Moana Disini?

69 15 3
                                    

Anne tengah menyesap teh hangat dipagi hari. Mencoba menenangkan pikirannya dari hal-hal yang tak bisa dijelaskan secara logika.

Setelah kemarin sempat hilang sebentar, hanya beberapa menit. Ia menemukan bahwa suatu saat hal buruk itu akan terjadi. Ramalan yang ditunjukkan kepadanya oleh orang yang bernama Moana.

Ia menghela nafasnya berkali-kali sambil menikmati pemandangan luar yang asri dan damai. Disepanjang yang dilihatnya hanyalah pepohonan dengan rumput yang luas dan beberapa rumah warga desa.

Tak ada gangguan kecil dari siapapun saat ini. Peter sedang pergi bersama Susan, Edmund pergi berkuda dan Lucy sedang mengunjungi temannya.

Kembali ke dalam rumah, menuju sebuah ruang kamar kosong di lantai atas. Menatap lemari antik yang tak pernah dipindahkan kemanapun.

Menyentuhnya dan berharap bahwa ada sesuatu yang terjadi padanya.

"Aslan, itukah namamu? Narnia, bagaimana saat aku tidak ada? Caspian, apa kabarmu? Hanya ada sedikit ingatan yang aku tahu, dan... selebihnya masih semu."

Anne hanya menatap pintu lemari itu dengan senyum miris, miris karena tak bisa mengingat masa lalunya.

Ia membuka kenop pintu lemari itu dan masuk ke dalam. Ingin tahu apakah dirinya bisa kembali kesana.

Ada begitu banyak mantel didalam lemari tersebut, membuatnya sedikit kesulitan untuk berjalan lebih jauh.

"Oh mantelnya terlalu banyak"

Hingga pada akhirnya ia berada tepat diujung lemari tersebut. Hanya ada sebuah dinding kayu, tidak ada jalan menuju tempat itu.

"Benarkah aku dulu masuk kesini dengan lemari ini?" tanyanya sendiri.

"Ya, kalian memang masuk lewat lemari ini" ucap seseorang.

Mendengar ada yang membalas ucapannya, bulu kuduk Anne mulai berdiri, sedikit merinding karena ia sadar bahwa dirinya sendirian. Tapi siapa yang membalas ucapannya?

Setahunya tidak ada siapapun yang datang ke dalam rumahnya, dirinya juga berada sendirian disebuah ruangan kosong. Entah apa yang telah terjadi, Anne enggan untuk berbalik.

Hingga pada akhirnya ia merasakan bahwa seseorang menepuk bahunya. Sebuah tangan putih kecil muncul di pundaknya, jari-jarinya sangat lentik dan cantik, seolah terawat dengan sangat baik.

Anne mulai menoleh ke arah tangan tersebut, mencoba berbalik dan melihat seseorang menggunakan jubah berwarna merah dengan corak emas yang berkilau, menutupi wajah dan sebagian tubuhnya.

"Ahhhh" teriak Anne sambil menutup matanya dan mencoba mendorong orang yang didepannya menjauh.

Duk

Orang yang tak sengaja didorong oleh Anne terjatuh dan mengenai pintu lemari yang terbuka.

"Aduhh, sakit sekali astaga" ucapnya.

Merasa sedikit bersalah, Anne membuka matanya dan berjalan keluar dari dalam lemari. Perlahan tapi pasti sambil bersembunyi dari orang tersebut dibalik mantel dan pintu lemari.

Terlihatnya seorang gadis berambut biru tengah mengelus bokongnya, karena tragedi terjatuh yang tak sengaja disebabkan oleh Anne.

"Hey, kau tak apa?" tanya Anne.

Gadis itu menoleh ke arahnya sambil tersenyum dan kemudian berdiri, merapikan seluruh pakaiannya, menjaga penampilannya sebaik mungkin agar tak dikira pengemis.

"Ya, saya tak apa Yang Mulia"

Anne kemudian berjalan pelan keluar dari dalam lemari, pintu lemari. Menatap gadis yang berada tepat di depannya. Menelisik setiap inci tubuh dan pakaian yang dikenakannya.

It was Love❤ Peter Pevensie Where stories live. Discover now