiam secara tiba-tiba, maka dia sedang terjebak dalam ingatan nya yang hilang."

"Sama seperti ketika dia menyerang musuh dari Inggris menggunakan pedang. Untuk dia yang tidak pandai bermain pedang, gerakan nya terlihat sangat amatir namun Jaemin tidak berada dalam kendali nya, ingatan yang hilang itu telah mengambil alih tubuh nya." Cetus Haechan yang menatap Jaemin dengan tatapan datar.

"Jadi, kau ingin mengatakan bahwa yang membunuh musuh dari Inggris saat itu adalah sisi lain dari Nana?" Simpul Jisung ragu, namun Haechan mengangguk benar.

Renjun terdiam sejenak. Lalu ia memandang ke arah sekitar, mengamati pepohonan yang menjulang tinggi dengan daun yang sangat lebat.

"Sejarah simpang siur mengatakan bahwa pernah terjadi perang di hutan mati ini," gumam Renjun dengan pandangan menerawang jauh. "Perang antara pasukan Thebes dan salah satu klan Sparta yang menjadi buronan terakhir dari klan Sparta."

"Apa hutan ini yang menjadi pemicunya sehingga Jaemin mulai menyadari ada sesuatu yang aneh dari hutan ini?" Tebak Mark dengan nada bertanya.

Renjun mengangguk. "Korelasi nya sangat dekat. Ikatan batin antara klan Sparta sangat kuat, dengan ingatan dari leluhur nya maka Jaemin seakan ter-distraksi ketika berada di hutan ini." Ujarnya lagi.

[ii] The Seven Sons, D² (Delight & Dolour) || NCT DREAMWhere stories live. Discover now