Hal Buruk?

78 11 3
                                    

Hari itu adalah hari yang terburuk. Hujan deras dengan angin yang begitu kencang membuat penglihatan mulai kabur. Tak terlihat apapun dengan jelas disekitarnya.

Terus berjalan menerjang hujan yang lebat, yang mungkin saja membuat siapapun mengalami bencana.

Setiap pandangan yang dilihatnya mulai kabur dan tak jelas, membuat jalan yang dilaluinya menjadi sulit.

"Ayah bisakah kita menepi saja? Ini terlalu berbahaya!"

"Tak apa sayang, ayah bisa mengatasinya. Tak jauh lagi dari sini"

"Putri kita benar, sebaiknya kita menepi saja lebih dulu. Takutnya akan terjadi sesuatu, perasaanku benar-benar tidak enak sekarang"

Seorang pria paruh baya tengah mengendarai mobilnya. Melintasi hujan yang lebat dengan angin yang menerjang kuat. Ia melirik sekilas ke arah putrinya yang menatapnya dengan begitu khawatir.

Mau tak mau ia menuruti keinginan sang putri untuk menepi sebentar hingga hujan mulai mereda.

Pria itu menepikan mobilnya disebuah toko kecil yang berada dipinggir jalan. Dan berharap bahwa hujan akan segera berhenti dan membuat dirinya mampu kembali menuju jalan raya.

"Kapan ya hujannya berhenti?"

"Ini benar-benar tak biasanya. Hari ini lebih deras dari sebelumnya, ditambah dengan angin yang kencang"

"Sudah benar kita menepi terlebih dahulu dan menunggu hujan reda"

"Tapi mau sampai kapan? Keluarga Pevensie pasti sudah menunggu"

Pria itu terlihat berbicara pada istrinya dan menatap khawatir. Keduanya takut mengecewakan teman yang akan mereka kunjungi karena hal ini. Sedangkan sang putri hanya menatap diam pembicaraan kedua orangtuanya saat ini

Gadis itu sesekali menatap ke arah jendela mobil, menghela nafas bosan karena hujan tak kunjung reda.

"Aku rindu Lucy, aku yakin dia pasti punya cerita lain tentang Narnia"

Gadis itu bergumam tanpa ia sadari bahwa kedua orangtuanya mendengar hal itu dari mulutnya.

"Menurutmu cerita itu nyata?"

Gadis itu menoleh pada sang ibu yang menatapnya penuh tanya.

"Itu nyata Mom, aku dan Pevensie bahkan melakukan banyak petualangan disana. Kau harus percaya itu, Profesor Kirke saja percaya pada kami"

"Lalu kenapa kau bisa kembali kesini?"

"Aslan bilang, aku, Peter dan Susan takkan bisa kembali ke sana karena sudah cukup besar. Tapi Lucy dan Edmund pasti bisa kembali"

"Karena itulah kenapa kamu begitu ingin bertemu dengan Lucy?"

"Yes, Mom"

Pembicaraan keduanya terhenti tatkala sang gadis mendengar sesuatu dari dalam dirinya. Suara yang memberi tanda bahwa ia memerlukan sebuah makanan untuk masuk.

"Kau lapar sayang?"

"Hum"

"Baiklah, ayah akan pergi keluar sebentar untuk membeli beberapa makanan. Kalian berdua tunggu disini dan jangan kemana-mana"

Pria itu kemudian keluar dari mobilnya untuk masuk ke dalam toko meskipun hujan belum reda.

Saat sang gadis menunggu ayahnya sebuah truk besar menghantam mobil yang ia tempati. Membelalakan matanya saat truk besar itu datang dengan kecepatan tinggi.

It was Love❤ Peter Pevensie Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang