Menghilang bersama asap

318 43 14
                                    

.
.
.
.
.
.
.
.
.

"LI MENGZHU TIDAK BERNAFAS!!"

Di feisheng menoleh begitu cepat hingga rambut hitamnya bergerak seperti cambuk. Dia mendorong Yao Mo hingga pria tua itu terlempar menghantam dinding, darah segar mengalir disudut bibirnya. Di feisheng menarik tubuh ringkih Li lianhua duduk menghadapnya, menyentuh delapan titik didadanya lalu menghantamkan telapak tangannya disana. Giginya menggertak, suaranya mendesis. "jangan berani-beraninya kau mati.

LI XIANGYI !!!"

Fang Duobing berlari tergopoh, mengambil tempat dibelakang Li lianhua. Dia menempelkan telapak tangannya disana dengan panik, perlahan-lahan mengundang kembali Yangzhouman ditubuhnya. Dadanya sesak kelelahan, tapi pemuda itu tidak peduli. Ruangan itu mendadak hening, semua orang menunggu dengan nafas tertahan.

Setelah setengah menit yang panjang, tubuh Li lianhua tiba-tiba menegang. Mulutnya kembali terbuka dengan tarikan nafas kuat. Satu kali, dua kali, lalu dia memuntahkan segumpal darah. Li lianhua terbatuk beberapa kali sebelum nafasnya kembali teratur. Di feisheng menekan lagi dua titik didadanya, kemudian tubuh Li lianhua perlahan jatuh kebelakang. Menghantam dada Fang Duobing yang langsung melingkarkan tangannya dipinggang gurunya. Menjaganya agar tidak jatuh lebih jauh.

Di feisheng mengusap darah yang mengalir disudut bibirnya dengan kasar, dia turun dari ranjang lalu duduk begitu saja dilantai. Menyandarkan punggungnya ke tempat tidur. Matanya terpejam sejenak, "baringkan dia, biarkan Yao Mo memeriksanya." Fang Duobing mengikutinya tanpa banyak bicara.

Tangan keriput Yao Mo berdiam lama diatas nadi Li lianhua. Pria tua itu kemudian membuka kelopak mata Li lianhua pelan, "Zunshang, ini bubuk kalajengking merah."

"Kalajengking merah?"

Yao Mo membungkuk hormat, tangannya terkepal didahi. Cara aneh orang-orang Jinyuan. "benar." Di feisheng hanya meliriknya tapi pria tua itu sudah mengikutinya selama bertahun-tahun. "Baifeng baiyan telah mendorong seluruh racunnya keluar. Sayangnya, pemulihan Li Mengzhu bisa dianggap mundur selangkah."

"Asalkan masih hidup, pasti masih ada yang bisa dilakukan." Fang Duobing berdiri setengah bersandar pada tiang ranjang, memegangi dadanya. Pemuda itu kemudian terbatuk keras dan memuntahkan darah. "Xiaobao?!!" He Xiaohui menghampirinya dengan panik saat tubuh pemuda itu limbung kesamping. Diluar tiba-tiba terdengar suara pedang beradu. Wu Yan terlempar menghantam pintu. Ada Luka sayatan besar didadanya.

Para pengawal kembali mengangkat pedang, postur tubuh tegang. Di feisheng menyambar pedangnya lagi, berdiri kokoh didepan ranjang. Dari luar ada suara tawa yang renyah milik seorang perempuan. Seseorang melompat turun. Tubuh kecil milik seorang gadis, pakaiannya semerah gaun pengantin menenteng sebilah pedang yang berlumuran darah. Gadis cantik dengan senyum sempurna memasuki ruangan dengan langkah ringan, hampir melompat-lompat. Dibelakangnya seorang pria muda dengan pakaian perang bercorak naga mengikutinya. Ditangannya ada sebilah pedang ramping dengan darah yang masih menetes dilantai.

Pria itu mengetukkan kakinya dilantai dua kali lalu menghilang. Di feisheng tiba-tiba diserang dari sebelah kiri, pedangnya terangkat seperti perisai tapi dia tetap terdorong menghantam tembok. Darah mengalir disudut bibirnya. Disisi lain, sebelum Fang Duobing bisa berkutik, dia sudah terlempar menghantam dinding dan memuntahkan darah. He Xiaohui terdorong bersamanya, seketika kehilangan kesadaran. Fang Duobing tidak lebih beruntung. Tubuhnya akhirnya mencapai batas, kesadarannya ditarik paksa. Lenyap dikegelapan.

Gadis Manis dengan pakaian pengantin membabat habis pengawal yang masih berdiri sementara pria muda dengan pakaian bercorak naga sampai didepan ranjang dalam sedetik, mencekik leher Yao Mo tanpa ampun lalu melemparkan pria tua itu sembarangan.

Seperti kebanyakan pertarungan, hal-hal mengerikan terjadi dalam sekejap. Di feisheng mengutuk matanya yang kehilangan fokus sedetik lebih lama. Saat dia membuka mata, pria asing itu sudah berdiri disamping ranjang. Matanya tertuju pada Li lianhua. Dia duduk, terlihat begitu sedih hingga membuat Di feisheng muak. "Wangye, apa yang orang bodoh ini lakukan padamu?" Dia menyentuh Li lianhua dengan begitu lembut. Seperti menyentuh berlian. Tangannya memasukkan sesuatu kedalam Mulut Li lianhua lalu memijat sedikit lehernya. Memaksa Li lianhua menelan apapun yang ada dimulutnya. Pria itu lantas mengusap pipi pucat Li lianhua pelan-pelan. Terlihat sangat berduka.

