09

16.3K 1K 7
                                    

¤¤¤

Oops! Bu görüntü içerik kurallarımıza uymuyor. Yayımlamaya devam etmek için görüntüyü kaldırmayı ya da başka bir görüntü yüklemeyi deneyin.

¤¤¤

Abian terus menggeleng saat perawat ingin memasangkan masker oksigen padanya. Anak itu terlihat kesulitan mengambil nafas, tapi enggan ditolong.

"Pakai ya Dek, biar gak sesak. Bian gak capek nafasnya susah gitu Dek" Bujuk perawat namun anak itu tetap menggeleng, air matanya bahkan masih terus turun.

"Gamau...Bian mau tunggu...Om aja" Balasnya terbata.

Perawat itu pasrah.

"Yaudah jangan nangis lagi, nanti tambah sesak" Ucap Perawat itu sambil mengusap pelan dada Abian.

"Bian" Suara tegas dan beribawa itu membuat Bian menoleh.

Anak manis sebelas tahun itu langsung bangun dan menerjang tubuh tegap Arrow.

"Om bantuin....abang" Ujarnya sambil menangis.

Arrow memeluk lembut tubuh Abian yang basah itu. Entah kenapa mendengar tangisan lirih Abian membuat Arrow juga merasa aneh dengan hatinya, seperti merasa terluka.

Arrow gendong tubuh kecil itu, lalu membawanya kesalah satu brankar yang teronggok disudut ruang.

Pria itu peka, saat nafas Abian yang terdengar aneh dan juga perawat yang sejak tadi disana sambil memegang masker oksigen.

"Pasangkan" Perintah Arrow pada perawat yang sejak tadi diam memperhatikan. Cukup terpukau pada wajah tegas dan tampan milik Arrow.

"Ah baik" Responnya sedikit kaget, perawat wanita itu langsung memasangkan masker oksigen pada Abian. Kali ini anak itu tidak menolak, mungkin karena sudah lelah dan dadanya semakin sakit. Atau cukup tenang karena kehadiran Arrow didekatnya.

"Tolong jelaskan apa yang terjadi disini?" Tanya Arrow pelan tapi tetap saja suaranya yang berat membuatnya terkesan tegas. Tangan kekarnya setia menggenggam tangan kecil Abian. Abian bahkan membalas genggaman itu erat, takut bila Arrow pergi.

"Abang dari Bian tidak sengaja tertabrak truk saat berlari dari kejaran warga, karena ia ketauan mencopet. Dan sekarang abangnya dirujuk ke rumah sakit karena alat di klinik tidak memadai. Jadi Bian menangis karena ingin bertemu abangnya" Jelas perawat itu sambil mengelus surai Abian yang tampak lemah.

"Ke Rumah sakit mana?" Tanya Arrow.

"RS. PERMATA" Jawab perawat itu.

"Fernon, tangani" Perintahnya pada Fernon yang sejak tadi berdiri didekat sana.

"Baik Tuan" Ucap Fernon lalu mengeluarkan ponselnya. Tangan kanan Arrow itu lekas menghubungin kenalannya dan membereskan apa yang Tuan-nya minta.

KATRESNAN [END]✔Hikayelerin yaşadığı yer. Şimdi keşfedin