07

16.8K 1K 0
                                    

¤¤¤

Oops! This image does not follow our content guidelines. To continue publishing, please remove it or upload a different image.

¤¤¤

Geri terduduk cemas didepan ruang tindakan klinik. Sekitar pukul sebelas tadi Abian kembali terbatuk hebat, nafas anak itu juga mengi dan tersendat-sendat. Geri sudah mencoba memberikan pertolongan dengan Inhaler, namun sudah semprotan ketiga Abian tak kunjung membaik. Batuk masih terdengar serta nafasnya yang berbunyi, belum lagi panas anak itu malah semakin naik. Ditambah lagi keadaan cuaca yang kembali hujan, membuat Geri semakin dilanda khawatir. Hingga pria itu nekat membawa adiknya ke klinik terdekat, bermodal meminta bantun pada tetangga yang punya motor, tubuh adiknya ia pakaikan jas hujan, sedangkan ia dan tetangganya basah oleh air.

Air hujan masih menetes dari pakaian Geri yang basah, tetangga kontrakan juga sudah Geri suruh pulang saja, tak lupa mengucapkan terima kasih atas kebaikannya.

Ruang tindakan terbuka, Geri langsung bangun dari duduknya. Mendekat pada dokter jaga yang menangani adiknya.

"Sudah saya beri infus paracetamol, semoga demamnya cepat turun. Untuk asma Bian kita bicarakan besok, ada beberapa hal yang ingin saya sampaikan, tapi sepertinya tidak usah malam ini, kamu terlihat cukup kacau" Jelas sang dokter sambil melirik Geri dari atas sampai bawah.

Pria itu bahkan tidak mengenakan sendalnya. Pakaianya basah semua, hingga air hujan menetes dilantai.

Dokter kenal dengan Geri dan Abian, karena jika adiknya butuh penanganan medis ya klinik inilah tempatnya. Jadi dokter jaga disini sudah tau siapa Geri dan Abian. Lagian letak klinik tidaklah begitu jauh dari rumah kontrakan, ya walaupun kalau ditempuh dengan berjalan kaki memakan waktu, tapi bisa dikatakan masih cukup dekat.

"Saya tanyakan pada perawat laki-laki dulu, apa mereka bawa pakaian ganti lebih untuk kamu pinjam, kamu bisa ikutan sakit kalau tetap basah-basah begitu" Ujar sang dokter.

"Terima kasih Dok, boleh saya masuk buat liat adik saya?" Izinnya.

"Silahkan" Ucap sang dokter lalu berlalu dari sana.

Geri masuk kedalam ruang tindakan, dengan pelan Geri dudukan tubuhnya di kursi plastik disamping brankar adiknya. Geri pandang sendu wajah pucat Abian yang sedikit tertutup masker oksigen.

Geri elus lembut punggung tangan adiknya yang ter-infus, sambil memandangi wajah pucat yang tengah terlelap itu.

Tepukan di punggungnya membuat Geri menoleh.

"Ganti pakaian dulu sama yang ini, biar gak masuk angin" Titah dokter yang kembali dengan baju ganti untuk Geri.

Geri mengangguk pelan.

KATRESNAN [END]✔Where stories live. Discover now