Sebenarnya Apa?

66 17 6
                                    

Pagi ini Anne terbangun dengan keadaan berantakan. Ia sedikit terkejut dengan keadaannya sendiri, tapi begitu melihat ada seorang pria yang tengah tertidur nyenyak disisinya, ia lantas menghela nafas.

Tapi perasaan aneh muncul saat ia melihat isi kamarnya yang begitu berbeda dari yang terakhir ia lihat. Kamarnya kini mirip sekali dengan kamar yang ia tempati saat pertama kali datang ke rumah Pevensie.

Foto pernikahan keduanya terpampang jelas disudut ruangan. Foto-foto masa kecil Peter dan beberapa barang yang terlihat tak berubah dari tempatnya semula.

Ia berbalik untuk melihat Peter yang masih menutup matanya. Dirinya tak yakin apakah semua yang ia alami itu nyata atau hanya sebuah mimpi.

"Apa yang sebenarnya telah terjadi?"

Anne masih tak habis pikir dengan apa yang terjadi. Yang ia ingat adalah dimana dirinya juga empat Pevensie mengalami malam yang cukup buruk, dimana ada sebuah tangan yang menarik rambut Lucy dan anak panah yang mengenai Edmund.

Ia menatap Peter yang tertidur begitu nyenyak dan pulas, seolah tak pernah mengalami hal buruk. Damai dan begitu tenang, bahkan kicauan burung bisa ia dengar dipagi ini.

Anne beranjak dari tempat tidurnya dan menarik tirai gorden, membuka jendela agar udara segar masuk ke dalam kamarnya. Alangkah ia terkejut begitu mendapati keadaan luar adalah sebuah taman yang luas dengan beberapa pohon rindang. Persis seperti dirumah Pevensie bukan kastil Cair Paravel. Setahunya kamarnya yang ada di kastil menghadap taman bunga dengan laut timur dan langit yang selalu cerah.

"Apa yang sebenarnya telah terjadi disini? Bagaimana bisa semuanya menjadi seperti semula? Apakah yang aku alami sebelumnya hanya mimpi?"

Anne kemudian mencubit lengannya sendiri dan bisa ia rasakan bahwa itu cukup sakit, itu artinya bukan mimpi.

"Ternyata bukan mimpi"

Kemudian ia beralih pada Peter yang menggeliat karena cahaya matahari yang masuk ke dalam kamarnya, di tambah dengan semilir angin yang begitu sejuk.

Pria itu membuka matanya dan melihat bahwa seorang gadis tengah menatap dirinya. Ia bangun dan ia juga cukup terkejut dengan apa yang dilihatnya saat ini.

"Tunggu! Kenapa kita bisa berada di dalam rumah?" tanya Peter.

Anne berjalan mendekati Peter dan duduk disampingnya. Dirinya juga sebelumnya terkejut dengan apa yang terjadi padanya.

"Kita sudah pulang ke rumah Pete, aku lihat diluar rumah sama persis seperti sebelumnya" ucap Anne.

Peter menatap Anne dan mengelus pipi Anne dengan lembut, memberikan rasa hangat dan tenang dalam satu waktu.

"Aku tak tahu apa yang terjadi, hingga kita pulang ke rumah. Tapi.." Peter menjeda ucapannya sambil menunduk dan kemudian memeluk Anne begitu erat. "Aku harap tidak ada hal buruk yang akan menimpa Narnia untuk sekian kalinya."

"Sebaiknya kita lihat yang lainnya, bagaimana keadaan mereka" ucap Anne yang melepas pelukan Peter.

Peter mengangguk dan segera beranjak. Keduanya keluar kamar untuk menemui para saudara dan saudarinya, siapa tahu mereka mendapatkan sebuah jawaban.

Pertama mereka mendatangi kamar Edmund yang memang tak jauh dari kamar keduanya. Mengetuk pintunya.

Tok tok tok

"Masuklah, pintunya tak terkunci" ucap seseorang didalam kamar.

Peter dan Anne masuk ke dalam kamar setelah membuka pintu. Terlihat bahwa Edmund sedang mengobati lukanya, membuat keduanya yakin bahwa yang dialami waktu kemarin bukan mimpi.

It was Love❤ Peter Pevensie Where stories live. Discover now