Yang ditinggalkan

266 36 17
                                    

.
.
.
.
.
.
.
.
.
.

Saat Di feisheng mengakui jika dia akhirnya kehilangan Li Xiangyi, satu pekan telah berlalu. Dia sedang berdiri didepan reruntuhan pavilion bunga persik, tempat terakhir dia melihat Li Xiangyi sebelum orang-orang Nanyin merebutnya. Malam itu, Hampir setengah pasukan Jinyuan mengalami cedera serius, setengahnya menelusup ke segala penjuru. Mencari keberadaan mantan pemilik Sigu.

Tidak ada berita berharga yang terdengar. Orang-orang Nanyin itu seperti membawa Li Xiangyi pergi kebawah bumi. Tidak ada jejak atau sekedar bau nafas orang-orang Nanyin yang tertinggal, Bahkan dengan semua orang yang dikerahkan Jinyuan Dan balai Baichuan. Mereka semua lenyap, membawa serta Li Xiangyi. Menghilang seperti asap yang tertiup angin.

Satu minggu kemudian,

Wu Yan masih terbaring, terlalu lemah untuk melakukan apapun. Dia menderita Luka sayat lebar dari dada ke pinggang Dan satu tikaman hampir melukai jantungnya. Hanya berselisih beberapa centi.

Yao Mo terbunuh, tubuh tuanya terkubur dalam puing-puing pavilion bunga persik bersama dengan beberapa pengawal Aula Tianji.

Tuan muda Fang Duobing harus kembali duduk dikursi roda. Tulang kaki Dan rusuknya patah, hampir menikam jantungnya sendiri. Akan Butuh waktu sampai dia bisa kembali berdiri dan mengelilingi Jianghu seperti anjing yang kehilangan tuannya.

Di feisheng?

Dia terlalu keras kepala hingga tidak ada satu pun tabib yang berani menyentuhnya. Guan Hemeng menjadi satu-satunya orang yang berani mengantar segulung perban Dan beberapa botol obat padanya.

Siapapun yang melihatnya, hanya akan melihat kemarahan. Kemurkaan yang terkubur, tertahan dalam aliran darah seperti lava panas yang siap membuncah.

Di feisheng merasa begitu muak.

Dia terlalu muak bahkan untuk melihat mayat orang-orang Nanyin. Malam itu, dia memerintahkan pasukannya yang masih bisa bergerak untuk membawa mayat-mayat itu keluar desa. Menguburnya dalam makam raksasa lalu meninggalkannya seperti sampah.

"Di Mengzhu."

Seseorang menghampirinya, berhenti dua langkah dibelakangnya. Guan Hemeng berdiri dengan Baki berisi secangkir obat. Pria itu menerima dua Luka sayat. Satu dibahu, satu lagi dipinggang. Saat Di feisheng meliriknya, dia bisa melihat wajahnya yang pucat. "Pasienku memohon dengan sangat agar aku mengantarkan sendiri obatmu." Di feisheng tidak berbalik, dia hanya melirik pria itu sekilas.

"WuYan?"

"Sedang menjalani proses pemulihan dengan baik. Beri dia waktu beberapa hari lagi."

Di feisheng hanya menjawab dengan hn pelan. Dia berbalik, menghampiri Guan Hemeng lalu meminum obatnya dalam sekali teguk. Dia pergi begitu saja setelahnya. Tabib genius itu hanya menggelengkan kepala pasrah.

Satu minggu lagi berlalu dengan cepat, kemudian satu bulan lalu tanpa disadari siapapun satu tahun berlalu. Tidak ada yang Tau dimana keberadaan Li Xiangyi.

Di feisheng telah habis membolak-balik Jianghu tanpa hasil. Fang Duobing kembali mengelilingi Jianghu setelah setengah tahun menjalani pengobatan. Juga tanpa hasil.

Hidup berjalan lagi. Balai Baichuan kembali menangani kasus. Pelayan Dan pengawal Aula Tianji tetap menjalani hari seraya mengenang mereka yang tumbang dimalam berdarah.

Negara damai, rakyat tentram. Gejolak politik para pejabat Dan pertarungan pendekar-pendekar di Jianghu memperebutkan gelar nomor satu.

Manusia kembali kepada kehidupannya. Beberapa bergerak maju, beberapa tertahan dimasa lalu.

