00

162 8 0
                                    

Hari ini aku tengah kedatangan seorang tamu. Aku tak mengenal siapapun tamu yang datang, namun kakek dan nenekku begitu antusias saat mendengar kedatangannya.

Mereka menyuruhku untuk duduk bersama mereka semua. Aku hanya menundukkan kepalaku sesekali dan juga melirik seorang pria dihadapanku ini.

Pria itu sangatlah tampan, rambutnya pirang kecoklatan dengan warna mata biru yang indah dan menawan.

Dia juga terlihat sesekali melirikku namun tatapannya sangat datar sekali. Ia bahkan tak tersenyum sedikitpun pada kami.

Dan tamu lainnya benar-benar terlihat sangat senang saat berbicara dengan keluargaku.

Aku? Hanya tersenyum dan menganggukkan kepalaku walau aku tak tahu apa yang tengah dibicarakan oleh mereka semua.

Hingga pada akhirnya aku membulatkan mataku saat mendengar sebuah kalimat yang menurutku sangat cukup gila.

"Baiklah pernikahannya akan diadakan dalam waktu dekat. Aku harap kau sudah siap untuk pernikahan ini Anne"

Ingin sekali aku menangis saat mendengarnya. Aku menangis bukan bahagia karena bisa menikah tapi aku menangis karena aku telah dijodohkan dengan pria yang bahkan tidak aku kenal sama sekali.

Aku hanya menatap keluargaku kecewa dengan apa yang telah mereka putuskan untukku.

Aku berhak bahagia dengan pilihanku, tapi bukan seperti ini caranya. Aku benar-benar tidak menyukainya, sangat.

Aku melirik kearah pria yang ada dihadapanku. Ia hanya menatapku datar seolah ia memang sudah menyetujui pernikahan ini.

Apa yang harus aku lakukan? Aku tidak bisa, sangat tidak bisa bila harus menikah dengan orang bukan pilihanku, tapi aku juga tak bisa menolak permintaan keluargaku.

Aku menatap seluruh orang yang ada dihadapanku, ingin mengutarakan pendapatku soal pernikahan ini.

"Jangan membantah! Ayah sudah menjodohkanmu dengannya sejak kau masih kecil"

Aku tak bisa melakukan apapun saat ini, selain pergi menjauh dari mereka semua. Menuju kamarku dan menangis mengeluarkan rasa kecewaku pada mereka, terutama pada keluargaku.

Kenapa mereka harus melakukan hal ini padaku!

Aku sudah banyak berbuat baik bahkan tak pernah menentang perintahnya. Tapi mengapa aku harus menghadapi hal seperti ini.

Dan kenapa mereka harus memberi tahuku sekarang, ketika aku sudah memiliki hati untuk orang lain. Kenapa tidak sedari dulu mereka katakan tentang hal ini.

Aku membenci semua ini.


*****


Gadis dihadapanku sangat manis juga dan cukup cantik. Aku menyukainya. Aku melihat bagaimana dia melirikku diam-diam seolah penasaran denganku. Lucu sekali.

Anne Eddelwise, aku mengingat nama itu. Gadis yang dulu sering kali menangis saat aku jahili sekarang ia sudah tumbuh besar.

Aku tahu mungkin dia sudah lupa padaku. Mengingat sudah sangat lama kami tak bertemu dan sedikit ingatannya mungkin hilang saat ia mengalami kecelakaan beberapa tahun yang lalu.

Aku harap dia segera mengingatku. Aku merindukannya, sangat.

Aku meliriknya saat dia menatap kecewa pada keluarganya dengan keputusannya. Tentu saja, aku ingat bahwa kami telah dijodohkan sejak kami berdua masih kecil.

It was Love❤ Peter Pevensie Where stories live. Discover now