38. MISTERIUS DAN RENCANA

281 44 23
                                    

"Rencana tinggallah rencana."

___________________________________________
___________________________________________

Jingshi - jam 07.49 pagi

YIBO duduk lemas menyaksikan rekaman video pembalasan dendam untuk Ricky. Bukan hal mengejutkan jika yang melakukan itu adalah orang-orang setipe Rei, Rain maupun Zuu. Namun ketika eksekutornya adalah Prof. Yuan yang Yibo ketahui tidak cocok berbuat demikian, terasa mengagetkan dan seolah di luar nalar.

"Ini beneran dia, Ryan?"

"Benar, Tuan Muda." Jawab sang hacker Keluarga Jiang ketika menyerahkan hasil rekaman CCTV ke Jingshi. "Informasi mengenai Prof. Yuan begitu rahasia, sulit sekali untuk saya menembusnya meski berkali-kali dicoba. Setiap detail tentang dia disimpan rapat-rapat seperti informasi rahasia aparat negara. Tapi sedikit ada hasil meski sangat kecil."

Yibo menegakkan punggung dari sandaran sofa, dia memperhatikan Ryan Lim yang menjelaskan.

"Apa itu?"

"Anda ingat ketika Tuan Muda Feiyu diculik oleh rival mafia Singa Hitam?"

"Dia yang ngirim van medis, 10 anak buah bersenjata dan 1 mobil senjata api." Yibo membelalakkan mata saat menyahutu informasi hacker senior tersebut. "Ya Tuhan, kenapa aku baru ngeh sekarang? Kala itu, keadaan emang bener-bener genting dan aku nggak bisa membagi waktu ke hal tentang Profesor. Jangan bilang dia sebenarnya..."

"Kecurigaan anda?"

"Mafia juga!" Yibo berseru cukup nyaring, hal mengagetkan luar biasa saat tawa seseorang menyahutinya.

"Rain, maaf kami me--"

"Menyelidiki Guru?" Rain berjalan mendekat, di punggung tersampir pedang bersarung putih gading. "Wajar karena sekarang beliau cukup mencurigakan."

Yibo diam, memperhatikan gerak-gerik pengawal juniornya dengan ekspresi setengah nelangsa, bingung juga jengkel. Mau sampai kapan Keluarga Wang tersayang harus berhubungan dengan pengurus dunia bawah tanah?

"Duduk, Rain. Kamu sedang hamil, jangan terlalu lama berdiri."

Ketika berkata demikian, sebenarnya Yibo bergidik membayangkan sebringas apa pemuda secantik peri putih itu kemarin. Jadi berdiri berjam-jam tidak akan menjadi masalah besar untuk Rain jika saja Yibo tidak memikirkan janin si pengawal.

"Terima kasih, Tuan Muda." Rain duduk di sebelah Ryan Lim, sedikit membenturkan lutut pada kaki pria berumur tersebut sebagai sapaan. "Apa kabar, Senior Ryan? Tambah banyak aja tuh keriputnya."

Ryan Lim mendengus. "Dari awal sampai sekarang, kamu selalu kurang waras."

"Kewarasanku cuma untuk beberapa orang."

"Termasuk untuk Ken?"

Rain tertawa kencang, tidak canggung sama sekali membuka mulut di hadapan bos. "Kalau sama dia, aku malah makin nggak waras, bwahahahaha..."

Ryan Lim mencibir acuh, "dih, sudah kuduga. Otakmu pintar tapi diameternya emang secuil."

Alis Yibo berkedut mendengar lelucon senior dan junior itu, dia ingin nimbrung tapi tidak cukup punya humor untuk keduanya.

"Jadi gimana?" Suara sang bos besar terdengar, Ryan Lim segera berdehem.

"Apa benar ayah angkat sekaligus adik iparmu...ah, agak terdengar aneh ya. Hehe~"

Rain mendelik sebal pada Ryan Lim, dia berkata, "nggak usah sok polos deh, ah. Biasa aja kali."

"Ya sudah, kusebut Prof. Yuan sebagai ayahmu saja biar seperti dulu. Jadi dia sebenarnya siapa? Kulihat ayahmu itu punya andil besar dalam hal persenjataan. Kamu pasti faham kenapa aku dan Tuan Muda sampai curiga begini, kan? Prof. Yuan bahkan bisa mengirimkan banyak senjata waktu Tuan Muda Feiyu diculik mafia. Kamu dengar? Mafia. Tuan Muda Feiyu diculik bukan oleh penjahat abal-abal."

MAMA KELINCI🐇(Yizhan) S3Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang