Susan dan Anne

80 10 5
                                    

Aku duduk termenung didepan perpustakaan. Sesekali membaca sebuah buku yang ada dihadapanku. Terkadang aku juga bosan dengan apa yang aku lakukan disini, tapi demi keluargaku akan aku lakukan.

Aku mengingat setiap hal yang terjadi padaku setahun yang lalu. Hal yang hampir saja aku lupakan, hal yang mungkin membuat ketiga saudaraku kecewa padaku.

Begitu banyak hal yang ingin aku lakukan, namun terhalang oleh bagaimana adik perempuanku tumbuh untuk yang kedua kalinya.

Mereka benar, seharusnya aku selalu ada untuk adik perempuanku. Mengajari dan membimbingnya untuk menjadi sedikit lebih dewasa.

Lucy Anne Pevensie

Aku tahu kini kau sedang dalam masa pertumbuhan, dimana ada banyak hal yang ingin kamu ketahui. Hal-hal yang mungkin membuat dirinya penasaran dengan hal itu.

Jika kau tak membantuku untuk mengingat hal yang aku anggap sebuah dongeng. Aku tak tahu akan terjadi apa nantinya. Aku berterima kasih karena hal itu.

Setahun yang lalu aku mengabaikan ketiga saudaraku. Aku menjadi lebih sibuk daripada sebelumnya. Dunia dan hal yang aku inginkan, hal yang membuatku terpana akan indahnya duniawi yang hanya sementara.

Aku selalu pergi dan mengabaikan pertanyaan mereka. Aku juga ingat bagaimana Peter memarahiku, Lucy yang membutuhkanku dan Edmund dengan mulut pedasnya mengatakan sesuatu hal yang buruk.

Aku tahu tak seharusnya aku lakukan hal itu. Mereka selalu mengatakan tentang Narnia, negeri yang hampir saja aku lupakan. Dimana aku mendapatkan apa yang aku inginkan disana, namun aku terlena disini.

Hingga pada akhirnya kami menerima sebuah surat dari Profesor Kirke. Dimana didalam surat tersebut berisikan tentang hak waris atau bisa dikatakan mewariskan.

Profesor Kirke mewariskan sebuah mansion dan beberapa hektar tanah miliknya kepada Peter. Mengingat ia tak memiliki keluarga lain.

Kami pada akhirnya memutuskan untuk pindah ke mansion tersebut dan memulai hidup baru kami disana. Sudah setahun aku dan yang lainnya tinggal dirumahnya.

Setiap langkah yang aku ambil didalam rumah ini, memberikan ingatanku kembali yang hampir saja hilang dan aku lupakan.

Aku menangis saat berada tepat disebuah ruangan, sebuah lemari antik dimana aku dan saudaraku yang lainnya bersembunyi saat kecil.

Menemukan sebuah dunia baru yang dikatakan oleh Lucy dan Anne kala itu, aku tak mempercayai mereka berdua pada awalnya. Namun setelah aku merasakannya, baru aku percaya pada mereka berdua.

Menjalani kehidupan yang indah disana. Menikmati kehidupan yang selalu aku inginkan disana, hingga pada akhirnya kami harus kembali.

Aku masih ingat bagaimana kami akhirnya kembali kesana. Namun semuanya telah berubah. Hanya satu hal yang tak berubah kala itu.

Kami masih tetap pemimpin

Aku pikir permainan sudah selesai, namun ternyata ini masih permulaan. Kami kehilangan Anne kala itu, bahkan kami tak saling menukar kabar walau hanya dalam sepucuk surat yang terhantar.

Menyisakan Lucy dan Edmund yang masih tinggal di Inggris. Aku dan Peter berada di Amerika, sedangkan Anne. Dia menghilang.

Selama setahun aku tinggal dirumah milik Profesor Kirke kini. Aku mulai melihat bagaimana sikap Peter yang sedikit lebih pendiam bahkan lebih pendiam daripada Edmund.

Hingga pada akhirnya, orangtua kami memberikan sebuah surat yang berisikan tentang kabar keluarga Eddelwise. Dan bagaimana pernikahan antara Peter dan Anne akan dilangsukan dalam waktu yang sangat dekat.

It was Love❤ Peter Pevensie Where stories live. Discover now