Di feisheng merasa semakin muak dengan tontonan didepannya. Dia mendorong tubuhnya bangkit, melesat menghunus pedangnya pada pria itu. Pertarungan dalam ruangan sama sekali tidak menguntungkannya. Di feisheng memaksa pria itu menjauhi ranjang. Tidak nyaman dengan keberadaan Li lianhua yang terlalu dekat dengan ujung pedangnya. Dia menarik tenaga dalamnya lebih kuat, sabetan pedangnya ganas tanpa jeda, tidak mengkhianati namanya yang kini disebut orang nomor satu di Jianghu.

Mereka bertukar jurus mematikan. Satu menyayat lengan yang lain menggores punggung. Keduanya bertukar luka dan darah dalam tarian peperangan. Di feisheng menyukai pertarungan, menikmati bagaimana adrenalin mengalir deras didarahnya saat pedang beradu pedang. Tapi Di feisheng membenci pertarungannya malam ini. Perasaan tidak menyenangkan yang membuncah memenuhi otaknya. Jika pertarungannya dengan Li Xiangyi membuat candu, pertarungannya dengan pria ini hanya menimbulkan rasa muak yang tidak tertahankan. Semakin lama pertarungan berlangsung, Di feisheng semakin murka. Sabetan pedangnya semakin ganas, mendorong pria itu jatuh ketanah. Menahannya disana seperti hewan buas yang menangkap mangsanya. Matanya menyiratkan kebencian, suaranya rendah hampir mendesis. "Beraninya kau menyentuhnya."

Pria dibawahnya menahan pedang Di feisheng tanpa kesulitan. Dia lalu tersenyum, senyum menyebalkan yang sama sekali tidak tergambar dimatanya. "Siapa kau yang berani bertingkah seperti tuanku adalah milikmu seorang?"

Di feisheng bersuara penuh kemurkaan, "Dia memang milikku."

"LANCANG!!!" Di feisheng terdorong lagi, melompat dan berputar menghindari pedang diudara. Serangan lawannya menjadi lebih agresif. Kecepatan pedangnya meningkat, kekuatan dibalik setiap tebasannya juga tidak bisa dibilang sama. Di feisheng memusatkan tenaga dalamnya dalam satu tebasan, mendorong lawannya Lima meter kebelakang. Pria itu menggeram murka, "Siapa kalian yang merasa begitu berhak mengaturnya?"

Pria muda berpakaian hitam mengibaskan pedang ditangannya ketanah. Darah terciprat menodai rumput. Cahaya bulan yang terpantul membuat matanya berkilauan. "Penguasa gerbang Timur, pemilik plat emas Qing Long. Xiao Yue."

Gadis berpakaian merah yang diam sejak tadi, tiba-tiba tertawa geli. "Aia~ Xiao Yue, kau seharusnya tidak memberitahu dia soal itu." Dia lantas melompat ke sebelah temannya, "kita membuang terlalu banyak waktu. Shijie tidak akan suka melihat kondisi Wangye saat ini. Jika kau membuat masalah, dia akan mengamuk." Gadis itu tersenyum lagi, dia melemparkan sebotol obat ke tanah. "Penawar racun kalajengking merah. Aku tidak membunuh orang-orang didalam, hanya menggores beberapa orang. Wangye tidak akan suka jika semua orang disini mati."

Sebelum Di feisheng atau siapapun bisa bicara sebuah ledakan besar terjadi. Kamar tempat Li lianhua terbaring dipenuhi asap tebal, membumbung berteman dengan api yang berkobar. Di Feisheng melotot tidak percaya, kemurkaan didadanya meluap-luap. "Xiangyi!!" Dia menerjang masuk kedalam kobaran api tanpa berpikir. Berlari Dan menghindari puing-puing bangunan yang berjatuhan. Didepannya seseorang lain muncul. Pria tinggi dalam balutan jubah hitam. Berdiri menjulang ditengah kobaran api, menggendong Li lianhua didadanya. Rambut putihnya tergerai seperti tirai. Hampir menutupi wajahnya yang pucat. Tangannya menggantung tanpa daya. Dia selayaknya boneka yang putus talinya.

Di feisheng semakin murka. Perwujudan dari apa yang mereka sebut Iblis dari Jinyuan. Dia melemparkan pedangnya kedepan, seperti anak panah yang menyasar tujuan. Mulutnya terbuka, berteriak.

"LEPASKAN ATAU KALIAN AKAN KUHANCURKAN!!"

Sosok didepannya berputar, menghindari pedang yang terlempar. Jubah hitamnya berkibar seperti kabut bersama dengan helaian rambut Li lianhua yang putih. Pria itu lantas mendongak sedikit. Puing-puing atap berjatuhan bersama dengan kayu yang setengah terbakar. Di feisheng menyingkirkan sebatang balok besar yang hampir jatuh menimpanya dengan tangan kosong. Bunyi debum yang kuat terdengar setelahnya. Seluruh atap Dan tembok runtuh seketika. Diantara reruntuhan itu, teriakan Di feisheng menggema.

"LI XIANGYI!!!"

.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.

Little LotusWhere stories live. Discover now