2. I'm a leaf-shaped shadow

21 4 7
                                    

Seth boleh dibilang cukup gila untuk menyampaikan gagasan liarnya di tengah kafetaria yang masih dipenuhi bisikan-bisikan penasaran pada meja mereka. Kendati demikian, Seth tetap melanjutkan seolah mereka hanya batu apung yang terlempar dari gunung dan kebetulan mendarat di kafetaria sebagai badut banyak bicara. "Dia mungkin sempat berkelahi dengan sesorang sebelum tergelincir dan jatuh."

"Apa maksudmu?" Percival memberanikan diri bertanya lebih dulu guna memecah kesunyian yang sangat tiba-tiba bersamaan dengan datangnya tatapan lapar akan pemecahan misteri puluhan pasang mata ke meja mereka. Dia tahu ini tak akan berjalan baik.

Reginald mendadak berdiri di atas meja penuh percaya diri. "MALAM INI AKU AKAN MENYATAKAN CINTA PADA GURU MATEMATIKA KITA YANG PALING GARANG." Reginald mengatakannya dengan lantang dan yakin seolah ucapannya itu serupa wahyu Tuhan. Ia memainkan perannya sebagai pembuat onar dengan begitu niat tanpa keraguan, atau mungkin memang sudah kebiasaanya menciptakan keributan dan kegaduhan yang bakal mengundang lebih banyak rumor untuknya.

Kemudian ia berlari keluar kafetaria diikuti sebagian besar pengunjungnya bagai selebritas yang baru saja mengumumkan sebuah skandal perselingkuhan dirinya sendiri dengan amat bangga. Percival menarik rambutnya frustrasi. "Kadang-kadang aku lupa kalau Reggie punya cukup banyak penggemar sinting yang percaya dia utusan dewa dan sedang magang sebagai siswa."

Kafetaria sekarang sangat sepi, hanya ada satu atau dua murid yang tak lepas dari pena dan kertas di tangannya. Mungkin anak-anak tingkat akhir yang sedang bersiap menggeluti ujian masuk universitas.

"Kenapa kau berpikiran begitu?" Jese melempar kembali percakapan yang sempat terpotong akibat ulah Reginald.

Seth duduk di sebelahnya dan meminum air limun merahnya dulu sebelum menjawab. "Ada tanah yang sangat berbeda dengan jenis tanah di luar jendela kamar kita."

Percival bergeser mendekati suara Seth yang kini sudah lebih pelan, seolah ia baru sadar perbuatannya tadi membuat Reginald lagi-lagi harus mengalihkan perhatian semua orang. Secara tidak tertulis, Reginald dalam sistem pertemanan mereka selalu bertugas sebagai pengalih perhatian dengan pesonanya yang penuh kilauan bak dewa sungguhan—walau kenyataannya ia cuma pandai bicara untuk melatih lidahnya mencari pembenaran atas kelakuan usilnya acap kali dipanggil ke ruang detensi.

"Tanah itu lebih basah dan gelap daripada tanah yang digunakan untuk menanam bunga di pinggir bangunan asrama," Seth melanjutkan. Kemudian ia membuka buku anatomi mayatnya dengan hati-hati, buku itu sudah agak tua dan lapuk. Percival sangat heran mengapa Seth bahkan masih mempertahankannya seakan itu adalah sebuah surat wasiat berisi peta menuju lusinan koleksi mayat kesukaan Seth.

"Tapi kata polisi tak ada memar, kan? Dia seperti tidak melakukan perlawanan."

Seth mengangguk. "Mungkin pengetahuan di dalam buku ini juga perlu diperbarui. Ada bagian tubuhnya yang kukira memar samar, tetapi mungkin bukan."

"Lalu kenapa kau masih terus membawanya kemana-mana?" Percival menginterupsi. Kadang-kadang dia risih melihat bagaimana Seth seperti terlalu mengagungkan buku lawas dengan bau kurang sedap tersebut.

"Karena buku ini selalu menemaniku kemana pun aku pergi."

Tak banyak yang mereka tahu tentang Seth, lelaki itu bagai kabut yang menyembunyikan segalanya dan bisa menghilang kapan saja. Seth diliputi banyak misteri, bahkan teman-temannya sendiri masih sangat mempertanyakan dari mana ilham kecintaannya terhadap mayat datang.

"Memangnya kau pernah pergi ke mana selain ke asrama dan rumahmu?" Percival sangat menyangsikan anak itu bisa bertualang lebih jauh daripada seputar dua lokasi itu, sebab Seth itu buta peta. Seth hanya melihat peta serupa jalur pembuluh darah dan otot—sebenarnya ini cuma pemikiran songong Percival. Sebenarnya Seth itu lumayan lugu dan kikuk, Percival tak yakin anak itu dapat bertahan satu hari tanpa dirampok atau ditipu pedagang lokal di lokasi pariwisata.

Dies Iræ [DWC NPC 2024]Место, где живут истории. Откройте их для себя