Hanya Perasaan Saja?

81 14 2
                                    

Seorang pria terlihat tengah sibuk berkutat dengan buku dan penanya, seolah tengah menuliskan sesuatu yang mungkin cukup penting.

Dear diary

Beberapa hari yang lalu saat aku mulai memasuki ruang perpustakaan, aku merasakan ada sesuatu yang aneh didalam sana. Seolah seseorang tengah mengawasiku secara diam.

Aku tak tahu apakah itu, namun perasaanku yakin bahwa ada sesuatu disana. Aku mulai mengeceknya di setiap sudut ruangan perpustakaan namun tak kutemukan apapun itu.

Entah hanya sebuah perasaanku saja atau hanya halusinasiku, tapi hatiku yakin bahwa ada orang lain didalam perpustakaan tengah mengawasiku.

Teringat dengan kata-kata Anne yang mengatakan bahwa didalam ruang perpustakaan, mungkin ada hantu. Aku tak begitu percaya dan yakin bahwa itu hantu, namun apa yang ada didunia bisa saja terjadi.

Kita tak tahu dengan pasti, tapi berjaga adalah salah satu hal yang mungkin bisa mencegah hal buruk terjadi, kapanpun itu.

"Peter?"

Seorang gadis tengah memanggil sang pria yang sibuk berkutat dengan penanya. Panggilan yang mungkin sudah dilakukannya sejak tadi.

Seolah tak mendengar seruannya, sang gadis melangkah untuk mendekat dan menepuk pundak sang pria yang tengah sibuk.

Sang pria sedikit terkejut dengan kehadirannya, ia lantas tersenyum saat tahu pujaannya telah datang menghampirinya.

"Sayang, ada apa hm?" ucap sang pria sembari mencium tangan sang gadis.

"Aku sudah memanggilmu sedari tadi untuk makan malam, tapi kau malah sibuk dengan duniamu" jelasnya.

"Oh benarkah? Kalau begitu maafkan aku ya" ucap Peter lembut.

"Sebenarnya apa yang tengah kamu lakukan?" tanya Anne.

Peter menatap sebuah buku yang berisi rangkaian kalimat yang ia buat untuk mengutarakan apa yang tengah dipikirkan olehnya.

Sebuah catatan harian kecil yang ditulis olehnya. Tentang hal yang membuat pikirannya sempat terganggu oleh situasi dan keadaan yang mungkin tak stabil.

"Ah tidak ada, hanya mengurus sedikit dokumen penting. Kalau begitu ayo, pasti mereka sudah menunggu kita" ucap Peter sambil mengajak Anne untuk keluar.

Sebelum benar-benar pergi, Peter sempat menoleh ke belakang, dimana catatan kecilnya berada di atas meja.

"Ada apa?" tanya Anne.

"Tak apa sayang, ayo" jawab Peter yang kemudian menggandeng tangan Anne menuju ruang makan.

Saat didalam perjalanan menuju ruang makan, tiba-tiba saja udara yang masuk menjadi sedikit lebih dingin daripada sebelumnya.

Perasaan Peter menjadi tidak enak dan sedikit lebih waspada daripada sebelumnya, seolah hal buruk memang akan terjadi tak lama lagi.

"Kenapa rasanya sangat dingin?" gumam Anne yang memeluk Peter lebih erat.

Merasa pelukannya sedikit lebih erat, Peter menoleh ke arah Anne dan mencium pucuk kepala Anne sekilas.

Ia tak sengaja mendengar gumaman kecil yang keluar dari mulut Anne. Memang benar menurutnya, udara sedikit lebih dingin dari sebelumnya.

Tiba-tiba saja Anne tak sengaja melihat bahwa ada beberapa dinding berubah diselimuti es. Anne terkejut saat melihat bahwa udara semakin dingin dan es semakin meluas ke segala arah.

Peter yang menyadari ada hal yang tak beres lantas segera mendekap Anne dengan sangat keras, seolah dirinya tahu bahwa akan terjadi suatu hal yang buruk.

It was Love❤ Peter Pevensie Where stories live. Discover now