Ingatan Kecil

72 9 3
                                    

Pantai pasir putih dengan desiran ombak yang menyeru. Hembusan angin laut yang menerpa wajahnya. Seorang gadis berdiri ditepi pantai menatap lautan yang begitu luas merentangkan tangannya seolah tengah memeluk angin.

Sebuah sentuhan hangat memeluk pinggangnya yang membuat gadis itu terkejut atas perlakuannya. Berbalik untuk melihat bahwa orang yang dicintainya tengah tersenyum.

"Kupikir siapa"

"Aku mencarimu sedari tadi sayang, ternyata kamu disini"

"Ada apa?"

Pria tersebut menenggelamkan wajahnya pada ceruk leher gadis tersebut. Seolah dirinya tengah begitu lelah menghadapi masalah.

Mengendus leher si gadis yang membuat gadis itu merasa geli atas perilakunya. Kekehan kecil keluar dari mulut keduanya.

"Peter hentikan, ini geli"

"Tidak mau, aku membutuhkanmu"

Dengan terpaksa gadis itu melepaskan pelukannya, menangkup wajah pria itu dan memberinya sedikit kecupan.

"Apa yang kau inginkan Peter?"

Pria itu tersenyum nakal dan segera menggendong si gadis. Gadis itu sempat berteriak meminta untuk diturunkan, namun sang pria justru memeluknya lebih erat dan membawanya ke kastil.

Mengabaikan setiap panggilan yang ditunjukan kepadanya. Pria itu hanya menatap lurus ke depan dan sesekali melirik gadis pujaannya.

"Peter cepat turunkan aku!"

"Sebentar lagi kita sampai"

Hingga mereka tiba disebuah ruangan yang begitu besar. Banyak orang di dalamnya, menatap mereka berdua dengan raut wajah terkejut.

Pria itu lantas menurunkannya dan kemudian menatap semua orang disana dengan datar.

Si gadis tak mengerti apa yang sebenarnya telah terjadi. Yang bisa ia lakukan hanya menatap pria disampingnya, pria yang menggendong dirinya hingga kemari.

"Semuanya perkenalkan, Princess Anne Eddelwise, calon istri saya"

Semua orang menatapnya dengan tak percaya, begitupun dengan si gadis. Ia tak menyangka bahwa pria yang berada disampingnya ini, akan mengumumkan soal hubungannya ke semua orang secepat ini.

"Maka dari itu, saya menolak setiap pinangan yang ditunjukkan kepada saya. Saya hanya ingin fokus kepada bidang pemerintahan dan juga calon istri saya. Saya harap anda semua mengerti apa yang saya maksud"

Gadis itu masih terlihat bingung akan situasi yang ada dihadapannya kini. Pria itu tak pernah berbicara apapun soal pinangan atau lamaran.

Yang ia tahu, prianya ini lebih fokus terhadap dirinya, keluarganya dan juga pemerintahan yang tengah dijalankan olehnya sebagai amanat.

"Tapi Yang Mulia"

"Tidak ada pengecualian, ini sudah menjadi keputusan saya"

Gadis itu hanya menatap prianya, meminta sebuah penjelasan kecil, kenapa dirinya harus ikut campur dalam urusan yang tidak diketahui olehnya sendiri.

"Akan aku ceritakan padamu nanti"

Siluet sinar matahari masuk melalui celah-celah jendela yang tertutup oleh gorden. Membangunkan seorang gadis yang terbaring di tempat tidur.

Ia mulai mengerjapkan matanya untuk menyesuaikan cahaya yang masuk ke dalam pelupuk matanya. Menatap sekitar hingga menyadari bahwa ia kini tengah sendirian.

It was Love❤ Peter Pevensie Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang