Petak Umpet

92 9 3
                                    

Kehidupan baru yang harus ia jalani kini membuat semuanya sedikit berbeda. Gadis itu hanya berdiam diri di kamar, seolah ia tak ingin bertemu dengan siapapun.

Menatap ke jendela yang memperlihatkan dunia lain dibaliknya. Ia berharap bahwa dirinya memiliki kehidupannya sendiri tanpa harus melibatkan orang lain dihidupnya.

Menghela nafasnya berkali-kali, bahkan saat pintu kamar terbukapun gadis itu tak memperdulikannya.

"Mau sampai kapan kamu disitu sayang? Susan dan Lucy ingin sekali mengajakmu berbicara. Mereka ingin bercerita banyak hal padamu dan mengenalmu lebih jauh"

Gadis itu kemudian berbalik untuk menatap suaminya yang berdiri tepat didepan pintu kamarnya.

Pria itu berjalan ke arahnya saat ia melihat bahwa istrinya hanya diam saja tak melakukan pergerakan sedikitpun dari tempatnya.

Berlutut dihadapan gadis itu dan menatapnya dengan penuh kasih dan kelembutan.

Ia menyentuh tangan gadis itu dan meremasnya pelan. Merasakan sedikit rasa dingin ditangan gadis itu.

Gadis itu hanya tetap diam memperhatikan pria dihadapannya. Sesekali menunduk untuk bisa melihat tangannya yang digenggam.

"Ayo kita keluar, mereka pasti sudah menunggumu sayang"

"Peter" panggil gadis itu pelan.

"Kenapa? Ada hal yang ingin kau katakan padaku?" tanya Peter lembut.

"Darimana kamu memiliki fotoku saat masih kecil?"

Peter menghela nafasnya dan menatap istrinya dengan lembut.

"Dulu kita berteman baik sayang, hingga akhirnya kamu pergi dan tak mengingatku lagi" jelasnya.

"Apakah itu ada hubungannya dengan perjodohan ini?"

Peter mengangguk "Kau dan aku sudah dijodohkan sejak kecil. Aku ingat bagaimana kamu bahkan tak mau jauh dariku. Kamu akan menangis bila aku menjahilimu. Tapi sayangnya kamu lupa dengan semua itu, kau bahkan menganggapku orang asing sekarang"

"Tapi kenapa aku tak mengingatnya?"

"Aku dengar kamu mengalami sebuah kecelakaan yang membuat sebagian ingatanmu hilang. Mungkin karena itu kau tak bisa mengingatku"

"Kalau begitu bisakah kau membantu aku untuk mengingatnya?"

"Akan aku lakukan semampuku sayang, aku selalu berharap kau akan mengingatku lagi" ucap Peter.

Ia tersenyum saat istrinya meminta dirinya untuk membantu mengingat tentangnya dan masa kecilnya.

Peter kemudian membawa Anne untuk berdiri. Peter hanya menatap Anne dengan begitu lembut. Mendekatkan wajahnya pada wajah Anne dan mengecup bibir Anne sekilas yang membuat Anne kembali terkejut dengannya.

"Aku harus mengatakan berapa kali padamu, bahwa kamu harus terbiasa dengan itu semua"

"Aku terkejut karena, kau melakukan hal itu secara tiba-tiba" ucap Anne dengan pelan sambil menunduk.

"Kalau begitu, cobalah untuk membalasnya. Kau sangat manis"

Peter kemudian membawa gadis itu keluar dari kamarnya dan berjalan menghampiri ketiga saudaranya yang sedang sibuk memainkan sebuah permainan.

"Semuanya, kami disini" sahut Peter.

Ketiga saudaranya menoleh ke arah Peter yang berjalan bersama Anne dengan tangan yang meggenggamnya. Tersenyum ke arah mereka yang baru saja datang.

"Maaf apakah sudah menunggu lama?" tanya Peter.

"Tidak terlalu" ucap gadis berambut pirang, Lucy.

Peter membawa istrinya untuk duduk bersama ketiga saudaranya. Menatap dirinya dengan penuh senyuman dan harapan, seolah inilah yang diinginkan oleh keluarga itu.

It was Love❤ Peter Pevensie Where stories live. Discover now