Beberapa menyerah, beberapa tetap mencari dengan putus asa. Beberapa menangis, beberapa tertawa bahagia.

Li Xiangyi kembali menghilang untuk yang ketiga Kalinya. Menjadi legenda yang ceritanya terdengar dirumah-rumah makan. Dia menghilang seperti bintang dibawah matahari. Tanpa jejak tanpa bekas.

Tidak ada satupun orang yang berani dengan lancang membangun makam atau mempersembahkan papan roh untuknya. Fang Duobing akan menghancurkannya menjadi kepingan kecil dengan Erya, atau Di feisheng yang akan menghancurkannya menjadi debu dengan beifang baiyan. Siapapun yang menemukannya lebih dulu.

Karna bagi beberapa orang,

Dia

Tidak

Mati.

Ketika penghujung musim gugur kembali tiba, Di feisheng duduk sendirian dikamar kosong yang dia bangun dengan amarah setahun lalu. Papan kosong berdiri disudut ruangan, menunggu nama yang tepat untuk dipasang didepan pintu. Ditangannya ada sebuah tusuk rambut dengan tiga bunga teratai. Kayunya setengah hitam karena terbakar, tapi tiga teratai diujungnya tidak ternoda. Di feisheng membolak-balik tusuk rambut ditangannya tanpa benar-benar melihatnya. Alisnya berkerut, bibirnya membentuk garis.

Saat dia mendengar langkah Kali mendekat, Di feisheng menyelipkan tusuk rambut itu kembali disela bajunya. Dia menegakkan punggung, duduk layaknya kaisar. "Zunshang." Suara WuYan terdengar pelan dari balik pintu. "Masuk."

Pria muda itu menunduk. Satu tangan terkepal didahinya, sebelum dia kembali menegakkan badan. "Zunshang,

Berita yang didapat hingga saat ini tidak berubah. Satu-satunya pengawal dengan gelar Qing Long adalah pengawal setia Pangeran YongAn dari Beili. Pemuda ceria berpakaian merah, Lei Wujie. Pewaris Makan Hati pedang Dan Benteng Lei. Pemimpin dari 4 pengawal Kota kekaisaran Tianxi. Saat Pangeran YongAn meninggalkan Tianxi, 4 pengawal Tianxi melepaskan gelarnya Dan ikut pergi bersama beliau.

Menurut Informasi, Pangeran YongAn Dan pengawalnya saat ini tinggal di kota Xueyue. Mata-mata kita kesulitan menembus XueYue jadi informasi yang didapat juga terbatas."

Di feisheng diam sebentar, tangannya terkepal diatas lututnya. Alisnya berkerut, "Pangeran YongAn tidak memiliki alasan untuk membawa Li Xiangyi pergi. Dia bisa saja mendapatkan tahta Beili saat perebutan tahta beberapa tahun lalu, tapi dia memilih mundur. Tidak masuk akal Jika dia ingin mengambil tahta Negara Xi dengan darah Xiangyi. Tanpa darah Nanyin, dia bisa meratakan pasukan Negara Xi dengan mudah. Ada pasukan Langya dibelakangnya.

Fang Duobing?"

"Tuan muda Fang hampir mencapai perbatasan Beili."

"Beili?" Di feisheng seperti memikirkan sesuatu, alisnya berkerut semakin dalam. "Ada berita soal bunga Lanyin?"

"Bunga Lanyin saat ini dipegang oleh pendekar wanita, Bai Fengxi. Mantan Ratu Qinzhou, Feng Xiyun. Uhh.." WuYan ragu sebentar. Saat matanya bersirobok dengan tatapan Di feisheng, dia melanjutkan. Suaranya pelan. "Utusan kita, kesulitan mendekat."

"Bai Fengxi?" Di feisheng bergumam sebentar, seperti berpikir. "Bai Fengxi menculik raja Yongzhou, Feng Lanxi karena terpesona pada ketampanannya." Dia lalu tertawa, "aku selalu berpikir, Li Xiangyi adalah satu-satunya orang bodoh yang bertukar nama dengan begitu jelas." Di feisheng tersenyum kecut, sebelum dia berdiri, "Urusan Jinyuan sementara kuserahkan padamu."

"Zunshang, Kali ini kemana?"

"Beili."

.
.
.
.
.
.
.
.

Little LotusWhere stories live. Discover now