"Orang tua akan melakukan apa saja demi kenyamanan anak-anak mereka, bahkan akan memberikan daging tubuhnya sendiri agar anak-anak tidak kelaparan."
__________________________________________
__________________________________________Penjara - jam 09.12 pagi
YIBO mengesampingkan pekerjaan di agensi dan perusahaannya sejenak, demi bisa mendatangi lapas di mana Yelim dipenjara. Bukan karena rasa iba, melainkan karena ingin memastikan wanita itu ada dalam kondisi menyedihkan.
"Silahkan tunggu sebentar, Tuan Wang. Napi akan kami bawa keluar."
Yibo duduk tenang di kursi depan meja kayu besar. Ada Zuu dan He Peng bersamanya, di mana 2 pria itu sama-sama menjabat sebagai ketua pengawal. Meski demikian, Yibo tetap mengapresiasi para sipir yang memberi peringatan, supaya Zuu maupun He Peng tidak mempergunakan senjata selama berada di sana. Tidak melulu tentang ketidakadilan akibat uang dan jabatan, para sipir dengan tegas membatasi berapa lama Yibo boleh berkunjung.
Srekk... Langkah kaki sedikit bergesekan dengan lantai, terlihat kaki indah khas wanita tapi tanpa alas. Yibo tersenyum kecil melihat tubuh Yelim yang semula ramping nan ideal, kini menjadi sangat kurus tak terurus. Rambut wanita tersebut kusut tanpa perawatan lagi.
"Bahkan Nathan nggak mampu memberi pertolongan, Yelim. Pasti kamu betah berada di sini. Pernah bercermin? Wajahmu sudah nggak glowing lagi."
Sapaan tidak ramah dari Yibo membuat Yelim seketika emosi, lalu...
"Cuih!" Wanita itu berdiri dan nekat meludahi si pria Wang, sampai--
"TAHAN, TUAN!"
Sipir berteriak pada Zuu yang nyaris membanting Yelim ke tembok. Sipir lain mendorong wanita tersebut dengan kasar agar kembali duduk. Berbeda dengan He Peng, pengawal tersebut masih bisa menahan diri dan hanya melotot penuh peringatan. Andaikata mereka dan Yelim tidak sedang di lapas, sudah dipastikan Zuu akan memotong lidah Yelim tadi.
"Bajingan... Orang kaya bajingan! Aku bersumpah akan menghabisimu saat bebas nanti, Wang Yibo!"
"Tolong bersikap kooperatif, Nona Yelim. Tindakanmu bisa diberi ganjaran!" Sipir memperingatkan sehingga Yelim terpaksa menggeram saja.
Dengan suara tenang serta dibuat pelan, Yibo mulai berbicara pada Yelim. Dia harus berhati-hati melontarkan kata-kata, sebab sipir penjaga tetap berjaga di setiap sisi mereka.
"Jangan mimpi di siang bolong, takutnya malah mendung dan hujan lebat. Saat ini, kamu hanya bagai kerupuk kesukaan anakku. Air liurnya yang harum bisa menghancurkan kerupuk itu dengan mudah. Jangan bayangkan dirimu adalah kerupuk, Yelim. Aku bisa membuatmu terpenjara seumur hidup, kecuali jika mungkin A'Yi memberi penawaran. Sayang sekali, putraku yang manis dan lebih cantik darimu itu masih koma. Ketahuilah, Yelim. Aku benar-benar akan menghancurkan hidupmu, bahkan di saat kamu terlindungi oleh hukum dan jeruji besi. Sudah kuperingatkan juga dari awal, bahwa Nathan sepupumu yang seorang jaksa hebat, nggak akan mampu membawakan angin luar sehembus pun."
KAMU SEDANG MEMBACA
MAMA KELINCI🐇(Yizhan) S3
RomanceYibo dan Zhan dibuat syok mendengar teriakan anak bungsu mereka di kamar mandi. Ketika diperiksa, yang terlihat adalah genangan darah di lantai, serta Hui yang menangis histeris. "Astaga, Dedek!" "Mama... Dedek takuuut." _ _ "Kondisi anak kalian saa...