Malam Mencekam

76 17 2
                                    

Malam ini sedang diguyur oleh hujan, rasa dingin menyelimuti ditambah dengan suara petir yang menggelegar diluar sana.

Seorang gadis menatap keluar jendela, menyaksikan bagaimana kilatan petir dilangit begitu menyeramkan. Menyambar sesuatu yang tak bisa ia lihat dari dekat.

"Menyeramkan sekali" gumannya.

Tak lama kemudian seorang pria ikut menghampirinya dan berdiri tepat disampingnya sambil menatap luar yang penuh dengan air mata awan.

Pria itu memeluk pinggang sang gadis. Sang gadis sedikit terkejut atas perlakuan kecilnya, masih belum terbiasa seperti sebelumnya.

"Aku pikir kamu sudah tidur Anne"

"Suara petirnya membuatku tidak bisa tidur dengan nyenyak, sedikit menakutkan untuk didengar"

"Kalau begitu aku akan memelukmu dalam tidur agar kamu tak perlu takut saat mendengar suaranya"

Gadis itu berbalik dan memperhatikan bagaimana pria yang ada dihadapannya menatapnya.

"Peter"

"Hm?"

"Tanganmu dingin, kau habis keluar istana ya?" tanyanya saat ia tak sengaja menyentuh tangan Peter.

"Ya, aku dan Edmund pergi keluar sebentar. Tanganku terkena air hujan ditambah dengan cuacanya yang dingin, jadi tubuhku sedikit dingin" jelas Peter pada Anne.

Anne kemudian membawa Peter ke sisi ranjang dan mendudukkannya disana. Mengambil selimut hangat dan menutupinya untuk memberikan setidaknya sedikit rasa hangat.

"Ngomong-ngomong kenapa kamu pergi keluar bersama Edmund?" tanya Anne penasaran.

"Ada sesuatu yang harus aku dan Ed lakukan" jawabnya.

"Apa?"

"Sesuatu yang tak perlu kamu tahu" ucap Peter yang kemudian mencium kening Anne lembut.

Hujan masih deras seperti sebelumnya, dan mungkin lebih deras ditambah sambaran petir kian menggelegar setiap menitnya. Udara dingin semakin dingin.

Anne menaiki ranjang dan memakai selimut untuk menutupi rasa dingin. Peter mendekatinya dan mulai kembali memeluknya dengan penuh hangat dan sedikit bergairah.

Gadis itu hanya diam diperlakukan seperti itu. Ia juga membutuhkan rasa hangat darinya di cuaca seperti ini.

"Anne" panggilnya.

"Hm, kenapa?"

"Mari bermain, aku merindukannya"

Peter kemudian menciumi leher Anne dan membuat Anne merasa geli atas perlakuannya. Tangan Peter dengan lihai memeluk pinggang Anne dengan begitu erat dan tangan satunya lagi mulai menelusuri setiap inci tubuh Anne dengan nakal.

Setiap lenguhan yang dikeluarkan oleh Anne, membuat Peter semakin bergairah untuk melakukannya lebih liar lagi.

Peter mulai menidurkan Anne sambil terus menciumnya tanpa henti. Anne mulai menepuk bahu Peter untuk menghentikan ciuman itu dan mengambil setidaknya sedikit nafas.

Menatapnya dengan penuh sensasi yang nyata. Peter kembali mencium Anne dan memberikan kesan tersendiri disetiap sentuhannya.

Aummmm

Sebuah suara lolongan terdengar dan membuat Peter menghentikan aktivitasnya kini. Ia menatap Anne dengan rasa khawatir, bukan karena suatu hal tapi sesuatu tentang hal buruk yang akan terjadi.

"Suara apa itu?" tanya Anne sambil menatap Peter.

"Sebaiknya kamu diam dulu disini, aku akan mengeceknya keluar" ucap Peter yang kini beranjak dari tempat tidurnya menuju pintu.

It was Love❤ Peter Pevensie Where stories live. Discover now